Belajar Karate Sejak Dini, Berprestasi Internasional Kini

Maritza Eka Rahmadhani (dua dari kiri) bersama dewan juri usai berlaga di ajang Shotokan International Cup Castel D’Ario.

Maritza Eka, Siswa SMPN 22 Surabaya Melenggang di Italia
Surabaya, Bhirawa

Bakat dan potensi telah diasah sejak usia dini. Berlatih dan bertanding dilalui hingga akhirnya hasil maksimal diraih. Begitulah Maritza Eka Rahmadhani, siswi SMPN 22 Surabaya menekuni dunia bela diri sejak dirinya masih duduk di bangku Taman Kanak-kanak (TK).
Ketekunan Maritza mampu membuahkan prestasi internasional saat berduel di ajang International Cup Castel D’Ario di Mantova, Italia yang digelar Shotokan Karate International Federation (SKIF) pada akhir Januari lalu. Banjir apresiasi pun didapatkan Maritza mulai dari tim yang menaunginya, sekolah hingga Pemkot Surabaya melalui Dinas Pendidikan (Dindik) Surabaya.
Di ajang tersebut, Maritza Eka Rahmadhani, berhasil meraih medali emas dan perak di tiga ketegori sekaligus. Yakni medali emas pada kata beregu campuran, medali perak pada kata perorangan puteri dan medali perak kategori kumite puteri. Turnamen tersebut diikuti oleh 13 negara yakni Belgia, Italia, Belanda, Indonesia, Slovenia, Chech Republik, Inggris, Switszerland, Hungaria, Irlandia, German, dan Polandia. “Sejak kelas TK sudah mulai latihan terus baru mulai ikut kejuaraan waktu kelas 1 SD,” tutur Maritza saat diterima di ruang Kepala Dindik Surabaya, Senin (6/2).
Siswi kelas 8 itu mengaku, ajang ini cukup berharga baginya. Sebab, pada turnamen tersebut dia tidak hanya membawa nama sekolah melainkan juga Indonesia. Dari enam peserta yang dikirim Indonesia, Maritza menjadi satu-satunya dari Surabaya. “Indonesia berhasil juara kedua di bawah tuan rumah Italy dan di atas Belgia,” tutur Maritza.
Hasil yang diterimanya tak lepas dari usaha dia mempersiapkan diri sejak cukup lama. Setiap hari setelah pulang sekolah, dia langsung bergegas untuk latihan karate di KONI Surabaya. “Biasanya setelah maghrib langsung latihan, kalau mau ada kejuraan seperti ini latihan semakin ditingkatkan,” tutur pelajar yang juga hobi melukis itu.
Maritza mengaku, sejak 2009 dia mengikuti kejuaraan karate, sejak saat itu pula prestasinya mulai diukir. Saat itu dia mengikuti kejuaraan Karate pemula piala KONI Surabaya ke-6. “Beruntung langsung dapat juara ketiga untuk kategori kumite perorangan usia dini putri dengan kelas 25 Kg,” tutur dia.
Hingga saat ini, Maritza telah berhasil memenangi 38 kejuaraan sejak 2009 hingga 2018 kini. Dari seluruh kejuaraan tersebut, 37 di antaranya merupakan kejuaraan tingkat kota, provinsi dan nasional. Kemenangannya di Italia menjadi kemenangan pertama Maritza di tingkat internasional. “Sekali ikut kejuaraan kadang bisa lebih dari satu medali berhasil di bawa pulang,” pungkas peraih juara 1 Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) Jatim Kata perorangan putri tingkat SMP itu.

Pertahankan Bakat Siswa Jalur Prestasi
Maritza Eka Ramadhani merupakan salah satu siswa yang diterima melalui jalur prestasi di SMPN 22 Surabaya. Seiring waktu, potensinya terus mendapat dukungan baik dari teman, guru maupun kepala sekolah.
Kepala SMPN 22 Surabaya Sisminarto menuturkan, sekolah memiliki kewajiban untuk terus mendukung bakat dan potensi siswa. Kendati di sekolah tidak memiliki ekstrakurikuler yang sesuai dengan bakatnya, siswa setidaknya mendapat kesempatan untuk mengasah dirinya di luar. “Apalagi dia atlet andalan, tidak hanya sekolah tetapi juga Surabaya bahkan Indonesia. Karena prestasinya sudah menjangkau tingkat dunia,” tutur Sisminarto.
Pihaknya mengakui, Maritza bukan atlet yang sulit menerima pelajaran di kelas. Karena itu, guru tidak pernah kerepotan kendati dia kerap izin untuk berlatih maupun mengikuti kejuaraan. “Dia termasuk cukup pandai di kelas. Tapi kalau memang ada kekurangan, guru pun siap sebenarnya memberikan tambahan pelajaran,” tutur Sisminarto.
Sementara itu, Kepala Dindik Surabaya Ikhsan menuturkan, potensi dan bakat siswa harus terus digali dan dikembangkan baik di bidang akademik maupun non akademik. Banyak kesempatan yang dapat dia ikuti untuk mengembangkan bakatnya. Pemerintah sendiri juga rutin menggelar Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) untuk dikirim ke tingkat di atasnya, provinsi dan nasional.
“Kita terus akan suport bakat mereka. Karena itu, siswa yang mendaftar di jalur prestasi kita tempatkan di sekolah yang dekat dengan tempat mereka berlatih,” ungkap Ikhsan.
Mantan Kepala Bapemas dan KB Kota Surabaya tersebut berharap agar nantinya para pelajar Surabaya dapat menjadi tuan dan nyonya di kotanya sendiri, oleh sebab itu beragam saluran pengembangan bakat dan potensi siswa terus dikembangkan. [tam]

Tags: