Bebaskan Ibu Hamil di Kota Batu dari Ancaman Penularan Virus Hepatitis

Suasana Seminar Awam Hepatitis yang digelar dalam memperingati Hari Hepatitis Sedunia di Graha Pancasila Balaikota Batu, Rabu (31/7).

(Tercatat 24 Ibu Hamil Positif Hepatitis)

Kota Batu, Bhirawa
Warga Kota Batu khususnya ibu hamil masih memiliki potensi tinggi untuk menularkan virus hepatitis atau peradangan pada hati yang diakibatkan oleh virus. Dalam 2 tahun terakhir, terdeteksi ada 24 ibu hamil di kota ini yang dinyatakan positif hepatitis. Upaya pemberantasan dan pencegahan penyakit ini menjadi pembicaraan serius dalam Seminar Awam memperingati Hari Hepatitis Sedunia yang digelar di Graha Pancasila Balaikota Batu, Rabu (31/7).
Ada 2 narasumber yang dihadirkan khusus dalam seminar kemarin. Mereka adalah dr.Supriono dari Persatuan Ahli Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) Cabang Malang Raya, dan dr.Hajeng Wulandari,Sp.A,M.Biomed dari Lab/SMF Ilmu Kesehatan Anak, Fak.Kedokteran Unibraw. Adapun peserta seminar selain dari puskesmas dan Rumah Sakit, juga melibatkan hampir semua elemen masyarakat hingga pondok pesantren.
“Kita gagas seminar ini dalam rangka memeringati hari Hepatitis Sedunia yang jatuh pada tanggal 28 Juli. Pembahasan penanganan dan pencegahan penyakit ini menjadi penting karena di Kota Batu masih rentan terjadinya penularan hepatitis,” ujar Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Batu, dr.Sri Hartati, Rabu (31/7).
Ia menjelaskan semua usia rentan tertular virus hepatitis. Dan di tahun 2018 di Kota Batu terdapat 3.000 ibu hamil dimana 1017 di antaranya telah dilakukan skrining atau pemeriksaan hepatitis. Hasilnya, 17 orang positif hepatitis.
Demikian juga di tahun ini, Dinkes kembali melakukan skrining terhadap 906 ibu hamil. Hasilnya, 7 orang dinyatakan positif hepatitis. Ini membuktikan penyebaran dan penularan virus hepatitis di Kota Wisata ini masih tinggi sehingga perlu adanya kesadaran tinggi untuk langkah pencegahan yang lebih efektif.
Narasumber dr.Supriono mengatakan bahwa dalam penularan virus hepatitis tidak ada gejala bagi yang orang yang telah terjangkit. “Dan tidak adanya gejala ini justru yang berbahaya. Karena yang terjangkit tidak tidak segera mengetahui sehingga tidak segera mendapatkan penanganan medis,”ujar Supriono.
Ditambahkan dr.Hajeng Wulandari,Sp.A,M.Biomed bahwa virus hepatitis ada 5 jenis yaitu, hepatitis A, B, C, D, dan E. Adapun yang paling ditakutkan adalah hepatitis B. Karena yang terjangkit hepatitis B kondisinya bisa menjadi kronis. “Apalagi jika virus hepatitis ini telah menjangkit sejak bayi. Jika hal ini terjadi maka resiko menjadi kronik sangat tinggi hingga mencapai 90 persen,”jelas Hajeng.
Untuk mencegah hepatitis ini, Hajeng mengajak warga untuk menggalakkan upaya-upaya pencegahan. Di antaranya, menggelar skrining kepada ibu hamil, pengelolaan limbah medis, imunisasi pasif- aktif, streilisasi instrumen kesehatan, menutup luka, dan juga melaksanakan seks aman.(nas)

Tags: