Bekali Modul Nusantara, Untag Surabaya Lepas 27 Mahasiswa PMM DN

Mahasiswa PMM DN berfoto bersama dengan jajaran dosen Modul Nusantara sebelum kembali ke daerah masing – masing.

Surabaya, Bhirawa
Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya membekali 27 peserta Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka Dalam Negeri (PMM DN) dengan Modul Nusantara. Setelah 54 hari menjalankan program, Kamis (20/1) kemarin, para peserta mengikuti perpisahan di Gedung Graha Prof Dr H Roeslan Abdulgani Untag Surabaya.
Selain digelar secara tatap muka, kegiatan ini juga diikuti peserta PMM-DN yang sudah kembali ke daerah asalnya secara luring. Pada program ini, para peserta mengikuti perkuliahan dan mengikuti kegiatan Modul Nusantara. Rektor Untag Surabaya, Prof Mulyanto Nugroho menyampaikan, pesan untuk terus mengisi kemerdekaan dengan jiwa patriot sejati dan tidak mendahulukan egosentris.
“Walaupun kebersamaan hanya terjalin singkat, namun mereka sudah seperti saudara. Artinya, semboyan Bhineka Tunggal Ika itu nyata adanya, walaupun berbeda tetapi tetap satu. Selama kalian disini saling menghormati antar suku dan agama,” ucapnya.
Ditambahkan Wakil Rektor I, Harjo Seputro, salah satu capaian dari kegiatan ini adalah kompetensi sosial. Tujuannya untuk menyatukan berbagai latar belakang perbedaan prodi, suku, agama dari daerah masing – masing.
“Jadikan ini menjadi pemicu dalam bersilaturahmi, bergotong royong, dan berbaur.” Harjo juga menyampaikan akan sangat terbuka menerima kembali mahasiswa PMM di tahun 2022 dan kami akan membuat program yang lebih inovatif,” kata dia.
Salah satu perwakilan PMM DN asal Universitas Negeri Makassar, Muhammad Arsil berharap, agar dapat mengimplementasikan ilmunya ke daerah masing-masing layaknya semboyan Ki Hajar Dewantara, jadikan setiap tempat sebagai sekolah dan jadikan setiap orang sebagai guru.
Sementara itu, Dosen Modul Nusantara, Eddy Wahyudi menjelaskan, pengimplementasian modul nusantara yang telah dilakukan peserta PMM DN yakni melakukan refleksi atau mengevaluasi materi, mendatangkan narasumber yang inspiratif, dan melakukan kontribusi sosial dengan mengajar di TPA Kalijudan juga melakukan pengabdian di desa binaan.
“Ada perubahan kelembagaan dari masyarakat lokalisasi, masyarakat prostitusi dibudidayakan untuk kegiatan ekonomi,” jelasnya.
Tim Pokja MBKM, Dwi Harini Sulistyawati, juga menilai PMM DN seperti miniatur Indonesia yang menyatu dalam keberagaman dan perbedaan bahkan peserta bisa membaur dengan mahasiswa regular yang ada di Untag Surabaya.
Menurutnya Program PMM DN sangat bagus untuk mahasiswa, mereka diberi peluang untuk eksplor secara langsung dalam bidang industri maupun sosial. Ia pun mengajak mahasiswa antar perguruan tinggi untuk mengikuti program ini.
“Ayo mahasiswa daftar dan pilih kegiatan yang kalian inginkan, karena akan menjadi pengalaman berharga untuk kalian,” tandasnya. [ina]

Tags: