Bayi Kiriman Dinsos Jatim Positif HIV

Dodo Anondo

Dodo Anondo

Surabaya, Bhirawa
Bayi terlantar (Usia 4 bulan, red) dari Dinas Sosial (Dinsos) Jatim yang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Soetomo Surabaya dinyatakan positif HIV/AIDS.  Kepastian kondisi bayi ini diketahui setelah menjalani uji lab selama dua minggu. Selain positif HIV bayi tersebut juga positif penyakit TBC.
”Kita baru berani menyatakan bayi tersebut positif atau tidak setelah melakukan tes polymerase chain reaction (PCR),” kata Direktur RSUD dr Soetomo Surabaya, dr Dodo Anondo MPH.
Dodo menyatakan, sebelum dirawat di rumah sakit keadaan bayi tersebut terlihat sangat kurus. Jika ditimbang berat bayi tersebut hanya memiliki berat badan 3,3 kg akantetapi setelah tiga minggu dirawat berat badannya naik menjadi 3,8 kg. Dengan perawatan yang intensif diharapkan berat badan bayi tersebut dapat naik secara signifikan.
‘Idealnya berat badan bayi usia 4 bulan 5 sampai 6 kg . Untuk itu saat ini kita berusaha untuk meningkatkan berat badan dengan memberikan tambahan asupan gizi pada bayi,” ujarnya.
Dodo menambahkan, sampai dengan ditangani RSUD dr Soetomo, kondisi bayi tersebut terus membaik dan saat ini ditempatkan di  bagian anak.
Dipaparkannya, saat ini yang perlu diperhatikan rumah sakit adalah bagaimana kondisi bayi tersebut selama 1 bulan ke depan semakin baik. Rumah sakit akan memberikan obat ARV dan anti TBC agar kesehatan bayi tersebut membaik.
”.Untuk virus HIV memang tidak dapat disembuhkan akan tetapi dengan pemberikan ARV akan menghambat virus HIV untuk tidka berkembang biak secara cepat. Sedangkan untuk obat anti TBC harus diberikan kepada bayi karena untuk menyembuhkan penyakit TBC-nya,” ucapnya.
Lebih lanjut Mantan Kepala Dinkes Jatim ini mengaku, dalam perawatan bayi pihaknya berjanji akan merawat bayi tersebut hingga kondisinya lebih baik. Untuk biaya perawatan di rumah sakit akan ditanggung penuh oleh Soetomo sepenuhnya hingga ada pihak atau dinas yang bersedia menanggungnya.
”Untuk masalah bayi ini harusnya tanggung jawab Dinsos Jatim (Setelah kondisi bayi membaik di rumah sakit, red) akan tetapi masalah ini perlu ada kordinasi dan kerjasama antara Dinsos dengan Dinkes Jatim,” ucapnya.
Ke depan Dodo berharap dengan adanya kasus bayi HIV diharapkan pihak Dinsos Jatim tidak terlalu takut untuk merewat bayi tersebut. Menurutnya, ketidaksiapan Dinsos dalam merawat bayi HIV disebabkan karena kurang pemahaman tentang bagaimana marawat bayi HIV.
”Terus terang bayi tersebut jika perawatan baik di Dinsos tidak akan menularkan virusnya hal ini dikarenakan penularan HIV hanya dapat terjadi karena hubungan intim dan gonta-ganti jarum suntik. Jika dilihat penularannya sangat sulit ditularkan pada orang lain, karena bayi tersebut tidak mungkin melakukan hal tersebut,” tegasnya. [dna]

Keterangan Foto : dr Dodo Anondo MPH.

Rate this article!
Tags: