BC Tanjung Perak Surabaya Miliki Kapal Cepat

Menkeu Bambang Brodjonegoro saat penandatanganan serah terima kapal buatan PT Dumas Shippyard.

Menkeu Bambang Brodjonegoro saat penandatanganan serah terima kapal buatan PT Dumas Shippyard.

Surabaya, Bhirawa
Pemerintah melalui Kementerian Keuangan (Kemenkeu) terus berupaya menekan penyelundupan di laut lepas. Salah satu upayanya dalah dengan menambah jumlah kapal patrol di wilayah-wilayah rawan penyyelundupan.
Dirjen Be Cukai saat ini menambah dua unit Kapal FPB (Fast Patrol Boat) 60 Meter. Kapal yang dipesan dari di perusahaan galangan kapal di Tanjung Perak Surabaya diserahterimakan, Jumat (23/10) kemarin.
Kapal tersebut adalah kapal terbesar pertama yang akan dioperasionalkan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.? Kapal buatan PT Dumas Shippyard ini memiliki panjang 60 meter, lebar 8.50 meter, tinggi geladak utama 4.80 meter, patrol speed 12-16 knot, dan mampu melaju dengan kecepatan maksimal 25 knot.
Dirjen Bea dan Cukai, Heru Pambudi, saat menerima kapal tersebut  mengatakan, kapal ini sebagai salah satu fungsi pengamanan yang diamanatkan pemerintah. “Ke depan kami semakin yakin dalam mengemban tugas yang dibebankan kepada kami,” kata Heru di Dermaga Navigasi Tanjung Perak, Surabaya, petang kemarin.
Dijelaskan, pemerintah membangun 2 unit kapal FPB (BC 60001 dan BC 60002) ini secara bersamaan. Keduanya akan dioperasikan di dua tempat berbeda, yakni di Pelabuhan Donggala, Pantoloan, dan Pelabuhan Tanjung Balai Karimun.
“Sektor Tanjung Balai Karimun merupakan titik rawan penyelundupan di kawasan Selat Malaka. Kerawanan kedua, Selat Karimata, Bitung hingga Papua,” tandas dia sembari menyebut bea pembuatan kedua kapal tersebut sebesar Rp280 miliar, dana dari APBN Tahun Anggaran 2014/2015.
Namun, meski telah menambah dua kapal, Heru mengaku masih butuh beberapa kapal lagi untuk menghubungkan sejumlah titik yang belum terjangkau. “Hingga akhir tahun ini total seluruh kapal mencapai 189 unit,” tambahnya.
Ditegaskan, semangat dibangunnya kapal ini diantaranya menekan angka penyelundupan di jalur-jalur rawan. Karena itu, kedua kapal tersebut dilengkapi water canon dan heli pad. Pasalnya, petugas patroli kerap mendapat ancaman dari pelaku penyelundupan dengan melempar bom molotov.
”Jadi kita membangun kapal dalam kapasitas besar,” tandasnya.
Sementara itu, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro yang akhirnya datang setelah ditunggu lama mengatakan, dengan penambahan kedua kapal ini tanggung jawab dan harapan semakin besar.
“Operasi ke depan tangkapan harus lebih besar dibanding sebelumnya. Kalau Pak Dirjen mengeluhkan selama ini banyak perlawanan, dengan tambahan kapal ini kita harapkan Bea Cukai mampu menjaga potensi dalam negeri,” tandasnya. [ma]

Tags: