Bayar SPP, Dindik Jatim Imbau Sekolah Gunakan Bank Jatim

Dindik Jatim, Bhirawa
Pembayaran Sumbangan Pendanaan Pendidikan (SPP) SMA/SMK negeri di Jatim akan lebih praktis. Sebab, wali murid bisa melakukan transaksi pembayaran melalui perbankan. Sehingga, anak tidak perlu membayar sendiri ke sekolah.
Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur Saiful Rachman, pembayaran SPP untuk sementara ini masih manual. Ke depan, hal itu akan diubah melalui perbankan. Pihak sekolah pun tidak perlu bingung mencari bank rekanan.
“Karena SMA/SMK di bawah pengelolaan Pemprov Jatim, maka bank yang digunakan pun Bank Jatim. Ini sudah bisa dimulai Februari nanti,” katanya, kemarin (29/1).
Dengan menggandeng perbankan, pembayaran bisa melalui anjungan tunai mandiri (ATM). Dengan begitu, siswa atau orang tua tidak perlu datang ke bank. “Ini lebih praktis, bisa langsung ke ATM,” tuturnya.
Walimurid yang tidak memiliki tabungan Bank Jatim, tidak masalah. Terpenting, pembayaran SPP ditujukan ke sekolah sesuai rekening di Bank Jatim yang ada. Seandainya terlambat melakukan pembayaran, ujar dia, tentu nanti akan ada mekanisme pemberitahuannya.
“Pembayaran SPP dilakukan online, sama seperti gaji online untuk guru-guru,” katanya.
Informasi tentang pembayaran SPP itu, jelas dia, akan dioptimalkan melalui cabang dinas pendidikan di masing-masing 31 kabupaten/kota. Selanjutnya, pihak Bank Jatim akan dikoneksikan untuk bisa turun ke sekolah-sekolah. Dengan begitu, pihak sekolah tidak perlu bingung mencari bank rekanan.
Kepala SMAN 15 Khoiril Anwar mengatakan, belum menetapkan bank rekanan untuk pembayaran SPP. Sebab, pihaknya masih menunggu petunjuk teknis tentang pembayaran SPP. Termasuk bank yang akan dipilih untuk menampung uang SPP. Saat ini, terang dia, sebagian siswanya sudah membayar SPP.
“Tapi sifatnya masih titipan. Wali murid yang sudah siap membayar dan khawatir uangnya terpakai untuk kebutuhan lain, menitipkan uangnya ke sekolah. Beberapa ada yang nitip dulu, silahkan,” katanya.
Perihal bank rekanan, imbuh dia, memang belum ada sosialisasi dari instansi terkait. Namun, ke depan, pembayaran SPP memang diharapkan bisa melalui bank agar lebih praktis dan efisien. “Kalau sudah ada bank yang ditunjuk, akan lebih baik,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala SMKN 6 Surabaya Siti Rochanah menuturkan, pembayaran SPP di sekolahnya masih dilakuan secara manual. Sekolah membagikan kartu pembayaran kepada siswa. Kemudian, mereka yang ingin membayar bisa langsung menyerahkan ke bagian Tata Usaha (TU).
“Sebenarnya, sudah ada tiga bank yang menawarinya untuk bekerja sama. Namun, belum ada satupun yang disetujuinya. ‘Masih belum sreg,” kata dia.
Meski demikian, jumlah siswa yang telah membayarkan SPP masih sedikit. Dari 2.300 siswa di sekolah itu, baru 60 orang yang membayar. Namun, pihak sekolah tetap optimis permasalahan keuangan bisa terselesaikan. Apalagi, saat ini masih masuk bulan Januari.
“Untuk pembayaran listrik sementara masih pinjam. Mudah-mudahan Februari nanti sudah banyak yang membayar. Sebab, pemasukan sekolah kini hanya bergantung dari SPP dan BOS dari pemerintah pusat,” pungkas dia. [tam]

Tags: