Belajar dari Kebangkrutan dan Kebangkitan Rusia

Buku Dari Uni Sovyet ke RusiaJudul           : Dari Uni Soviet hingga Rusia
Penulis       : Andi Rafael Saputra
Penerbit      : Palapa, Yogyakarta
Cetakan      : Desember 2014
Tebal           : 272 Halaman
ISBN            : 978-602-255-756-2
Ukuran        : 14 x 20 cm
Peresensi   : Fitri Wijayanti
Alumnus  Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gajah Mada dan kini Tinggal di Purworejo

Apakah yang patut dibanggakan dari rezim kapitalis dan juga rezim komunis kalau keduanya yang tampak bertolak belakang itu ternyata sama-sama hegemonik, eksploitatif dan represif; komunis menjadikan negara sebagai instrument tunggal mendominasi rakyat  sementara kapitalis dikendalikan elit partikelir untuk menghisap rakyat.  Ketika masyarakat ada dalam rezim yang ekploitatif, maka revolusi adalah salah satu cara untuk menuju perubahan.
Buku dari Uni Soviet hingga Rusia; Sejarah Panjang, Para Aktor Revolusi serta Politik Perang Dingin Rusia sampai Sekarang, menggambarkan siklus sebuah rezim ekploitatif yang melahirkan revolusi, kedigdayaan Uni Soviet hingga kebangkrutannya serta upaya Rusia untuk terus bangkit merangkak dan berlari kencang hingga kini.
Buku ini merekam bagaimana Rusia di bawah pimpinan Tsar yang menindas mampu melakukan revolusi Oktober 1917 hingga terbentuklah Uni Soviet (hal.33). Ada akumulasi kekecewaan karena ekploitasi Tsar. Kekecewaan itu diorganisir oleh kaum Bolsheviks untuk menuju terciptanya sosialisme. Dengan kondisi politik yang kacau dan tekhnik cerdas menjadi factor utama kemenangan revolusi (hal. 31)
Uni Soviet dengan ideologi komunisnya membuat kemajuan kolosal-di bidang, politik, ekonomi dan militer-hingga menjadi negara adidaya yang cukup disegani oleh lawan-lawannya (hal. 46-47). Hanya saja siklus kebangkrutan itu mulai tampak. Setelah lama menjadi negara adidaya, Uni Soviet pada tahun 1980-an mengalami krisis ekonomi, politik serta budaya (hal. 90).
Ada banyak terobosan dilakukan untuk memulihkan Uni Soviet dari krisis. Tapi terobosan seperti kebijakan glasnot dan parestorika, yang pada mulanya bertujuan untuk merangsang ekonomi Uni Soviet justru berakibat fatal; krisis kian akut dan pertikaian terus meningkat tajam (hal. 101-103). Terobosan itu kian memperburuk Uni Soviet pada ambang krisis.
Perang dingin antara Amerika Serikat dengan ideologi kapitalisnya dan Uni Soviet sebagai komunis membawa implikasi serius pada stabilitas Uni Soviet. Perang adu dominasi dengan ideologi yang tampak berbeda ini tapi sama-sama ekploitatif memberi dampak buruk bagi kelanjutan ekonomi Uni Soviet runtuh pada tahun 1991.
Selain dampak dari perang dingin, sistem kebijakan marxisme dan komunisme juga menjadi pemicu stagnasi perekonomian Uni Soviet. Marxisme dan komunisme tidak mampu membawa Uni Soviet menyesuakan diri dalam menghadapi perubahan kondisi zaman yang terjadi dengan pesat (hal. 107-108).
Setelah Uni Soviet runtuh, maka Rusia menjadi ahli waris utama dari kekayaan Uni Soviet. Rusia mulai bangkit dan belajar dari kesalahan-kesalahan masa lalu yang telah menyebabkan Uni Soviet runtuh. Rusia benar-benar mendapat kemajuan di bawah kepemimpinan Vladimir Putin. Di bawah kepemimpinannya Rusia menjadi lebih merdeka dan mandiri serta bebas dari intervensi asing. Meskipun membangun hubungan dengan banyak negara Eropa, tetapi Rusia tetap terjaga kemandiriannya.
Vladimir Putin melakukan perbaikan dalam bidang ekonomi dengan melakukan nasionalisasi terhadap aset-aset bangsa. Liberalisasi ekonomi telah terbukti dari pemerintah sebelumnya hanya akan menciptangan jurang pemisah yang lebar antara konglomerat dan rakyat kecil. Yang kaya semakin kaya dan yang miskin kian miskin. Vladimir Putin ingin menasionalisasi aset-aset swasta demi kemakmuran rakyat.
Rusia yang mempunyai kekayaan alam yang melimpah pada akhirnya mampu menjadi tuan di negerinya sendiri. Menurut Oil and Gas Journal, Rusia memiliki cadangan gas alam terbesar di dunia, dengan 1.680 Tcf, dan cadangan  Rusia mencapai sekitar seperempat dari total cadangan terbesar di dunia se. Sebagian besar cadangan ini terletak di Siberia, dengan  kekuatan militer, senjata nuklir, sumber energi yang besar dan wilayah luas yang dimilikinya. Semua itu tak terlepas dari nasionalisasi asaet-aset bangsa yang sebelumnya telah disandra asing.
Buku ini cukup lugas memotret jatuh bangun Rusia, silih ganti rezim, kedigdayaan Uni Soviet dan juga krisis yang melandanya, Kita Bisa belajar bagaimana menggerakkan kemiskinan dan kemelaratan menjadi revolusi dan kita juga bisa belajar pada jatuh bangunya Rusia, Uni Soviet dan hingga kini menjelma Rusia yang beringas pada Barat.
Buku ini juga memuat ketegangan kapitalisme dalam komando Amerika Serikat dan komunisme Uni Soviet, yang saling berkompetisi untuk mengekploitasi dan mencaplok ke beberapa negara serta menyebarkan ideologinya. Pada akhirnya kita tahu bahwa kapitalisme dan komunisme itu sama-sama ingin mendominasi dan eksploitatif.

                                                                                                 ——————— *** ———————

Tags: