Polsek Wonokromo Bekali Siswa SD Hadapi Perampasan Jalanan

Kompol Agus Bahari PA SH SIK MSi memberikan instruksi dalam simulasi perampasan di jalanan. Dengan Ustadzah Anisah Herawati SPDI sebagai orang tua, Hasna Syahla Muthia Almuna sebagai anak dan Ustadz Sapto Gunawan SPDI bertindak sebagai pelaku perampasan. [trie diana]

Polsek Wonokromo Simulasi di SD Muhammadiyah 6 Surabaya
Surabaya, Bhirawa
Masih maraknya tindak kejahatan dan perampasan di jalanan, membuat Polsek Wonokromo memberikan penyuluhan dan simulasi penyelamatan kepada siswa SD Muhammadiyah 6 Surabaya. Kapolsek Wonokromo, Kompol Agus Bahari PA SH SIK MSi dan Kanit Binmas, AKP John Pattiasina turun langsung memberikan sosialisasi.
Dihadapan siswa kelas I hingga VI SD Muhammadiyah 6, Kompol Agus menjelaskan, bagaimana bersikap ketika dibonceng orang tuanya saat mengendarai motor. Diantaranya, membawa tas punggung maka kedua cangklongan harus dimasukkan ke kedua lengan dan bila ada pengait di bagian dada harus dikaitkan. Sedangkan kalau membawa tas cangklong, cara membawanya dicangklongkan secara menyilang dan di tempatkan di depan dada, tidak di samping atau di belakang punggung.
Sementara itu, bila menjadi korban perampasan atau penjambretan. Kompol Agus meminta para siswa harus berpegang erat kepada orang tua yang memboncengkan. Sebab bila jadi korban kejahatan secara reflek orang tua yang memboncengkan anaknya akan mengejar pelaku dan ini sangat membahayakan.
“Ketika kalian menjadi korban perampasan atau penjambretan. Maka kalian harus berpegang erat kepada orang tua atau siapa saja yang memboncengkan. Kemudian bisikan ke telinganya, hati-hati Pa atau hati-hati ma, ini dibelakang ada anakmu yang membonceng. Kemudian ingat-ingat ciri-ciri pelaku perampasan, mulai dari ciri-ciri badan, ciri-ciri motor dan nomor polisi motor pelaku,” kata Kompol Agus kepada para siswa.
Usai memberikan penyuluhan Kompol Agus menjelaskan, pihaknya sebagai penegak hukum tidak mendoakan terjadinya tindak kejahatan dan sebaliknya selalu berusaha untuk mencegah. Namun tidak menutup kemungkinan bila hal itu terjadi di lingkungan sekitar, maka akan mengenalkan secara lebih dini kepada siswa SD. Apa yang lebih penting untuk diselamatkan, apakah barang-barang ataukah keselamatan.
“Bagaimana cara mempertahankan diri agar bisa melanjutkan aktivitas hidup, serta harus bisa memberikan bantuan kepada petugas kepolisian dalam bentuk pengenalan terhadap ciri-ciri pelaku, sehingga kami bisa mengidentifikasi untuk mencari dan menangkap pelakunya,” tegas Kompol Agus.

Munahar, MSi

Tidak Panik Hadapi Penjambretan
Secara keseluruhan Polsek Wonokromo telah menjalin kerjasama dengan sekolah-sekolah yang ada di sekitar wilayah Polsek Wonokromo, terkait dengan pengenalan macam-macam kejahatan termasuk Narkoba, kenakalan remaja, ketaatan berlalu lintas dan kemungkinan yang terjadi di Lapangan.
Kompol Agus juga mengaku, fenomenanya sangat dinamis, termasuk isu-isu sangat banyak dan berkembang maka ditanggapi sejak dini dari anak usia SD. Dan muda-mudahan bisa dilakukan pencegahan.
Kepala Sekolah SD Muhammadiyah 6 Surabaya, Munahar MSi menegaskan, di Kota Surabaya ini rawan tindak pidana termasuk penjambretan dan perampasan. Dan ketika orang tua saat antar anaknya ke sekolah ketika menjadi korban kejahatan akan bingung, apa yang harus dilakukan. Maka dengan memberikan penyuluhan kepada para siswa ini, setidaknya mereka akan tahu apa yang harus dilakukan.
“Bagaimanapun kami juga harus peduli dengan ancaman yang terjadi di luar sekolah,’ kata Munahar lagi. Kegiatan yang digelar tersebut lanjut Munahar tentu tidak dimaksudkan atau berharap agar mengalami penjambretan.
“Tentu bersiap itu lebih baik,” tuturnya sambil tersenyum. [fen]

Tags: