Belum Ada yang Akui Jenazah Teroris

Puluhan kendaraan bermotor yang turut hangus akibat teror bom Surabaya kini ditumpuk di Direktorat Reserse Kriminal Umum. Saat ini Linmas Pemkot Surabaya tengah mendata kendaraan yang rusak untuk proses penggantian.[trie diana/bhirawa]

Gegana Periksa Bungkusan Mencurigakan
Surabaya, Bhirawa
Polda Jatim menyatakan hingga Rabu, hari ini belum ada keluarga yang mengakui jenazah ke-13 pelaku aksi teror di Surabaya dan Sidoarjo.
“Hingga hari ketiga, belum ada keluarga atau saudara yang mau mengakui jenazah yang bersangkutan,” kata Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Frans Barung Mangera di Surabaya, Rabu (16/5).
Padahal, kata Barung, pihaknya telah menghubungi keluarga atau saudara jenazah tersebut. Salah satunya paman dari anak berinisial AIS (8), anak perempuan pelaku teroris bom bunuh diri di Mapolrestabes Surabaya.
“Paman AIS ini sudah datang ke Rumah Sakit Bhayangkara, bahkan pamannya mengakui kalau AIS ini ponakannya. Tapi paman AIS tidak mau mengakui kalau orang tua AIS adalah saudaranya. Sehingga, kita tidak mungkin memaksa untuk tes DNA dong,” kata Barung.
Untuk itu, pihaknya meminta keluarga atau saudara terduga teroris bernama Dita, Anton, dan Tri Murtiono, segera datang ke RS Bhayangkara untuk mencocokkan data sekunder dengan jenazah.
Nantinya setelah ada kecocokan, maka jenazah bisa diambil untuk kemudian dimakamkan. “Ini merupakan pengumuman terakhir sebelum langkah selanjutnya, apakah akan dikuburkan atau bagaimana,” katanya.
Polda Jatim akan memberi batas waktu hingga tujuh hari ke depan terhitung sejak Senin (14/5) agar keluarga atau saudara terduga teroris untuk segera datang ke RS Bhayangkara.
“Jika sampai waktu yang telah ditentukan belum ada keluarga yang mengambil jenazah, maka nanti kita akan serahkan ke pemerintah setempat apakah akan dimakamkan oleh pemeritah atau seperti apa,” tuturnya.

Bungkusan Mencurigakan
Tim Gegana Polda Jatim, Rabu malam, memeriksa bungkusan paket mencurigakan yang diduga sebagai bom di salah satu rumah di Jalan Kalidami Gang IX Surabaya menyusul seringnya tragedi ledakan bom yang dilakukan sekelompok teroris.
Tim Gegana yang datang kemudian langsung melakukan pemeriksaan terhadap bungkusan paket yang diduga sebagai bahan peledak tersebut. Selain tim Gegana, sejumlah petugas dari Polsek Gubeng Surabaya juga tampak berjaga di lokasi untuk mengamankan masa agar tidak mendekat ke lokasi kejadian.
Kepala Kepolisian Sektor Gubeng Surabaya, Kompol Sudarto mengatakan pihaknya hanya membantu masalah pengamanan, terkait dengan isi bungkusan tersebut dirinya tidak bisa menjawab.
“Kami tidak bisa menjawab isi dari bungkusan yang mencurigakan itu, karena kami hanya pengamanan saja. Khawatir kalau saya jawab nanti saya yang malah salah,” ucapnya.
Sementara Basiran, pemilik rumah mengatakan jika saat itu pihaknya menerima paket dari orang yang tidak dikenal, yang diperuntukkan untuk cucunya. Karena merasa tidak merasa memesan paket, pihaknya kemudian menghubungi petugas kepolisian setempat.
Kemudian, Kompol Sudrato Kapolsek Gubeng Surabaya langsung koordinasi dengan tim gegana dari Polda Jatim.
Dalam beberapa hari di Surabaya ini dihebohkan dengan aksi penangkapan teroris. Seperti yang terjadi pada, Minggu (13/5) pagi, tiga gereja yang ada di Surabaya diserang oleh teroris dengan cara meledakkan diri dengan menggunakan bom. Akibat kejadian itu, belasan orang meninggal dunia dan puluhan orang mengalami luka-luka. [ant]

Rate this article!
Tags: