Bekraf Kabupaten Jombang Kini Mulai Masuk Pondok Pesantren

Anggota Komisi X DPR-RI, Suryo Alam saat berada di Pondok Pesantren Gadingmangu, Perak, Jombang, Senin (03/09).
[Arif Yulianto/ Bhirawa Jombang.]

Jombang, Bhirawa
Semakin antusiasnya masyarakat di Jombang yang berminat untuk menggeluti usaha bidang ekonomi kreatif, membuat anggota Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI), Suryo Alam, bersama Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) kembali menggelar acara ‘Ecrafpreneur’.
Kali ini acara tersebut digelar di Pondok Pesantren (Ponpes) Gading Mangu, Perak, Jombang, Senin (03/09).
“Perkembangan cukup bagus, dan banyak sambutan dari masyarakat, khususnya di Jombang. Sampai bikin group pemuda-pemuda kreatif, dan produknya di Jombang sudah ekspor. Seperti batik dan fashion,” kata Suryo Alam kepada sejumlah wartawan.
Bekraf bersama Suryo Alam saat ini lebih fokus menggarap ekonomi kreatif di lingkungan pesantren. Seperti halnya Kabupaten Jombang yang juga dikenal sebagai kota santri.
“Kali ini kita kenalkan di pesantren, karena ini kan kota santri. Bagi kami penting sekali untuk mengerakkan ekonomi pesantren, melalui ekonomi kreatif,” tambah Suryo Alam.
Suryo Alam menjelaskan, jika dulu Bekraf dan Komisi X DPR-RI hanya mengumpulkan para pelaku ekonomi kreatif, kali ini dengan acara ‘Ecrafpreneur’, dimunculkanlah jenis-jenis ekonomi kreatif baru yang berlatar belakang santri.
“Bentuk pelatihan, bentuk dorongan ini baru kita lakukan. Kalau dulu menjaring yang sudah ada, kini kita munculkan yang baru-baru,” imbuhnya.
Sekadar diketahui, terdapat 16 subsektor kreatif di Bekraf yakni, film, animasi dan video, aplikasi dan game, musik, arsitektur, desain komunikasi visual, fashion, kriya, kuliner, desain interior, desain produk, fotografi, periklanan, penerbitan, seni pertunjukan, seni rupa, televisi dan radio. Sumbangsih terbesar dalam pertumbuhan ekonomi di Indonesia terdapat di sektor kuliner.
“Yang paling tinggi ada di Kuliner, 41,6 persen. Ini kan bisa menjadi lapangan kerja baru, menciptakan pengusaha-pengusaha baru, ini yang kita dorong dengan acara ini,” tandas Suryo Alam.
Untuk menunjang maju dan pesatnya ekonomi kreatif ini di Jombang, lanjut Suryo Alam, diperlukan dukungan dari pemerintah daerah. Dukungan tersebut bisa dituangkan melalui nota kesepakatan antara Pemda dengan Bekraf.
Sementara itu menurut Deputi Akses Permodalan Bekraf, Fadjar Hutomo, selama ini Bekraf tidak mempunyai cabang di daerah-daerah. Untuk itu pihaknya berharap ada sinergitas antara pemda dengan Bekraf untuk memfasilitasi para pelaku ekonomi kreatif.
“Kita di Bekraf ada yang namanya Penilaian Mandiri Kabupaten Kota Kreatif se-Indonesia (PMK3I). Dengan alat itu, kabupaten atau kota akan mengukur dari 16 subsektor itu. Apa yang bisa dikembangkan di Jombang, (semisal) Jombang unggul di kuliner, nah, program-programnya akan turun untuk mendorong sektor kuliner agar tumbuh kembang di Jombang,” terang Fadjar.
Fadjar menambahkan, dukungan dari Bekraf tersebut nantinya bisa dalam bentuk permodalan, jika memang nantinya masalah modal yang menjadi kendala.(rif)

Tags: