Belum Semua Daerah di Provinsi Jawa Timur Berikan Diklatsar CPNS

Teks : Bupati Saiful Ilah mengalungkan tanda peserta Diklatsar pada CPNS Kabupaten Sidoarjo. [alikus/bhirawa].

(BPSDM Jatim Apresiasi Diklatsar CPNS Kabupaten Sidoarjo )

Sidoarjo, Bhirawa
Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan dasar ( Diklatsar ) yang dilakukan Pemkab Sidoarjo di tahun 2019 ini pada para CPNS nya, mendapat apresiasi positif dari Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Prov Jatim.
Menurut Sekretaris BPSDM Provinsi Jatim, DR Sucipto SH MSi, karena masih belum semua daerah di Jatim yang menyelenggarakan Diklatsar bagi CPNSnya. Dirinya berharap semua Kabupaten/Kota melaksanakan Diklatsar bagi CPNS, karena itu merupakan amanat UU No.5 tahun 2014 tentang ASN.
“Di Jatim ini riskan, ada daerah yang tidak melaksanakan Diklatsar bagi CPNS, padahal ini wajib bagi CPNS sebelum jadi ASN,” ujar Sucipto, yang hadir dalam pembukaan Diklatsar golongan III angkatan 3 dan 4 di Kabupaten Sidoarjo, Kamis (13/6) kemarin, di Kantor Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kabupaten Sidoarjo.
Makanya secara pribadi dan kedinasan, dirinya memberi apresiasi pada Kabupaten Sidoarjo, karena termasuk aktiv dan yang kali pertama di tahun ini yang sudah menggelar Diklatsar bagi CPNS nya.
Menurut Sucipto, pelaksanaan Diklatsar bagi CPNS ini sasarannya adalah membentuk menuju ASN yang profesional.
Sucipto juga sempat memberikan sedikit petuahnya pada 89 CPNS Sidoarjo yang ikut dalam Diklatsar itu, agar bisa menjadi ASN yang profesional.
Dirinya menyitir filosofi kupatan. Yang bermakna laku papat atau empat cara yang harus dan bisa dilakukan para CPNS Sidoarjo agar nanti bisa menjadi profesional.
Pertama, lebar, yang bermakna terbuka untuk mau dan mampu menerima adanya perubahan yang ada. Misalnya saat ini, perkembangan zaman sudah memasuki perubahan yang sering disebut dengan 4.0.
“Maknanya adalah, CPNS saat ini harus mampu mengikuti perkembangan zaman. Jangan Jadul. CPNS harus banyak inovasi sehingga mampu melayani kebutuhan masyarakat dengan kemudahannya,” katanya.
Kedua, lebur, CPNS harus bisa melebur penyakit ASN diantaranya seperti self orientasi. Penyakit ini bersifat one man show. Sehingga akan berpikiran, kalau tidak ada saya tidak bisa jalan. Penyakit sombong takabur ini harus dilebur. Harus dihilangkan.
Ketiga, Luber, yakni CPNS Sidoarjo harus punya kemampuan atau intelektual lebih dalam melayani masyarakat. Tapi CPNS tak cuma cukup cerdas dalam melayani masyarakat, namun juga harus diimbangi kecerdasan spiritual agama dan ibadah.
“Yang keempat, labur, yakni setelah melakukan ketiga filosofi itu, Insya Allah akan jadi indah, sehingga diharapkan masyarakat akan percaya pada para CPNS yang sebenarnya merupakan abdi negara itu,” pungkas Sucipto, yang berpesan agar CPNS Sidoarjo mengikuti Diklatsar CPNS tersebut dengan sebaiknya.
Dari Bupati Sidoarjo, Saiful Ilah, yang hadir dalam kesempatan itu juga memberi pesannya, supaya CPNS Sidoarjo tersebut tidak berbuat macam-macam. Bila sampai melakukannya dalam masa percobaan selama 1 tahun ini, maka mereka bisa tidak diangkat jadi ASN Sidoarjo.
“Jangan berbuat macam-macam, justru kerja harus ditingkatkan, sebagai abdi negara tidak boleh sombong,” pesannya.
Ridho Prasetyo SSTP, Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kabupaten Sidoarjo mengatakan Diklatsar CPNS 2018 Sidoarjo ini gelombang yang kedua. Mereka akan mengikuti kegiatan di dalam kelas mulai 13 Juni sampai 2 juli. Sedangkan kegiatan luar kelas pada 4 Juli sampai 2 Agustus mendatang.
Dari 10 materi yang akan diberikan, salah satu diantaranya kata Ridho, adalah masalah anti korupsi dan masalah pelayanan publik yang merupakan isu nasional saat ini.
“Kegiatan ini diikuti 80 peserta, peserta terbanyak berasal dari CPNS guru,” kata Ridho.
Peserta Diklatsar yang lulus dalam kegiatan ini, kata Ridho, akan mendapatkan sertifikat lulus dari Lembaga Adminitrasi Negara (LAN). (kus)

Tags: