Belum Terima Vaksin Influenza, CJH Sumenep Terancam Tak Divaksin

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Sumenep, Bhirawa
Dinas Kesehatan Kabupaten Sumenep belum menerima vaksin influenza, akibatnya sebanyak 456 calon jamaah haji (CJH) yang akan berangkat pada 8 Agustus 2016 ini belum dilakukan vaksinasi influenza. Jika dalam waktu dekat belum datang, dipastikan CJH itu tidak divaksin influenza.
Kepala Bidang Penanggulangan Masalah Kesehatan (PMK) Dinas Kesehatan Sumenep Dwi Regnani menyatakan sesuai informasi yang diterimanya, vaksin influenza itu akan tiba di Sumenep pada 23 Juli, namun hingga kini belum sampai. Sehingga ratusan CJH asal Sumenep tidak bisa divaksin influenza.
“Sampai saat ini CJH asal Sumenep memang belum dilakukan vaksinasi influenza karena kami belum mendapatkan kiriman vaksin influenza, padahal informasi terahir pada 23 Juli sudah tiba,” kata Dwi Regnani, Senin (25/7).
Ia memastikan, jika vaksin itu datang para calon jamaah haji langsung akan dilakukan vaksin. Untuk mempercepat vaksinasi, pihaknya akan mengirimkan vaksin itu ke setiap Puskesmas sehingga calon jamaah haji bisa langsung melakukan vaksin di Puskesmas terdekat.
“Kalau besok (hari ini, red) datang, masih nutut dilakukan vaksinasi influenza,  vaksinasi bisa dilakukan dimasing-masing Puskesmas terdekat,” ucapnya.
Lambatnya vaksin influenza ini, lanjutnya, karena masih dalam pemeriksaan BP POM terkait adanya vaksin palsu yang menyebar di Jakarta. “Kalau untuk vaksin meningitis sudah dilakukan, tinggal vaksin influenzanya yang belum,” tegasnya.
CJH  asal Sumenep yang masuk pada kloter pertama itu dijadwalkan berangkat dari GOR A Yani itu pada 8 Agustus 2016.

632 CJH Bojonegoro Divaksin
Semakin dekatnya waktu pelaksanaan ibadah haji membuat semua persiapan mulai dilaksanakan. Jika beberapa waktu digelar manasik haji massal, Senin (25/7) Dinas Kesehatan Bojonegoro memberikan vaksin meningitis terhadap 632 CJH di Kabupaten Bojonegoro. Vaksinasi ini bersifat wajib dan untuk penyelenggaraannya memang sudah diwenangkan kepada Dinkes. ” Pemberian vaksin kepada jamaah diwajibkan,” ungkap salah satu petugas Dinkes Bojonegoro, Kun Sucahyono kepada Bhirawa.
Dia menjelaskan, sesuai data Kementerian Agama (Kemenag) terakhir, ada 632 jemaah, semuanya divaksinasi yang sudah jelas berangkat. Dari jumlah tersebut dibagi tiga gelombang selama tiga hari, setiap harinya sekitar 200-an orang. “Ada vaksin meningitis untuk mencegah inveksi selaput otak dan vaksin influenza, semuanya untuk pencegahan jamaah haji di Tanah Suci,” ujarnya.
Dia merinci vaksinasi sendiri dilakukan selama tiga hari yakni  Senin-Rabu (25-27 Juli) dan dibagi sesuai dengan wilayah. Untuk Senin (25/7) yakni Baureno, Kepohbaru, Sumberejo, Kedungadem. Selasa (26/7) yakni Kanor, Malo, Kalitidu, Ngasem, Gayam, Trucuk, Kapas, Sukosewu, Balen.
” Kemudian Rabu (27/7) yakni  Bojonegoro, Dander, Ngraho, Kasiman, Purwosari, Padangan, Temayang, Sugihwaras, Ngambon, Bubulan, Tambakrejo,” jelasnya.
Diterangkan pula, untuk vaksin meningitis diberikan hanya sekali untuk masa dua tahun. Sedangkan untuk jamaah yang tunda berangkat tidak dilakukan vaksin lagi. Sedangkan untuk vaksin influenza masa berlaku vaksi satu tahun, untuk batuk pilek. ” Yang influenza kebijakan dari pemerintah Indonesia. Tapi meningitis  mandat dari Saudi Arabia, diajurkan untuk orangtua karena risiko tinggi,” paparanya.
Tak hanya itu, Dinkes Bojonegoro utamanyan khusus bagi jamaah puteri dan masih dalam kriteria WUS (Wanita Usia Subur) sebelum dilakukan vaksinasi meningitis terlebih dahulu dilakukan tes kehamilan dan disediakan konsultasi penunda haid. Harapannya mereka lebih leluasa menjakankan ibadah dan  tidak terganggu tamu bulanan. [sul,bas]

Tags: