BBM Langka, Harga Ikan di TPI Probolinggo Naik 30%

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Probolinggo, Bhirawa
Sulitnya mendapatkan bahan bakar minyak (BBM) solar maupun premium untuk mesin kapal nelayan di Kota dan Kabupaten Probolinggo, memaksa para nelayan yang menjual ikannya di TPI (tempat pelelangan ikan) menaikkan harga ikan tangkapan sebesar 30 persen. Kenaikan itu terpaksa dilakukan karena mereka harus membeli solar ke pihak kedua setelah stok BBM solar di SPBU tertentu kosong.
“Hal tersebut terpaksa kami dilakukan untuk menutup biaya operasional mesin kapal yang harus diisi penuh solar. Kalau tidak, ya macet di tengah laut tidak bisa pulang,” ujar H. Santok Pemilk Kapal sekaligus tokoh masyarakat di Kelurahan, Kecamatan Mayangan Kota Probolinggo, Minggu 31/8.
Sedangkan para pedagang ikan di Pelabuhan Tanjung Tembaga mengaku resah akibat kelangkaan BBM jenis solar di sejumlah SPBU di kota maupun Kabupaten Probolinggo dalam sepekan terakhir. Sebab, langkanya BBM tersebut membuat harga ikan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Kota Probolinggo naik 30-35 persen.
Melejitnya harga ikan karena nelayan kesulitan mendapatkan BBM mesin kapalnya.  akibatnya sejak Kamis kemarin harga ikan naik di antaranya, udang yang semulanya Rp 27.000 per kilogram (/kg) kini menjadi Rp 50.000/kg. “Banyak pembeli batal membeli ikan karena mahal, ujar Hj. Rasumi salah satu pedagang ikan di TPI. Apalagi, para nelayan banyak yang tidak melaut. Mau melaut bagaimana, solarnya repot seperti ini untuk didapat,” katanya.
SPBU di Kota dan Kabupaten Probolinggo yang kehabisan solar yaitu SPBU Randu Merak Kecamatan Paiton, SPBU Kebonagung, SPBU Semampir Kecamatan Kraksaan, SPBU Klaseman, SPBU Pajurangan dan SPBU Curahsawo Kecamatan Gending.
Bagaimana tidak naik, wong  nelayannya juga kesulitan mendapatkan BBM solar untuk menjalankan mesin kapal. Kalau ada BBM itupun harus membelinya dengan harga sangat mahal,” ungkanya.
Tidak menutup kemungkinan jika keadaan seperti ini terus maka harga ikan akan terus naik, bisa-bisa harganya akan mencapai 40-50 persen.
Apa lagi untuk harga eceran BBM Melonjak akibat kelangkaan BBM jenis premium bersubsidi di SPBU memberikan keuntungan sementara pedagang BBM eceran. Jika sebelumnya per liter (satu botol)-nya dijual Rp 7.000/liter, sejak masa sulit BBM dijual Rp 10.000/liter.
Bahkan, pada akhir akhir ini satu botol premium di dijual dengan harga Rp 15.000/liter. Meski harganya sudah sangat tidak wajar, pemilik mobil dan motor tetap berebut membelinya.
Harga eceran kita naikkan, karena antre di SPBU-nya saja berjam-jam,  pembelian BBM dengan menggunakan jerigen harus ada surat keterangan dari kepala desa. Selain itu, pada waktu-waktu hari biasa saat BBM lancar, ia biasa membeli empat jiriken per harinya. Namun sejak terjadi kelangkaan, ia hanya boleh membeli satu jerigen saja, kata Sukri pedagang eceran di Probolinggo.
Bahkan akibat kelangkaan BBM tersebut di sejumlah SPBU di Probolinggo di jaga ketat Polisi, sebab dikuatirkan dalam antrean panjang terjadi masalah. [wap]

Tags: