Beban Berat di Pundak Widjar

2-buluSurabaya, Bhirawa
Terpuruknya prestasi bulu tangkis Jatim di level nasional, menjadi pekerjaan rumah yang sangat bagi Wijarnako Adimulya yang baru saja terpilih sebagai Ketua Umum Pengprov Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) Jatim. Sebab ia dituntut untuk bisa mengangkat prestasi dan pembinaan di Jatim.
Salah satu indikator untuk mengukur prestasi bulu tangkis di Jatim adalah saat berlaga di Pekan Olahraga Nasional (PON), sayangnya di ajang empat tahunan itu pebulutangkis Jatim sangat sulit untuk bisa meraih medali emas, terakhir di PON Riau 2012 Jatim juga gagal menyumbangkan emas.
Demikian juga di level internasional, tak ada atlet pebulu tangkis Jatim yang bisa meraih prestasi di multieven seperti SEA Games maupun Asian Games. Padahal Jatim dulu dikenal sebagai gudang pebulutangkis nasional. Beban inilah yang sekarang ada di pundak Widjarnako untuk mengembalikan kejayaan olahraga teplok bulu ini ke Jatim.
Menurut mantan Ketua Umum PBSI Jatim 1984-2002, Suparjono, sosok Widjanarko bukan orang baru di PBSI Jatim, sebab ia juga mantan atlet dan memiliki pengalaman organisasi selama menjadi pengurus PBSI. “Ia (Widjarnako) memiliki segudang pengalaman baik sebagai atlet maupun pengurus PBSI Jatim, kini ia harus menjalin kerjasama dengan pengkab/pengkot untuk program pembinaan,” katanya, Minggu (1/6).
Demikian juga dengan Ketua Umum PBSI Surabaya, Abdul Chodir yang berharap agar Widjarnako dan jajaran pengurus baru bisa bekerja ekstra keras untuk melakukan pembinaan, terutama memperbanyak kejuaraan di level junior maupun senior. “Ini darah baru, saya berharap kepengurusan baru nanti bisa mengembalikan kejayaan bulu tangkis Jatim,” tegasnya.
Sedangkan Bendahara PBSI Banyurangi, Agus Setiawan berharap, kepengurusan baru nanti bisa memperhatikan potensi daerah. Seperti memberikan kepercayaan kepada daerah untuk menggelar even pertandingan. “Beri kesempatan daerah untuk menjadi tuan rumah, agar pembinaan olahraga ini bisa merata,” harapnya.
Sementara itu, Wijarnako Adimulya mengakui tugas PBSI Jatim ke depan sangat berat dan membutuhkan dukungan dari seluruh pengurus, terutama untuk meningkatkan prestasi bulu tangkis Jatim di kancah nasional dan internasional. “Target janka pendek adalah mempersiapkan tim bulu tangkis untuk berlaga di PON, sedangkan jangka panjangny adalah pembinaan usia dini,” katanya.
Seperti diketahui, Mantan Ketua Bidang Pembinaan Prestasi Wijarnako Adimulya terpilih sebagai Ketua Umum PBSI Jatim 2014-2018 pada musyawarah provinsi di Kabupaten Banyuwangi, Jumat (30/5).
Pada pemilihan yang diikuti 37 dari 38 pengurus cabang dan satu suara dari wakil pengprov, Wijanarko meraih kemenangan mutlak dengan 33 suara, mengungguli dua calon lainnya yakni Yacob Rusdianto (petahana) yang hanya mendapat tiga suara dan Nurohman (mantan pemain) dua suara.
Setelah terpilih, Wijanarko yang juga ketua tim formatur diberi waktu 30 hari untuk menyusun kepengurusan dengan dibantu empat anggota formatur, masing-masing Eddyanto Sabarudin (PBSI Jatim), Marsaid (Pengcab Jombang), Bungkus Wagiyo (Pengcab Jember), dan Joko Purnomo (Pengcab Magetan). “Saya mengucapkan terima kasih kepada pengcab-pengcab yang telah memberikan amanah dan kepercayaan untuk memimpin PBSI Jatim,” kata Wijanarko usai penutupan musprov.
Proses pemilihan ketua umum PBSI Jatim kali ini berlangsung lebih alot dibanding beberapa edisi musprov sebelumnya yang selalu berakhir aklamasi. Apalagi sebelum musprov, muncul perseteruan cukup “memanas” yang melibatkan Yacob Rusdianto dan Wijanarko. Penyebabnya adalah pemberhentian Wijanarko dari kepengurusan Perkumpulan Bulu Tangkis (PB Jaya Raya Suryanaga) dan PBSI Jatim, dua organisasi yang dipimpin Yacob.
Berdasarkan Anggaran dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) PBSI pasal 14 disebutkan bahwa calon ketua PBSI berkelakuan baik dan tidak pernah diberhentikan dari kepengurusan. Artinya, Wijanarko tidak memenuhi syarat untuk dicalonkan.
Namun, sebagian besar peserta musprov yang menjadi pendukung Wijanarko meminta klarifikasi soal surat keputusan pemberhentian yang dikeluarkan PB Jaya Raya Suryanaga, karena surat yang disampaikan di arena musprov hanya berupa foto kopi.
Pihak panitia penyelenggara tidak bisa menunjukkan surat keputusan asli yang diminta peserta musprov, sehingga pemberhentian Wijanarko dari PB Suryanaga dianggap tidak pernah ada dan yang bersangkutan dinyatakan sah maju dalam pencalonan.
Wijanarko akhirnya terpilih secara mutlak sebagai Ketua Umum Pengprov PBSI Jatim periode 2014-2018 dengan memperoleh dukungan 33 suara, dari 38 pemilik hak suara di musprov. [wwn]

Keterangan Foto : Wijarnako Adimulya (tengah) terpilih sebagai Ketua Umum PBSI Jatim setelah unggul suara atas dua calon, Nurrochman (kiri) dan incumbent Yakob Rusdianto (kanan). [wawan triyanto/bhirawa]

Rate this article!
Tags: