BBM Naik, Gubernur Jatim Antisipasi Daya Beli Masyarakat Turun

Foto: ilustrasi

DPRD Jatim, Bhirawa
Gubernur Jatim, Soekarwo akan mengambil langkah-langkah taktis atas kebijakan pemerintah melalui PT. Pertamina (Persero) yang menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) non subsidi. Soekarwo mengatakan, kenaikan BBM non subsidi ini tentu akan memberikan dampak pada ongkos distribusi barang dan jasa.
Oleh karena itu, Gubernur Soekarwo bersama pihak-pihak terkait akan mencari solusi agar kenaikan BBM non subsidi itu tidak berimbas pada daya beli masyarakat. Sebab, jika ongko distribusi naik, maka harga barang juga pasti akan naik.
“Masih saya rapatkan apa yang bisa kita tekan terhadap ongkos naik itu, kemudian tidak mempengaruhi daya beli. Ini masih kita diskusikan, misalnya faktor apa yang bisa ditekan,” kata Soekarwo usai menghadiri sidang Paripurna di DPRD Jatim, Selasa, (3/7).
Meski demikian, Pakde Karwo, sapaan lekat Soekarwo menambahkan, secara umum ada banyak faktor yang menyebabkan kenaikan harga barang. Oleh karenanya, pihaknya harus mengetahui secara pasti variabel kenaikan harga barang tersebut.
“Faktor yang bikin naik itu kan variabelnya banyak, itu yang masih kita cari, kita bicarakan, nanti kalau perlu otoritas Kapolda dan Kejaksaan kita juga ajak bicara. Jadi saya bekerja keras karena menentukan variabelnya,” imbuhnya.
Selain itu, Pakde Karwo juga akan melakukan perundingan dengan para pengusaha yang ada di Jatim. Ia menargetkan, semua antisipasi bisa rampung dalam waktu dekat agar tidak memberikan dampak penurunan daya beli masyarakat.”Segera mungkin, saya lari kencang ini. Doakan semoga saya mampu mengatasi ini,” pungkasnya.
Sebelumnya, terhitung sejak hari ini, Minggu 1 Juli 2018. PT Pertamina (Persero) menaikkan harga BBM nonsubsidi. Seperti, Pertamax naik Rp 800, dan Dexlite naik Rp 1000 Perliternya. Sedangkan untuk jenis BBM Pertalite, Premium, dan Solar tidak mengalami perubahan
Terpisah, Ketua Komisi B DPRD Jatim, Achmad Firdaus Febrianto mendukung penuh gagasan Gubernur Jatim, Soekarwo untuk menekan harga bahan pokok agar tidak naik seiring dengan kenaikan bahan bakar minyak (BBM) pertamax sebesar Rp600,-/liter. Diantaranya dengan subsidi ongkos angkut saat menjelang puasa dan lebaran.
“Dan alhamdulillah gagasan Pakde Karwo ini mampu dan efektif menekan kenaikan harga sejumlah barang yang sering terjadi saat bulan puasa dan lebaran . Sehingga di Jatim tidak ada inflasi. Demikian juga dengan gagasan gubernur saat ini diharapkan mamapu menekan kenaikan harga sejumlah kebutuhan khusus agar tidak membuat masyarakat tertekan,”jelas politisi asal Partai Gerindra ini.
Ada kebijakannya diantaranya bisa subsidi ongkos angkut . Dengan begitu para pengusaha merasa ringan sehingga dapat menekan harga produksi. [cty]

Tags: