Bayi Hidrosefalus Warga Pandansari Butuh Bantuan Biaya

Ahmad Wildan asal Desa Pandansari, Kec Poncokusumo, Kab Malang yang terkena penayikit hidrosefalus, kini dalam perawatan di RSSA Kota Malang. [cahyono]

Kab Malang, Bhirawa
Pasangan suami-istri warga Desa Pandansari, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang Samin (38) dan Syamsita (33) sangat cemas begitu melihat putranya  Ahmad Wildan yang lahir pada 16 Agustus 2017 terkena penyakit hidrosefalus atau penyakit yang terjadi akibat gangguan aliran cairan di dalam otak (cairan serebro spinal). Sehingga menyebabkan pembesaran pada otak, dan terus membesar.
Orang tua bayi yang pekerjaan sehari-harinya sebagai buruh tani lepas mengaku tidak mampu untuk mengobati penyakit sang anak yang baru berusia 45 hari itu. Dengan bantuan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Lumbung Informasi Rakyat (LIRa) Kabupaten Malang dan masyarakat Desa Pandansari, maka pada Sabtu (30/9) siang, sang bayi dibawa ke Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Kota Malang dengan biaya swadaya atau warga setempat melakukan urunan dan terkumpul uang sebesar Rp 5 juta.
“Sebab kondisi saat itu cukup darurat, meski fasilitas asuransi kesehatan dari Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) dan Kartu Indonesia Sehat (KIS) itu belum dapat digunakan, maka LIRa dan warga memberikan bantuan biaya secara urunan agar Ahmad Wildan segera mendapatkan penanganan medis,” ungkap Bupati LIRa Malang HM Zuhdi Ahmadi, Rabu (4/10), kepada Bhirawa.
Menurutnya, Wildan anak pasangan Samin dan Syamsita belum terdaftar pada Jamkesda dan KIS, karena orang tuanya belum mendaftarkan ke kantor desa. Namun saat ini, pihaknya telah berupaya membantu untuk mengurus Jamkesda atau Kartu Indonesia Sehat (KIS) atas nama Ahmad Wildan yang saat ini sedang dalam proses kepengurusan. Sehingga diharapkan, agar para dermawan mau menyumbangkan sedikit hartanya untuk membantu perawatan bayi yang terkena penyakit hidrosefalus, dan kini masih dilakukan perawatan di ruang khusus anak RSSA Kota Malang.
“Kami membantu orang tua Wildan, karena untuk meringankan beban mereka agar anak ketiganya itu bisa sembuh dan hidup normal seperti anak-anak yang lainnya. Karena bayi yang dilahirkan itu sebelumnya normal, tapi setelah beberapa minggu muncul benjolan di kepala, dan semakin hari semakin membesar,” terang Zuhdi.
Selain itu, kata dia, LIRa kini juga sudah mengajukan bantuan kepada Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Malang, agar lembaga tersebut juga mau membantu pengobatan Wildan. Karena kedua orang tua dia benar-benar tidak mampu, dan syukur-syukur Dinsos mau meng-cover semua biaya pengobatan. Sementara ini, pihaknya juga telah menggalang bantuan kepada para donatur agar mereka juga bisa membantu mereka.
Hal ini juga dibenarkan, salah satu warga Desa Pandansari Ali Usman, jika anak pasangan Samin dan Syamsita yakni Ahmad Wildan terkena penyakit kepala membesar. Sehingga dengan melihat kondisi bayi tersebut kepalanya semakin membesar, maka warga Desa Pandansari bersama LIRa Kabupaten Malang secara urunan mengumpulkan uang untuk pengobatan Wildan ke RSSA Kota Malang. Karena biaya pengobatan untuk sementara ini tidak dijamin oleh Jamkesda maupun KIS. “Itu disebabkan, anak tersebut belum didaftarkan oleh kedua orang tuanya, sehingga biaya pengobatan dilakukan secara mandiri,” ujarnya.
Untuk saat ini, kata dia, pihak Pemerintah Desa (Pemdes) Pandansari dan LIRa sudah melakukan upaya untuk menguruskan Jamkesda dan KIS, agar biaya pengobatan selanjutnya bisa di cover asuransi kesehatan. Dan bahkan, pihak desa sudah melaporkan ke Dinsos Kabupaten Malang, dengan harapan Dinsos bisa segera memberikan solusi sebelum Jamkesda dan KIS menjamin pengobatannya. [cyn]

Tags: