Belajar Demokrasi Sejak Dini, Siswa SD Muhammadiyah Kunjungi KPU

21-sosialisasi-KPU-JAtim-di-SD-MUHAMADIYAH-4Surabaya, Bhirawa
Menjelang Pileg yang dilaksanakan pada 9 April 2014, masyarakat Indonesia disuguhi banyak kegiatan dari para caleg yakni sibuk berkampanye. Di tengah hingar bingar kampanye  ini, SD Muhammadiyah 18 Surabaya ikut memotivasi anak didik kelas VI untuk tahu soal demokrasi. Caranya dengan mengunjungi Kantor KPU Kota Surabaya. Sebanyak 60 siswa-siswi SD berbranding Sekolah Plus itu melakukan Pembelajaran Luar Sekolah (PLS) ke Kantor KPU Kota Surabaya Jalan Adityawarman, Kamis (20/3).
Kepala Sekolah SD Muhammadiyah 18 Surabaya Ainul Rofiq meyatakan kedatangan  anak-anak ke KPU Surabaya untuk mengetahui  langsung tentang seluk beluk Pemilu 2014. Harapannya mereka bisa belajar demokrasi di negeri sendiri. “Kegiatan ini tidak hanya tekstual, tapi dengan konsep contextual teaching and learning yakni belajar langsung arti demokrasi sebenarnya yang dilaksanakan oleh negara kita ,” tuturnya.
PLS ke kantor KPU Surabaya, tambah Ainul Rofiq, juga merupakan tindak lanjut dari mata pelajaran Pendidikan dan Kewarganegaraan (PKN) tentang Pemilu. Siswa bisa mendapatkan pemaparan langsung dari KPU Surabaya mengenai pelaksanaan demokrasi Bangsa Indonesia. Meski mereka belum waktunya mencoblos, pengenalan mata pelajaran ini merupakan kewajiban guru.
“Karena ini juga masih dalam mata pelajaran PKN di kelas VI mengenai demokrasi Bangsa Indonesia tentang Pemilu, meki usia anak didik  masih di bawah umur,  guru wajib untuk memperkenalkan langsung proses  Pemilu. Dengan diajak ke KPU Surabaya, anak didik bisa belajar banyak, mereka bisa menularkan ilmu atau berdiskusi dengan orangtuanya. Apalagi mereka juga diajari simulasi mencoblos, ” tambahnya.
Humas KPU Surabaya Agus Widodo mengatakan, salah satu sasaran sosialisasi KPU Surabaya adalah memberi pengarahan pada pemilih pemula. Dan ini sudah dilakukan sejak beberapa waktu lalu dengan target bidikan adalah siswa-siswi SMA kelas 3 se-Kota Surabaya.
“Bidikan sosialisasi kami adalah siswa-siswi SMA kelas 3, tapi ada juga yang minta diberikan pengarahan seputar ilmu berpolitik dan Pemilu dari SD Muhammadiyah 18.  Yang jelas kami siap untuk memberikan ilmu, dari cara mencoblos yang benar, memasukkan ke kotak suara itu juga ada caranya yakni sesuai warna kartu suara,” ucapnya.
Ditambahkan Agus ada perbedaan cara sosialisasi untuk siswa SMA dan SD. Karena  masih di bawah 12 tahun, pihaknya menyosialisasikan sesuatu sesederhana mungkin, yang penting apa disampaikan bisa dimengerti oleh anak-anak. “Seperti memakai bahasa yang sederhana, peragaan yang sederhana, tapi yang terpenting anak-anak tahu, apa itu Pemilu,” tambahnya.  [geh]

Tags: