Belajar Otodidak, Keahlian Sejajar Profesional

Belajar Otodidak, Keahlian Sejajar Profesional

Nikko Enggaliano Pratama
Maraknya tindak pencurian data yang dilakukan oleh ‘orang-orang’ tertentu untuk memperoleh pengakuan dan keuntungan pribadi, justru menggerakkan seorang Nikko Enggaliano Pratama untuk belajar dan menguasai sistem keamanan jaringan. Pasalnya, mahasiswa semester 3 Teknik Informatika Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) ini pernah mengalami kejadian yang tidak mengenakkan dengan ‘kebobolan’ sistem keamanan jaringan pada layanan IT miliknya.
“Tepat di malam ulang tahun saya, layanan IT Security itu di hack oleh orang lain. Dia tidak mencuri apapun hanya sekedar iseng melakukanya jadi ada beberapa data yang dia masukan untuk iseng-iseng. Lalu besoknya layanan yang saya buat itu tutup beberapa minggu untuk dilakukakn perbaikan,” cerita pria yang kerab disapa Nikko ini.
Kemudian, sambung dia, layanan IT security yang digunakan sebagai tempat pembelajaran bagi anak-anak harus dirombak dengan membuat ulang layanan. Namun yang dulunya berfungsi untuk belajar secara umum, saat ini hanya didesain untuk belajar dari instansi atau akademik tertentu.
“Secara umum perbaikanya menganti code dimana hacker itu menyerang. Namun kalau saya kemarin memilih untuk membuat ulang aplikasi tersebut dari 0 tidak hanya memperbarui securitynya saya juga mengubah banyak tampilan agar lebih friendly (mudah digunakan),” ujar pria yang saat ini berusia 19 tahun ini.
Dari kejadian itu, Nikko menyadari jika tidak ada sistem yang benar-benar aman. Hal itu juga diperkuat dengan tindak pencurian data yang tidak pernah disadari oleh orang awam. Ia menilai kejadian tersebut juga didasari atas kelalaian penyedia layanan yang justru merugikan penggunananya. Oleh karenanya, ia pun terus mempelajari sistem keamanan jaringan guna memberikan pelayanan yang lebih baik. Ia juga mengaku dengan ilmu yang terus berkembang, mempelajari sistem keamanan jaringan justru menjadi tantangan tersendiri bagi dia.
“Meskipun saya belajar secara otodidak sejak dibangku SMP atau tepatnya pada tahun 2013 sampai saat ini, tapi saya bersyukur banyak prestasi yang saya peroleh dari mempelajari ini (sistem keamanan jaringan,” ujar dia
Di antaranya adalah juara II tingkat Nasional kategori Pentest Server pada kompetensi Born to Protect yang diiselenggarakan oleh KOMINFO
Pelaksanaan di Jakarta. Selain itu, juara III ditingkat Nasional kategori Amazing Trace yang diselenggarakan oleh Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN). Dari pretasi itu, Nikko juga berkesempatan untuk magang di salah satu perusahaan keamanan International dan mendapat tawaran projek sistem keamanan dari perusahaan asal Amerika.
Bagi Nikko mempelajari keamanan jaringan bukanlah hal yang mudah. Di mana ia tidak hanya dituntut untuk bisa “menyerang” sebuah sistem. Lebih dari itu ia juga dituntut untuk menutup celah dari ‘bobrok’ nya sebuah sistem.
“Sederhananya begini, dalam keamanan jaringan kadang saya harus berada sebagai penyerang untuk menguji kelayakan sistem. Tapi saya juga diminta untuk memperbaiki sistem yang sudah saya serang. Kita juga harus bisa menganalisa itu,” jelas pria yang telah mendapat Sertifikasi Internasional CND (keahlian dalam sistem keamanan jaringan).
Kedepan, ia berharap bisa memberikan informasi peringatan kepada khalayak umum tentang rentannya pencurian data. Selain itu, ianjuga berharap agar bisa terus berkontribusi bagi negara. [ina]

Tags: