Baznas Kota Malang Pelopori Warung Infak

Baznas Kota Malang Pelopori Warung InfakKota Malang, Bhirawa
Badan Amil Zakat Nasional  (Baznas) Kota Malang, menjadi pelopor berdirinya Warung Infak. Warung infak itu, digagas untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat miskin yang merupakan anggota Baitul Mal, binaan Baznas Kota Malang.
Wali Kota Malang Muhammad Anton, usai meresmikan Warung Infak, Kamis (30/7) kepada wartawan mengatakan warung infak bernama Abahe Wong Cilik itu,  merupakan upaya untuk memberikan bantuan kepada masyarakat kecil yang ingin makan tetapi uangnya terbatas.
“Ini salah satu program mengentas kemiskinan, semua masyarakat miskin yang menjadi binaan Baznas di Kota Malang, boleh makan sepuasnya, mereka hanya diharuskan  untuk membayar infak seihlasanya,” tutur Abah Anton.
Sebenarnya, lanjut Abah Anton, makanan di Warung Infak itu diberikan secara sukarela kepada masyarakat miskin. Hanya saja mereka selain harus menjadi anggota Baitul Mal, mereka juga dibelajari untuk berinfak.
Ini dimaksudkan untuk memberikan peningkatan Iman dan Taqwa bagi masyarakat kecil, dan membuat kesan bahwa masyarakat kecil juga bisa berinfak. Meski sebenarnya tanpa harus membayar infakpun mereka tetap bisa menikmati makanan, karena di warung tersebut telah di biayai oleh Baznas.
Baznas diberi kepercayaan untuk menyalurkan infak dari para PNS di Kota Malang. Infak tersebut sebenarnya disalurkan untuk pengembangan dan untuk bantuan langsung secara konsumtif. Bantuan secara konsumtif itu diberikan melalui bentuk sembako dan makanan di Warung Infak ini.
Sementara itu, Ketua Baznas Kota Malang, Fauzan Zenrif, menambahkan pengelolaan Warung Infak itu, akan dimulai pada Bulan Agustus 2015 ini, setiap masyarakat miskin yang makan di Warung Infak, tidak ditarik biaya, karena makannya sudah dibeli oleh Baznas.
Hanya saja, tidak sembarangan orang bisa makan, di Warung Infak, mereka harus menjadi anggota Baitul Mall, karena selain wajib infak mereka juga harus menunjukan kartu anggota. Jika ada yang belum memiliki kartu anggota bisa mendaftar, tetapi syaratanya harus warga miskin, dan ber KTP Kota Malang.
Fauzan menambahkan, munculnya pemikiran Warung Infak ini, berawal dari phenomena masyarakat kecil, seperti tukang becak, dan pekerja kasar, yang tidak sempat makan pagi pada saat mereka harus  berangkat bekerja.
“Kita ingin mereka  bekerja dengan normal, bantuan yang ingin kita berikan berupa makanan, mereka akan kita bina agar bisa bekerja lebih tertata,  dan lebih sejah tera seperti yang menjadi program Walikota Malang Abah Anton,”tuturnya.
Pihaknya mentargetkan Warung Infak ini, bisa melayani 200 warga miskin, di sekitar Pasar Comboran. Dana infak yang dihasilkan nantinya akan dikembangkan untuk program pengentasan kemiskinan lainnya.
Fauzan menambahkan, Warung Infak ini, adalah salah satu dari program pembinaan kepada masyarakat miskin. Sebelumnya Baznas Kota Malang, telah membebaskan 2450 masyarakat kecil yang terkena belitan hutang oleh renternir, dengan biaya total sebesar Rp.2,5 miliyar. Tanggungan mereka di renternir dilunasi, dan selanjutnya mereka diberikan modal, untuk berusaha sendiri. Kini  mereka menjadi anggota Baitul Mal. Kedepan keberadaan Baitul Mall akan didirian di seluruh kelurahan, saat ini baru berdiri dibeberapa kelurahan saja. [mut]

Tags: