Baz Kabupaten Sidoarjo Bantu Rehab RTL Milik Janda Miskin

Wabup Sidoarjo, Nur Ahmad Syaifudin, bersama Baznas dan LAS di Sidoarjo menyerahkan santunan untuk rehab rumah tidak layak, milik janda miskin. [alikus/bhirawa]

Sidoarjo, Bhirawa
Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Sidoarjo bersama dengan enam Lembaga Amil Zakat (LAZ) yang ada di Kab Sidoarjo, bersama-sama memberi santunan untuk merehab Rumah Tidak Layak (RTL) huni, milik janda miskin di Desa Sambungrejo, Kec Sukodono.
Awalnya santunan yang akan diserahkan pada ibu Saini (62 ), Rabu (25/9) kemarin, sebesar Rp17.5 juta. Namun akhirnya saat penyerahan oleh Wabup Sidoarjo, Nur Ahmad Syaifudin, yang juga sebagai penasehat Baznas Sidoarjo itu, digenapi menjadi Rp20 juta. Usai penyerahan santunan, dirinya meminta agar rehab RTL huni milik warga miskin yang berukuran 8 kali 5 meter itu, betul-betul dituntaskan.
”Apa yang dilakukan Baznas Sidoarjo dan LAZ Sidoarjo ini, saya harap bisa dicontoh pihak lain, dalam upaya mengentaskan kemiskinan di Sidoarjo,” dalam kesempatan itu.
Nur Ahmad mengatakan, ada tiga tugas pemerintah kepada rakyatnya. Pertama, mensuport kehidupan rakyatnya yang miskin. Agar bisa berubah lebih baik. Kedua, mensuport rakyatnya yang hidupnya menengah. Seperti UMKM, agar bisa terus mandiri dan bersaing. Dan ketiga, menata kehidupan rakyatnya yang kaya, seperti konglomerat, supaya tidak sampai memakan rakyat yang kecil. Maka itu, dirinya sangat setuju, bila APBD lebih banyak diprioritaskan untuk rakyat yang kondisinya miskin.
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Ketua 3 Baznas Sidoarjo, Ilhamudin, mengajak semua pihak bersama-sama mengentaskan kemiskinan di Sidoarjo. Menurut dirinya, Kab Sidoarjo yang kelihatannya megah itu, masih banyak kaum farkir miskin yang perlu dibantu.
Pj Kades Sambungrejo, Tatang Karmuji, mengatakan di desa itu masih ada sekitar tujuh rumah milik warga desa yang dianggap masih dalam kondisi tidak layak huni. Pemilik adalah rata- rata janda miskin atau juga sang suami dalam kondisi yang sakit.
Ibu Saini yang menerima bantuan menangis dan terharu. Dan mengucapkan terima kasihnya. Karena selama ini tidak mempunyai rumah yang layak. Sebab selama ini rumah hanya terbuat dari gedhek atau bambu. Untuk mencukupi kehidupan tiap hari, Bu Saini bekerja sebagai pengantar anak sekolah. Dulu mempunyai usaha jualan rujak, tapi akhirnya tutup. Selama ini dirinya hidup berdua saja dengan anak perempuannya, yang dalam kondisi stunting. [kus]

Tags: