BBM Turun,Tarif Angkot Mojokerto ‘Ogah’ Turun

Sejumlah angkot di terminal kota Mojokerto berburu penumpang dengan tarif tetap. (kariyadi/bhirawa)

Sejumlah angkot di terminal kota Mojokerto berburu penumpang dengan tarif tetap. (kariyadi/bhirawa)

Kota Mojokerto, Bhirawa
Kebijakan pemerintah menurunkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), ternyata tidak diikuti dengan turunnya tarif angkutan kota (angkot) di Mojokerto.  Pemerintah kota (Pemkot) Mojokerto beralasan tarif angkot yang ada saat ini masih dalam batas yang sesuai, karena penurunan nominal harga BBM tidak terlalu signifikan.
“Tarif angkot masih tidak berubah. Masih sesuai dengan Perwali 116/2014,” terang Heryana Dodik Moertono, Kabag humas Pemkot Mojokerto, Selasa (5/12) kemarin.
Dalam perwali tersebut dijelaskan bahwa tarif angkot lyn A dan B tarifnya Rp4.000, untuk penumpang umum dan Rp3.000 untuk pelajar. “Jauh dekat tarifnya sama. Dan sekarang tidak perubahan,” tambah Dodik.
Keputusan pemerintah pusat, BBM jenis solar turun dari Rp6.700 ke Rp5.750 per liter, sedangkan BBM jenis premium dijual ke masyarakat seharga Rp7.050 turun dari harga sebelumnya yaitu Rp7.400.
Sementara itu, sekretaris Organisasi Angkutan Darat (Organda) Mojokerto, Mey Wibowo mengatakan, tarif lyn masih tetap.
“Harga BBM naik ataupun turun, penumpang sepi. Untuk menutup biaya operasional, biasanya sopir lyn menerima carteran,” ungkapnya kemarin.
Menurut Mey, saat ini ada sekitar 100 lyn yang beroperasi di Mojokerto dengan empat trayek. Lyn A sebanyak 20 armada dengan trayek dari Terminal Kertajaya – Jalan Pahlawan – Alun-alun – Wates – Lengkong kembali ke Terminal Kertajaya.
Lyn B sebanyak 30 armada dengan rute trayek mulai dari Terminal Kertajaya – Jalan Brawijaya – Jalan Hayam Wuruk – Jalan Letkol Sumarjo – Jalan Residen Pamuji – Jalan Gajah Mada – Jalan Pahlawan dan kembali ke Terminal Kertajaya. Lyn C sebanyak 30 armada berangkat dari Terminal Trowulan – Brangkal – Jalan RA Basuni – Jalan Wijaya Kusuma – Jalan Jayanegara ke Terminal Kertajaya.
Sedangkan  lyn D sebanyak 20 armada dengan trayek dari Terminal Trowulan – Brangkal – Sambiroto – Pekuncen – Jalan RA Basuni – Jalan Brawijaya – Jalan KH Hasim Ashari – Jalan Bhayangkara – Jalan KH Nawawi – Jalan Gajah Mada – Jalan Pahlawan – Jalan Jayanegara ke Terminal Kertajaya.
“Rata-rata pendapatan sopir lyn minus karena jumlah penumpang menurun seiring banyaknya masyarakat yang memiliki motor. Rata-rata, angkutan 50 persen milik sendiri dan 50 persen milik juragan. Bagi yang ikut juragan, setiap hari harus setor Rp35 ribu sampai Rp40 ribu perhari,” ujarnya.
Mey menjelaskan, untuk lyn A, C dan D, setiap hari antara 3 hingga 4 kali PP (pulang-pergi), lyn B tidak bisa dipastikan karena tidak ada antrian. Meski pemerintah belum merubah tarif angkot, Mey menegaskan, jika sopir masih mengalami kerugian karena penumpang sedikit sehingga berimbas pada pendapatan. [kar]

Tags: