Beli Burung Seharga Rp 5 Juta, Laku Rp 60 Juta

6-FOTO KAKI awi-herry burung2Situbondo, Bhirawa
HERRY Suryanto kecil, sejak dahulu hanya ikut orang tuanya yang memang dikenal sebagai penggemar berat burung perkutut. Sejak usia muda itu, Herry sangat tahu jika bapaknya, memiliki kesenangan yang sama dengan penggemar burung perkutut di lingkungan rumahnya. Berawal dari sekadar kesenangan dan hobi masyarakat terhadap burung perkutut yang secara turun menurun itulah, Herry lambat laun ikut tertarik. Puncaknya saat orang tuanya meninggal, membuat Herry lebih fokus meneruskan kegemaran ayahnya tersebut.
Awalnya, ujar pria yang kini menyandang sebagai Kepala Bakesbangpol-Linmas Kabupaten Situbondo itu-hanya sekadar merawat dan lama kelamaan menjadi senang dan hobi. Ditambah mengikuti arisan burung yang digelar seminggu sekali serta ikut lomba diberbagai even lokal; regional maupun nasional, menambah kegemaran terhadap burung bertambah kian serius.
“Semula hanya merawat dan memelihara beberapa ekor burung disangkar dan akhirnya termotivasi ingin mendapatkan dan memiliki burung yang berkualitas dan tampil dilomba burung perkutut, membuat saya semakin selektif dalam berburu burung yang berkualitas. Terhadap burung-burung yang lama yang tidak menjanjikan prestasi, saya pelihara terus hingga bisa menjuarai nasional dan regional. Awalnya hanya tiga berkembang menjadi 7 dan akhirnya menjadi 25 kandang. Ini dilakukan untuk bisa membuat anakan, yang berkualitas dan bisa berbicara ditingkat nasional dan regional,” tutur Herry.
Akhirnya, sambung Herry, produk burungnya bisa terus menjuarai di skala nasional dan regional dan bisa meraih hadiah dan tropi sehingga membuat nama Herry kian terkenal dikalangan peminat dan pencinta burung perkutut. Bahkan tak sedikit mereka, ujar Herry, membeli burung ternaknya yang dipajang dirumahnya. “Saya harus melayani mereka pada waktu libur dan lepas dinas. Saya juga melayani dan memfasilitasi teman-teman yang mau latihan. Dari sanalah terjalin hubungan baik dan bisa memilih burung yang baik serta sehat dan bisa beternak burung yang produkif dan bagus,” urainya.
Selebihnya, tukas Herry, dari pertemuan arisan tersebut bisa terbangun tali silaturahim yang baik, sehingga dapat membangun komunikasi ditingkat Kabupaten, Provinsi dan Nasional. Selain itu, ujar dia, ia akan memperoleh wawasan pengetahuan dan pengalaman yang baik dari pertemuan itu. “Yang jelas aktivitas hobi memeihara burung perkutut ini tidak mengganggu tugas saya sebagai pejabat,” paparnya.
Masih kata Herry, dirinya ingin sekali masyarakat ikut melestarikan warisan leluhur pendahulu untuk memelihara dan merawat serta mengembangbiakkan burung perkutut. Sebab bukan tidak mungkin, sambung Herry, jika total memelihara burung bisa menjadi juara. “Untuk burung saya yang paling fenomenal bisa menjuara II tingkat nasional saat lomba di Surabaya. Uniknya saat itu burung saya langsung dibeli penghobi dengan harga Rp 60 juta. Ada lagi burung saya yang mampu juara V nasional. Itu murni produk saya dan dikawal sendiri. Dari semula seharga 5 juta, namun setelah dirawat dan berprestasi nasional bisa terjual Rp 60 juta,” paparnya.
Dalam usaha ternaknya saat ini, kata Herry, ia menjual dan melayani mulai kualitas cukup, baik dan sangat baik serta istimewa. Herry juga mengakui banyak pembeli yang berprestasi. Tentunya, ujar dia, Herry tidak mengenyampingkan ternak burung teman teman lain juga banyak bagus dan moncer berprestasi. “Itu saya akui memang beternak itu harus yang bagus dan berkualitas. Namun akhirnya juga kembali kepada rejeki dari Allah SWT,” tegas Herry.
Untuk jenis burung yang dijual Herry bervariasi. Ada yang dibandrol harga cukup sebesar Rp 500 ribu (kelas C), kualitas baik/bagus Rp 1 juta-2,5 juta. Selanjutnya harga bagus sebesar Rp 5 juta dan Istimewa sebesar Rp 10 juta keatas. “Itu semua tergantung permintaan pembeli sesuai dengan penawaran. Silahkan memilih sendiri nanti,kalau membeli yang istimewa akan mendapatkan anakan yang serupa. Apalagi dirawat menjadi burung yang berprestasi dengan suara yang bagus,” katanya.
Berbicara soal perawatan burung perkutut, tegas Herry, tidak memakan biaya yang mahal dan sulit. Herry juga berpesan agar pandai dalam menawar jenis burung bangkok/impor. “Dari beli harga burung yang murah, kita lakukan penyilangan antara jantan dan betina, sehingga akan menghasilkan anakan yang bagus,” pungkas Herry. [awi]

Keterangan Foto : Herry Suryanto saat merawat ternak burung perkutuT di samping kediamannya kemarin. [sawawi/Bhirawa]

Tags: