Belajar Penanganan Risiko Kebencanaan di Manila

Widyaiswara Ahli Utama Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Jatim Dr Hary Wahyudi, SH, MSi (kanan) bersama Deputi Inovasi Lembaga Administrasi Negara (LAN) RI Dr Tri W Widodo mengikuti Workshop Dissaster Risk Management di Asian Development Bank Manila, Philipina.

Manfaatkan SMS Blasting, Kembangkan Paradigma Living Harmony With Disaster
Surabaya, Bhirawa
Jawa Timur merupakan daerah yang rawan bencana, masyarakatnya tidak mungkin berpikir daerahnya bisa bebas dari bencana (free from disaster). Lantaran itu, paradigma yang harus dibangun adalah mengembangkan konsep “hidup harmoni bersama bencana (living harmony with disaster)”
Berkesempatan mengikuti training selama sepekan untuk belajar tentang pengalaman terbaik dalam penanganan bencana (best practice Disaster Risk Management) beberapa waktu lalu, menjadi pengalaman yang berharga bagi Widyaiswara Ahli Utama BPSDM Jatim Dr Hary Wahyudi. Kegiatan yang bertajuk program Benchmarking Vsit of Participant of Reform Leader Academy Training bath XII berlangsung di Manila Philipina, banyak memberi pelajaran bagi Hary Wahyudi yang secara mau berbagi dengan Bhirawa. Kegiatan studi banding tersebut semakin menemukan relevansinya ketika hari – hari ini di berbagai wilayah Jawa Timur mengalami berbagai bencana mulai banjir hingga banjir.
Menurut Hary Wahyudi, rombongan dari Indonesia yang dipimpin Deputi Inovasi Lembaga Administrasi Negara (LAN) Dr Tri Widodo dengan Co-leader Kepala Pusat LAN Aceh Ir Faisal Ardiansah MSi mengikuti beberapa kegiatan di antaranya Workshop Asean Development Bank (ADB) “Disaster Risk Management”, The Philipne Disaster Risk Reduction and Management System, Office of Civil Defense National Disater Management Council dan terakhir ke Control of Disaster Information Coordinating Center.
“Tata kelola sistem penangann bencana dan risiko bencana yang menimpa masyarakat bisa terkoordinasi antar stakeholder, sehingga dapat terantisipasi dan tertangani dengan cepat. Pemerintah Philipina menerapkan SMS Blasting (SMS Serentak) ke semua nomor smartphone,” jelas Hary Wahyudi.
Menurut widyaiswara yang produktif menulis buku ini, peringatan terjadinya ancaman bencana, utamanya bencana angin topan, tentang lokasi arah angin dan kecepatan angin yang akan menghantam, juga informasi tentang potensi luapan sungai serta potensi banjir, dapat tersampaikan secara dini melalui SMS Blasting.
“Pelajaran penting yang bisa dipetik adalah tidak ada masyarakat yang tangguh bencana, tanpa adanya kesulitan yang dihadapi, atau dengan kata lain bencana akan menjadikan masyarakat semakin tangguh. Maka, persoalannya bukan pada dimana kita tinggal, tetapi sejauh mana pengetahuan kita bisa memahami tentang mitigasi bencana,” jelasnya.
Dikonfirmasi terpisah, Deputi Inovasi LAN Dr. Tri Widodo mengungkapkan Indonesia menjadi daerah rawan bencana, masyarakatnya otomoatis tidak mungkin berpikir bebas dari bencana (free from disaster). Paradigma yang harus dibangun adalah “hidup harmoni bersama bencana (living harmony with disaster)”.
“Pengetahuan tentang kebencanaan harus menjadi prioritas pemerintah untuk terus mensosialisasikan kepada masyarakat. Sampai bangsa kita menjadi bangsa yang benar-benar tangguh terhadap bencana,” ungkapnya berharap. [Wahyu Kuncoro SN]

Tags: