Bencana Ancam Potensi Rusak Instalasi Pipa PDAM Kabupaten Malang

Petugas PDAM Kab Malang saat melakukan perbaikan instalasi pipa distribusi air bersih di wilayah Kec Wagir, kabupaten setempat

Kab Malang, Bhirawa
Rawan terjadinya bencana banjir dan tanah longsor di wilayah Kabupaten Malang membuat Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Malang, meningkatkan kewaspadaan dampak bencana yang bisa memutus instalasi pipa distribusi saluran air minum.
“Itu kami lakukan, mengingat selama puncak musim hujan di bulan Januari-Februari 2019 telah ditandai intensitas curah hujan cukup tinggi. Sehingga di wilayah Kabupaten Malang ini sering terjadinya bencana banjir dan longsor, serta pohon tumbang yang berpotensi merusak tandon air dan menerjang pipa PDAM,” jelas Direktur Utama (Dirut) PDAM Kabupaten Malang H Syamsul Hadi, Selasa (29/1), kepada wartawan.
Menurut dia, kondisi alam saat ini tidak bisa diprediksi, sehingga pihaknya terus berupaya meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan. Karena dampak musim hujan rawan memutus pipa dan menurunkan kualitas air.
Sedangkan saat ini yang paling rawan, yaitu pada intake atau bangunan yang berfungsi untuk mengambil air baku dari sumber. Sebab, sejumlah bangunan itu berada di lereng pegunungan dan perbukitan yang daerahnya masuk rawan bencana tanah longsor dan pohon tumbang.
Seperti, kata Syamsul, di Coban Rondo, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang, yang dulunya air baku sangat bening, namun kini lokasi intake itu berada di tengah hutan berjarak sekitar 10 kilometer dari lahan pertanian. Dan sekarang bangunan air baku itu sudah semakin dekat dengan aktivitas pertanian setelah Perhutani bermitra dengan masyarakat.
“Sehingga ketika hujan deras, maka berdampak tanah longsor yang membawa material lumpur, yang pasti akan berpengaruh pada kualitas air baku,” terangnya.
Sedangkan bencana tanah longsor, masih dia katakan, juga pernah menimbun bak penampung air PDAM hingga rusak berat dan memutus saluran pipa ke pelanggan. Dan
kerawanan lainnya pada pipa PDAM di Kali Lesti, Kecamatan Poncokusumo, karena saat debit air sungai meningkat, tentunya sangat rawan memutus instalasi pipa yang menyalurkan air permukaan di sungai setempat.
Dalam kesempatan itu, Syamsul juga menyebutkan, jika pihaknya sejauh ini PDAM Kabupaten Malang mengelola 56 titik sumber mata air, yaitu tiga titik air permukaan, 39 mata air, dan 14 sumur dalam. Dan sebagian besar lokasi sumber mata air berada di daerah rawan bencana.
“Saat ini warga Kabupaten Malang yang mengandalkan air dari PDAM sebanyak 120.585 Sambungan Rumah (SR) dengan tingkat kehilangan air atau Non Revenue Water/NRW sebesar 20 pesrsen,” ungkap dia.
Ditegaskan, pihaknya untuk mengantisipasi dampak bencana, kini telah menyiagakan petugas khusus lapangan selama 24 jam. Mereka bertugas secara rutin mengecek bangunan tandon air, instalasi pipa, kualitas air, membersihkan sampah, dan mengeruk sedimen. Dan
selain memantau pelayanan melalui sistem teknologi informasi, juga ada petugas lapang yang terus bergerak mengecek instalasi PDAM.
Meski di Kabupaten Malang rawan terjadinya bencana banjir dan tanah longsor, masih dia tegaskan, namun pihaknya tetap menjaga kualitas air selama musim penghujan, karena itu kewajiban kami. “Dan selama ini, PDAM menggunakan sistem gas klorin dan menerapkan teknologi sistem pasir lambat untuk menjernihkan air baku,” pungkas Syamsul. [cyn]

Tags: