Bedah Buku Pakde Karwo Pencabar Political Marketing

Gubernur Jatim Dr Soekarwo SH MHum dengan Dr Hary Wahyudi, SH, MSi usai Launching dan Bedah Buku Pakde Karwo Pencabar Political Marketing Pertama Kali di Indonesia.

Pakde Karwo Ingatkan Marketing Politik Jangan Salah Arah
Surabaya, Bhirawa
Pemilihan kepala daerah serentak  gelombang dua tahun depan, menjadi momentum beberapa elit/tokoh untuk ikut dalam kontestasi pemilihan kepala daerah. Saat ini beberapa nama dan wajah sudah mulai terpasang dibeberapa sudut jalan yang menunjukan niatnya untuk ikut dalam kompetsi politik.
Hadirnya Buku “Dramaturgi Pakde Karwo Pencabar Political Marketing ” karya Widyaiswara Utama Badan Dikat Jatim Dr  Hary Wahyudi seolah ingin memberi bekal kepada para bakal calon untuk beradu strategi dalam meraupu dukungan masyarakat.
Buku yang dilaunching pekan kemarin itu disusun pada saat Gubernur Jatim Dr Soekarwo SH MHum atau yang biasa dipanggil Pakde Karwo masih menjadi bakal calon gubernur 2004, sekaligus menempatkan Pakde Karwo sebagai Pencabar Political Marketing pertama kali di Indonesia dan satu-satunya Sekretaris Daerah yang sukses naik tingkat dua kelas menjadi  gubernur dua periode berturut-turut. Bukan itu saja, Pakde Karwo juga sekaligus sebagai petahana dua periode  yang paling akur dengan wakil gubernury, Drs, Saifulah Yusuf (Gus Ipul).
“Saat ini Pakde Karwo, satu-satunya gubernur yang paling progesif dalam pencabaran teori, yakni pencabar teori  ekonomi dengan  Jatimnomic, yang karyanya sudah tersusun dalam berbagai versi buku dan satu lagi Pencabar Teori Political Marketinng, dan hanya satu buku, yakni karya saya,” ujar Dr Hary Wahyudi kepada Bhirawa sembari promosi bukunya.
Menurut Hary, buku tersebut disusun selama 2 tahun lebih dengan mengamati dramaturgi Pakde Karwo pada saat masih bakal calon. “Buku ini layak menjadi referensi bagi bakal calon pada pilkada serentak nanti,”ujar Hary lagi.
Kepada Bhirawa, Pakde Karwo mengaku pada saat merancang kampanye mereferensi buku political marketing yang baru terbit dari Amerika.
“Para bakal calon lebih suka bertandang ke segmen pasar yang sudah jelas-jelas akan mendukungnya, tentu saja ia akan dielu-elukan dan digendong,  tidak cocok dengan teori marketing politik, mestiya mereka mengunjungi ke segementasi yang jelas menolak atau masih abu-abu, kunjungilah konstituan  yang NO, bukan yang sudah YES,  pada saat itu yang saya kunjungi adalah segmen yang beium menerima saya,” jelas  Pakde Karwo.
Buku Dramaturgi Pakde Karwo Pencabar Political Marketing, membuktikan ucapan Pakde Karwo tersebut, buku setebal 240 halaman ini dilengkapi dengan foto-foto marketing politik Pakde Karwo dan analisanya, seolah mengingatkan dan menghadirkan kembali suasana  kala itu. Untuk mendekatkan sosok Pakde pada segmentasi yang belum mengenal bahkan menolaknya, cukup digantikan peran kacang garing, sabun korah-korah dan kecap yang bergambar (karikatur)  Pakde karwo.
Menurut Pakde Karwo, tim marketing politik harus dimiliki oleh para bakal calon yang berminat maju dalam kompetisi pilkada serentak.
“Mereka harus mampu memetakan wilayah segementasi pemilih sesuai karaker kewilayahan, ada segmentasi kewilayahan yang warganya memiliki preferensi yang kuat pada sosok bakal calonnya, namun juga ada segmentasi kewilayahan yang warganya memiliki preferensi kuat pada partai politik pengusung, jadi dua-duanya harus tepat penangannya,” tegas Pakde Karwo.
Seperti diketahui saat ini ada dua pejabat pemprov jawa timur yang  sedang running dalam kontestasi pilkada serenrak, yakni  Cak Nur (Drs. Nurwiyatno, MSi  Inspektur Pemprov Jatim)  untuk Pilgub Jatim dan Kang AB (Dr. Akmal Boedianto, MSi Mantan Kepala Badan Diklat Pemprov Jatim ) pada Pilbup Bojonegoro. [why]

Tags: