Bela Negara Sejak Dini

belanegaraPemerintah perlu mengolah metode cinta negeri sejak usia dini. Persiapan pengajaran bela negara pada usia SD (Sekolah Dasar), bukan hal sulit. Sebab sebenarnya, karakter cinta negeri, niscaya telah terpatri sejak dini. Menjadi “bawaan” psikologis. Setiap anak usia dini (bawah 10 tahun), pasti, lebih betah tinggal di kampung kelahiran. Walau situasi rumah tidak serba berkecukupan.
“Bawaan” lahir menjadi bagian dari cinta kepada ibu, dan orang terdekat lainnya. Merasa lebih tenteram dengan situasi “tanah tumpah darahku” adalah spirit asasi setiap manusia. Paradigma psikologi meyakini, bahwa cinta pertama adalah kepada ibu. Berkembang pada rasa tenteram di rumah, berkumpul dengan keluarga. Lalu berujung rasa tenteram di negeri (kampung). Bahkan tinggal di rumah (lingkungan asal) terasa lebih tenteram dibanding tinggal di hotel bintang lima.
Sehingga menggagas kecintaan dan bela negara, tinggal selangkah lagi. Termasuk memasukkannya sebagai kegiatan resmi ke-sekolah-an, hanya perlu menyesuaikan dengan psikologi pendidikan anak. Diantaranya, tidak jauh dari konsep belajar yang menyenangkan. Boleh jadi, konsep ke-pramuka-an dapat digali dijadikan basic pengajaran. Saat ini ke-pramuka-an nyaris tinggal seragam dan atribut lain, tanpa diikuti pendidikan kepanduan.
Kementerian Pertahanan menggagas reorientasi karakter kebangsaan melalui program (semacam) bela negara untuk murid SD. Kementerian Pendidikan teleh merespons positif. Seyogianya, segera dilaksanakan metode kepanduan (pramuka). Rasa cinta dan bela negara, mesti ditanamkan sejak dini. Harus diakui, karakter kebangsaan telah terancam era globalisasi. Berbagai budaya global telah terasa menistakan kearifan lokal, karena dianggap tidak demokratis.
Berbagai tokoh agama (dan negarawan), merasa gundah terhadap tren psikologi sosial. Era globalisasi dan kapitalisme telah menggerus rasa kesetia kawanan nasional. Begitu pula media masa semakin banyak memapar kekerasan global, sampai tawur sosial. Karena itu diperlukan reorientasi karakter kebangsaan. Semacam membangun rasa bangga “Aku anak Indonesia.”
Selain melalui ekstra-kurikuler ke-pramuka-an, bela negara pada usia dini juga dapat “dititipkan” pada materi kurikulum resmi. Tidak perlu menjadi mata pelajaran baru, melainkan “dititipkan” pada pelajaran lain, antaralain melalui mata pelajaran agama. Misalnya, tentang konsep “hubbul wathon minal iman” (cinta dan bela negara adalah bagian dari iman). Dulu, konsep agama itu diajarkan di setiap pesantren (madrasah). sangat manjur untuk menggelorakan perlawanan terhadap penjajah.
Bela Negara merupakan amanat UUD. Pada pasal 30 ayat (1) dinyatakan, “Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara.” Karena itu diperlukan upaya (program) sistemik dan terstruktur untuk kerelaan bela negara. Diawali dengan kecintaan terhadap negara. Tetapi karakter kebangsaan, tidak cukup hanya melalui pembiasaan disiplin. Apalagi hanya melalui pendidikan baris berbaris.
Konsep bela negara dengan basis pendidikan setingkat SD, mestilah diikuti dengan peng-idola-an tokoh-tokoh nasional. Terutama bidang sains dan teknologi. Jika tidak ditemukan tokoh nasional, bisa pula digantikan tokoh internasional yang telah akrab di “telinga” pendidikan. Tak terkecuali tokoh-tokoh agama sekaliber Ibnu Sina (penemu metode kedokteran).
Bela negara berbasis sekolah, mestilah meng-arus pada UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Pada pasal 3 UU Sisdiknas, dinyatakan tujuan pendidikan adalah, “… agar menjadi manusia yang beriman …, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.” Diperlukan pendidik berdedikatif (yang menyenangkan pula), seperti kakak pembina pramuka.
Karakter kebangsaan mesti dibangun melalui pilar utamanya, moral, spiritual dan mental. Ke-shaleh-an sosial dan disiplin nasional, harus dimulai sejak dini. Menumbuhkan rasa malu tidak berbuat untuk negara.

                                                                                                                     ———   000   ———

Rate this article!
Bela Negara Sejak Dini,5 / 5 ( 1votes )
Tags: