Beban Perusahaan Rokok Meningkat 35 Persen

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Surabaya, Bhirawa
Beban perusahaan rokok pada tahun 2015 diyakini meningkat 35 persen dibandingkan tahun 2014, karena sejumlah tantangan perekonomian ikut memberatkan kalangan pengusaha.
Ketua Gabungan Perusahaan Rokok (Gapero) Jawa Timur, Sulami Bahar menyatakan, untuk mengantisipasi beban tersebut maka pengusaha rokok di Jatim siap menaikkan harga komoditas itu pada tahun 2015. “Hal itu tidak bisa kami hindari. Apalagi perekonomian nasional sedang mengalami gejolak,” ujarnya, ditemui di Grha Kadin Jatim di Surabaya, Selasa (23/12).
Berbagai permasalahan ekonomi itu, ungkap dia, meliputi kenaikan upah minimum kabupaten/kota (UMK). Selain itu, adanya Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) yang mengharuskan gambar bahaya merokok, serta kenaikan cukai rokok.
“Oleh sebab itu, mau tidak mau perusahaan rokok akan menaikkan harga jual antara 10-20 persen. Apalagi kami tidak bisa bertahan tanpa adanya kenaikan harga,” ucapnya.
Akan tetapi, tambah dia, kenaikan harga tersebut tidak sebesar beban biaya. Untuk itu kenaikan harga jual itu akan dikaji lebih lanjut. Meski begitu, bagi perusahaan rokok golongan satu atau besar kenaikan itu mungkin tidak terasa.
“Dengan menaikkan harga jual per batangnya diharapkan bisa menutupi semua kenaikan biaya itu. Namun, bagi perusahaan rokok golongan 3 atau kecil, kenaikan biaya ini sangat memberatkan,” ujarnya.
Situasi itu, sebut dia, mengakibatkan jumlah perusahaan rokok di Jatim ini semakin berkurang. Berdasarkan data Gapero Jatim pada November 2013 jumlah pabrik rokok 1.100 pabrik namun pada 10 Desember 2013 jumlahnya menjadi 586 pabrik.
“Pada bulan September 2014 jumlah perusahaan rokok hanya 440 perusahaan di Jatim. Tahun depan, dengan kondisi seperti itu kami perkirakan jumlahnya turun dan bisa-bisa hanya 300 perusahaan,” tuturnya.
Ia melanjutkan, dari ratusan jumlah perusahaan rokok itu mayoritas bisnisnya adalah skala kecil. Hal itu yang mengakibatkan semakin menurunnya jumlah perusahaan seiring dengan kenaikan biaya.
“Kami harus berkreasi saat ini. Apalagi kalau mengurangi rasa jelas tidak mungkin,” tukasnya. [ant.ali]

Tags: