Belajar Sepanjang Masa

 I Made Sukartha

I Made Sukartha

Belajar, belajar dan terus belajar. Itulah falsafah hidup yang sangat dipegang teguh sosok Dr Ir I Made Sukartha CES. Sebab ilmu adalah bekal paling dasar yang harus dimiliki setiap manusia jika ingin bertahap hidup sebagai manusia seutuhnya.
Hal itu dibuktikan Kepala Biro Administrasi Perekonomian Setdaprov Jatim itu, dengan menuntaskan jenjang pendidikan formal tertinggi yaitu strata tiga atau doktor, di Program Doktor Bidang Keahlian Transportasi Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya.
Konsepsi hidup yang dianut Made berdasarkan falsafat ilmu yaitu, mencari tahu diketidaktahuan dan mencari kepastian dikebimbangan dengan cara belaja sepanjang masa. “Makanya bekal yang paling berharga diberikan orang tua bukanlah materi, tapi pendidikan,” ungkap pejabat yang melakukan Diklatpim Tingkat II pada 2005 lalu.
Meski membutuhkan waktu tujuh tahun untuk menyelesaikan studi S3, pejabat kelahiran Denpasar, Bali 23 Januari 1959 ini berhasil meraih indeks prestasi kumulatif (IPK) dengan nilai 3,96. Sungguh nilai IPK yang sangat istimewa dan tak semua orang mampu meraihnya karena mendekati sempurna.
Meski begitu, Made tak merasa jumawa atas prestasi yang telah diraihnya. Bahkan dengan IPK setinggi itu, yang seharusnya mendapat predikat ‘cumlaude’ karena suatu hal, predikat tersebut harus diturunkan dengan predikat ‘memuaskan’.
“Karena masa pendidikan S3 saya terlalu lama, aturan akademik tidak memperbolehkan saya mendapatkan predikat cumlaude meski IPK saya 3,96. Surat izin belajar saya turun dari Pak Sekdaprov pada 2007 lalu, dan pada 2010 surat keputusan kandidat doktor sudah ada. Seharusnya pada 2011 sudah bisa menyelesaikan studi S3,” tutur alumnus Sarjana Teknis Sipil Perhubungan Fakultas Teknik Sipil ITS Surabaya 1983 ini.
Namun karena pada 2011 Made mendapat cobaan hingga merontokkan semangat hidupnya termasuk menyelesaikan studi S3-nya. Pejabat lulusan Pasca Sarjana CES Pemeliharaan Jalan ENTPE-Lyon Prancis pada 1993 ini, pun membiarkan kuliahnya terbengkalai selama dua tahun.
“Pada 2011 lalu saya kehilangan anak saya karena meninggal dunia. Disitu semangat saya drop. Saya istirahat tidak kuliah mulai 2011 hingga 2012. Setelah mendapat dorongan semangat dari keluarga, teman dan para dosen pembimbing, saya aktif lagi pada 2013 dan selesai pada Agustus 2014,” ungkapnya.
Pria yang pernah menempuh pendidikan dan pelatihan UNSW Bridge Design Course Sydney Australia ini mengambil judul disertasi ‘Penentuan Pola Penurunan Kondisi Perkerasan Jalan Lentur setelah Batas Umur Pelayanan melalui Evaluasi Perubahan Nilai Strukturnya’.
Sidang terbuka doktor telah digelar pada Sabtu 13 September 2014 lalu. Sebagai dosen pembimbing adalah Prof Ir Indrasurya B Mochtar MSc PhD dan Prof Ir Wimpy Santosa MEng MSCE PhD. Selalu penguji adalah Prof Ir Nyoman Sutantra MSc PhD, Ir I Putu Artama Wiguna MT PhD dan Ir Achmad Wicaksono MEng PhD. [iib]

Rate this article!
Belajar Sepanjang Masa,5 / 5 ( 1votes )
Tags: