Bawang Putih Penyumbang Inflasi Kota Malang 0,44 Persen

Bawang putih, merupakan penyumbang inflasi Kota Malang.

Kota Malang, Bhirawa
Menjelang Ramadhan Angka inflasi Kota Malang cenderung mengalami tren kenaikan. Jika pada Maret lalu inflasi sebesar 0,36 persen, namun di bulan April 2019 mengalami kenaikan menjadi 0,44 persen. Inflasi Kota Malang ini lebih tinggi dari inflasi Jawa Timur sebesar 0,41 persen. Kenaikan harga tiket pesawat dan mahalnya komiditi bawang putih menjadi penyumbang tinggi.
Sunaryo, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang, memgutarakan, berdasarkan catatan BPS selama tiga tahun terakhir, inflasi Kota Malang memang akan mengalami kenaikan pada periode Maret-April. “Inflasi bulan April yang tertinggi terjadi pada tahun 2015 sebesar 0,49 persen,” tutur Sunaryo, Kamis (2/5) kemarin.
Ia menjelaskan, komoditi utama penyumbang inflasi adalah kenaikan harag tiket pesawat sebesar 11,58 persen, kemudian disusul kenaikan harga bawang putih sebesar 31,3 persen. Selain dua komodiats tersebut, kenaikan harga bawang merah, cabai merah, telur ayam ras, tomat sayur, semen dan bahan makanan lainnya juga turut menyumbang inflasi. “Harga tiket pesawat dan bawang putih ini sudah dua bulan berturut-turut menyumbang inflasi, jadi perlu diwaspadai,” katanya.
Inflasi lanjutnya, mayoritas disumbang oleh bahan makanan. Sedangkan untuk tiket pesawat kewenangan penentuan harganya berada di tangan pemerintah pusat, sehingga pemerintah daerah tidak bisa berbuat apa-apa. Meski sejumlah komoditi turut menyumbang inflasi, namun sejumlah komoditi lainnya menjadi penghambat inflasi.
Di antaranya penurunan harga beras, daging ayam ras, kentang, cabai rawit, tarif listrik, serta bahan makanan lainnya. “Untuk beras harganya memang cenderung turun kaerna saat ini sudah memasuki masa panen. Kami berharap harganya terus stabil seiring dengan tersedianya stok,” ujar Sunaryo.
Angka inflasi Kota Malang bulan April 2019 ini berada di urutan kedua kota di Jawa Timur dengan angka inflasi terbesar setelah Kabupaten Jember. Menjelang Ramadan, Harga Bawang Putih di Malang Tembus Rp 70 Ribu.
Patut diketahui, harga sejumlah kebutuhan pokok masyarakat mulai mengalami kenaikan signifikan menjelang bulan Ramadan. Salah satunya komoditi bawang putih. Di Pasar Besar Malang, harga bawang putih jenis cutting mencapai Rp 70 ribu per kilogram. Sementara untuk bawang putih jenis sinco mencapai Rp 56 ribu per kilogram. Padahal, harga normal bawang putih sebesar Rp 24 ribu per kilogram.
Agus Salam, salah seorang pedagang bumbu dapur di Pasar Besar Malang mengatakan, kenaikan harga bawang putih terjadi sejak sebelum momen Pemilu 17 April lalu. Kenaikan itu terjadi akibat stok bawang dari distributor yang menipis. “Masuknya barang dari luar terlambat, jadi barangnya susah. Mungkini ini semacam permainan stok dari pedagang-pedagang besar atau importer,” kata Agus.
Meski harganya mahal, namun pedagang mengeluhkan kualitas bawang yang buruk. Jika biasanya pembeli membeli bawang putih cutting karena dari sisi rasa dan aroma lebih kuat. Namun, sekarang banyak yang memilih jenis sinco karena harganya lebih terjangkau. “Biasanya harga bawang cutting hanya selisih sekitar Rp 5 ribu per kilogram, saat ini selisihnya cukup banyak,” ungkapnya.
Selain bawang bawang putih, sejumlah komoditi lainnya juga mengalami kenaikan harga, seperti cabai merah besar dari sebelumnya di kisaran Rp 18-20 ribu per kilogram, kini menjadi Rp 35 ribu per kilogram. “Kalau cabai rawit mulai naik sedikit, dari Rp 20 ribu menjadi Rp 24 ribu per kilo,” ujarnya.
Sementara itu, di Pasar Oro-Oro Dowo Kota Malang, komoditi sayur mayur, telur dan ayam juga mengalami kenaikan. Di pasar tersebut, harga bawang putih mencapai Rp 60 ribu per kilogram. “Harga bawang putih naik terus, mulai Rp 36 ribu, Rp 45 ribu hingga saat ini mencapai Rp 60 ribu. Kenaikannya sejak sebulan terakhir,” tutur Wasita, salah satu pedagang.
Meski harga bawang putih melonjak, harga bawang merah justru mengalami penurunan. Dari harga awal Rp 48 ribu per kilogram menjadi Rp 40 ribu per kilogram. Harga tomat juga turun dari Rp 22 ribu menjadi Rp 12 ribu per kilogram. “Kalau untuk cabai rawit stabil seharga Rp 25 ribu per kilogram,” tandasnya. [mut]

Tags: