Belum Setahun, Plengsengan Ampo Ambrol

Ludi Tanarto bersama warga melihat material plengsengan yang masih menumpuk di dasar sungai.

Ludi Tanarto bersama warga melihat material plengsengan yang masih menumpuk di dasar sungai.

Kota Batu, Bhirawa
Proyek pembangunan plengsengan di Kali Ampo di Desa Dadaprejo, Kecamatan Junrejo Kota Batu mendapat sorotan warga setempat. Belum setahun pengerjaan proyek ini tuntas, plengsengan sudah jebol. Hal ini menarik anggota DPRD untuk mendatangi lokasi proyek plengsengan yang diduga tak sesuai bestek.
Bangunan plengsengan ini mengalami ambrol sebanyak 4 kali. Ambrol yang terakhir terjadi pada bulan Maret 2016 lalu. Dan sejak saat itu tidak ada satu pun bagian plengsengan yang masih menempel di tebing sungai.
“Begitu pekerjanya pulang, langsung longsor, waktu itu akhir tahun 2015, kurang lebih 5 sampai 6 bulanan lha, belum sampai setahun kok. Mungkin plengsengan ambrol karena kebanyakan menggunakan semen,” ujar Ali Jaya, warga yang tinggal tepat di pinggir Sungai Ampo, Rabu (6/4) kemarin.
Melihat itu, spontan masyarakat melaporkan kejadian ini kepada Dinas Pertanian dan Kehutanan, selaku leading sector dan melaporkannya kepada pelaksana pembangunan, dengan harapan plengsengan tersebut segera diperbaiki.
Saat itu warga sudah melaporkan ke pelaksana proyek,  sempat ada tukang yang datang kemudian menata batu yang berserakan dan mencabut papan proyek. Warga menyangka akan dilakukan perbaikan, namun ternyata hingga saat ini tidak ada aktifitas perbaikan sama sekali.
“Waktu membangun plengsengan ini sudah saya ingatkan, campuran materialnya kok kering, seperti yang saya duga, plengsengan itu langsung ambrol,” ujar Ketua RW 6 yang juga Ketua Kelompok Tani Sri Sedono, Imam Suwandi.
Saat ada plengsengan ambrol, warga sudah menelepon rekanan, namun tidak ada jawaban, termasuk menghubungi pengawas dan Dinas Pertanian. Namun mereka tidak mendapatkan jawaban dengan memperbaiki plengsengan yang dibangun menggunakan uang rakyat ini.
Warga khawatir bila tumpukan batu ini dibiarkan bisa menimbulkan masalah baru, yakni bisa menimbulkan banjir bandang untuk warga.
Anggota DPRD Kota Batu dari PKS dapil Junrejo, Ludi Tanarto, memuji respon masyarakat yang turut mengawasi pembangunan yang dilakukan eksekutif. “Warga sudah merespon dengan melaporkan kepada rekanan maupun kepada Dinas Pertanian, yang kita sesalkan laporan ini tidak ditanggapi,” ujar Ludi.
Kerusakan ini menurut Ludi dipastikan menjadi tanggungjawab rekanan, selain karena masih dalam masa pemeliharaan, ambrolnya plengsengan ini menunjukkan bahwa bangunan tersebut tidak sesuai spek.
“Tadi saya coba uji kekuatan semennya, dipukul sedikit saja sudah ambrol, kata warga disini karena ‘kebanyakan semen’,” pungkas Ludi.  [nas]

Tags: