Belajar Sabar Dibalik Jeruji Penjara Lima Tahun

5-Kaki-1Sidoarjo, Bhirawa
Seperti lagu yang dinyanyikan vokalis God Bles Ahmad Albar, Dunia Ini Panggung Sandiwara… Kehidupan di dunia ini kata peribahasa, juga ibarat seperti roda pedati. Suatu saat posisinya berada di atas, dan  terkadang juga berada di bawah.
Kata-kata bijaksana dari orang tua kita ini, mungkin bisa untuk  menggambarkan, kondisi yang saat ini sedang menjadi cobaan untuk dijalani mantan Bupati Sidoarjo, Win Hendrarso.
Memimpin Kab Sidoarjo selama dua periode, yakni 2000-2005 dan 2006-2010, pria yang kini berusia 60 tahun an itu, harus menjalani cobaan, hidup dalam tahanan selama empat tahun. Karena dinilai majelis hakim Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Surabaya terbukti melakukan tindak pidana korupsi Kasda sebesar Rp2.3 miliar.
Meski faktanya tak terbukti menikmati uang Kasda yang raib sebesar Rp2,3 miliar itu, namun suami guru besar Unair Surabaya, Emi Susanti ini, oleh majelis hakim dinyatakan telah lalai dan melakukan pembiaran, sehingga uang Kasda yang dikeluarkan tak sesuai prosedural pada tahun 2005 dan tahun 2007 silam.
Dalam suatu kesempatan kepada Bhirawa ketika berada di LP Porong, beberapa waktu lalu, Win-sapaan akrab mantan Bupati Sidoarjo ini mengakui sempat tak bisa menerima kenyataan dan kondisi itu. Ia pun  sempat jatuh sakit ketika menerima kenyataan itu.
Tetapi dengan belajar sabar untuk menerima kenyataan, lama-lama ia bisa menjalaninya dengan legowo,  apa yang menimpa dirinya itu. Kini aura di wajahnya nampak bersinar. Badannya bahkan nampak lebih gemuk dibanding saat menjabat Bupati Sidoarjo dulu. Bisa jadi ini sebagai suatu tanda,  kalau Win malah tambah sehat. Karena sudah mampu melepaskan beban pikiran yang sempat menghimpitnya. Selama berada di LP Porong sekitar satu tahunan ini, Win belajar sedikit demi sedikit untuk bisa beradaptasi dengan lingkungannya. Yang terdiri dari tahanan berbagai status sosial. Mulai kalangan atas hingga kalangan bawah.
”Saya ingat dengan filsafah, dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung, artinya kita harus bisa melihat situasi dan kondisi dimana kita berada. Dan harus bisa menyesuaikan diri,” tuturnya.
Selain mulai bisa menjaga hati dan pikiran, Win  mengaku juga mengimbanginya  dengan  menjaga apa yang ia makan. Misal menghindari makanan yang jadi pantangan  dan rutin mengkonsumsi telur setengah matang.
Menurut Win, dirinya mulai bisa beradaptasi, tak lepas karena kebiasaan saat menjabat bupati selama dua periode itu, tidak suka dengan
mendewa-dewakan jabatan. Misal saat libur dinas, sedangkan sopir  tak ada karena juga libur, Win mengaku kadang menyopiri sendiri mobilnya. ”Tanya saja dengan mantan ajudan saya,” kata ayah dari Aditya, anak semata wayangnya itu.
Karena mengaku tak ingin disanjung-sanjung, sehingga Win bersyukur bisa terbebas dari penyakit post power syindrom, yaitu penyakit psikologi yang kerap menimpa para mantan pejabat usai tak lagi menjabat.  Sehingga ia berdoa dan berharap akan bisa menjalani cobaan Tuhan saat ini dengan sabar. [ali]

Keterangan Foto : Mantan Bupati Sidoarjo Win Hendrarso ketika dalam suatu kegiatan pendidikan di SDN Pranti, Kec  Sedati. [alikusyanto/bhirawa]

Tags: