Bayi Cacat Wajah Butuh Bantuan di Kabupaten Pamekasan

Direktur PR. Ayuda, Bambang Budianto, beri bantuan.

(Direktur PR Ayuda Beri Santunan)
Pamekasan, Bhirawa
Bayi perempuan terlahir cacat dibagian wajah, asal Dusun Barat, Desa Jarin, Kecamatan Pademawu, Kabupaten Pamekasan, kondisi fisik membaik setelah dirawat di RS dr. Slamet Martodirjo Pamekasan.
Sang Bayi, lahir pada Rabu pagi tanggal 8 Januari 2020, anak ke empat
pasangan suami-istri (pasutri) Abdurahman dan Asma Leni (28) membutuh dana. Keluarga ini selain tidak mampu juga tidak memiliki kartu BPJS Kesehatan.
Abdurahman mengungkapkan, ia dan keluarga belum mengambil keputusan karena masih menunggu kebijakan pihak Rumah Sakit. “Saya berterima kasih kepada bapak Kepala Desa, Pemerintah, khususnya Dinas Sosial, anak kami bisa dirawat di rumah sakit tersebut,” ucapnya.
Demikian, Abdurahman dan keluarga, kini merasa gundah karena apakah sang bayi tetap dirawat di sana atau diambil tindakan lanjutan (operasi, Red), kini ia masih menunggu apalagi diinformasikan sang bayi akan dipulangkan.
“Gmana ya Pak, anak dipulangkan gmana cara merawatnya. Cacat bawaan sejak lahir, kini untuk memdapat asupan makanan harus lewat selang. Kami tidak mengerti urusan semacam itu,” ungkap Ny. Asmalaini, kepada Bhirawa di rumah gedek berukuran 4 x 6 meter ini.
Harian Bhirawa bersama Direktur PR Ayuda. Abdurrahman, memohon agar sang bayi untuk tidak dipulangkan dulu. Kami khawatir kondisi sang semakin memburuk. “Kami takut, dilihat kondisi rumah kami, nanti kondosinya semakin memburuk,” pintanya.
Pria berusia 34 tahun ini bekerja sebagai buruh serabutan, yang penghasilan sehari-hari tidak menetu ini. Abdurrahman berharap, ada uluran tangan darmawan atau pemerintah untuk membantu membiayai operasi dan pengobatan buah hatinya.
“Kalau ada bantuan biaya operasi, obat dan perawatan. Saya sangat bersedia. Saya ingin anak saya bisa hidup dengan normal,” tutur Leni, dengan isak tangis, sesekali mengusap air mata memakai kerudung.
Sementara, Direktur PR Ayuda, Bambang Budianto dengan keiklasan hati memberi bantuan kepada pasutri mengalami ujian ini. “Saya peduli bukan karena pabrik rokok ada di Desa Jarin. Saya kelahiran di sini, bentuk perhatian agar kita sesama tergugah untuk membantu,” ucapnya. (din)

Tags: