Bencana Puting Beliung di Sumenep Capai 300 Kasus

warga-sekitar-saat-melihat-longsor-akibakan-jalan-desa.

warga-sekitar-saat-melihat-longsor-akibakan-jalan-desa.

(Di Bojonegoro, Kerugian Tembus Rp 26 Miliar)
Sumenep, Bhirawa
Sejak Januari hingga sekarang di Kabupaten Sumenep terjadi 300 kali bencana puting beliung. Bencana puting beliung itu menimpa warga di empat Kecamatan yakni Pragaan, Lenteng, Ganding, dan Guluk-guluk. Lokasi ini memang menjadi langganan bencana alam tersebut beberapa tahun terahir ini.
Kepala BPBD Sumenep, Febriyanto mengatakan, bencana puting beliung ini merupakan bencana yang jumlah kasusnya tertinggi yakni 300 kasus. Selain itu, 12 kejadian bencana longsor dan sisanya bencana kebakaran. Jadi, total keseluruhan bencana mencapai 336 kasus selama tahun 2016 ini. “Total kejadian bencana sejak Januari hingga sekarang sekitar 336 kejadian, terbanyak bencana yang menimpa warga adalah puting beliung,” kata Febriyanto, Rabu (23/11).
Ia menyampaikan, yang masuk rawan bencana longsong pada tahun ini berada di dua kecamatan yakni Pragaan dan Rubaru. Sedangkan bencana banjir dan kekeringa, sesuai catatan di BPBD tahun ini tidak ada. “Kalau bencana banjir dan kekeringan memang tidak ada, karena selama setahun terahir ini intensitas hujan tidak terlalu tinggi dan musim kemarau pun waktunya pendek sehingga tidak sampai terjadi kekeringan,” ucapnya.
Sesuai kondisi di Kabupaten Sumenep, ada beberapa jenis bencana yang mengintai warga, diantaranya bencana banjir, longsor, angin kencang, puting beliung, kebakaran, cuaca ekstrim, epidemi, gelombang ekstrim dan gempa bumi. “Tapi untuk tahun ini alhamdulillah yang terjadi hanya bencana puting beliung, itu pun korbannya tidak terlalu banyak. Untuk korban sudah kami berikan bantuan sesuai kemampuan anggaran di APBD,” tegasnya.
Masyarakat dihimbau agar mengantisipasi terjadinya bencana tersebut. Salah satu contoh mengantisipasi datangnya bencana dengan tidak membuang sampah pada sungai, sebab hal itu bisa menimbulkan bencana banjir. Pohon-pohon yang tinggi juga harus dipotong agar saat terjadi angin kencang tidak roboh dan menimpa rumah warga atau warga yang sedang lewat. “Kalau masyarakat bisa menjaga hal yang bisa menimbulkan bencana, pasti bencana tidak terjadi karena bencana itu kadang-kadang terjadi akibat kelalaian masyarakat juga,” tukasnya.
Rp 26 Miliar
Sementara itu, terhitung mulai Januari sampai Nopember ini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bojonegoro mencatat kerugian materil akibat bencana angin puting beliung yang melanda di sejumlah desa di Bojonegoro mencapai Rp 26 miliar lebih.
Kepala Pelaksana BPBD Bojonegoro, Andik Sudjarwo menjelaskan, kerugian sebanyak itu merupakan rincian dari kerugian dalam 20 kejadian angin kencang di 20 desa yang tersebar di 14 kecamatan mencapai Rp 266 lebih mulai Januari sampai Nopember ini.
Kerugian tersebut dikategorikan mulai dari rumah roboh, rusak berat, sedang dan rusak ringan. “Untuk para korban mendapat bantuan tapi tergantung kerusakannya, mulai Rp100.000 sampai Rp 5 juta,” ungkap Andik, Rabu (23/11).
Sesuai data, katanya, kejadian angin kencang terbanyak pada Februari lalu dengan jumlah tujuh kali kejadian dan Nopember empat kali kejadian. Ia mencontohkan dalam kejadian angin kencang di Desa Tegalkodo, Kecamatan Sukosewu, pada 16 November lalu, ada empat warga mengalami luka-luka disebabkan tertimpa bangunan rumahnya yang roboh. “Tapi dalam kejadian angin kencang yang terjadi tahun ini tidak ada korban jiwa,” katanya menegaskan.
Lokasi dalam 20 kejadian angin kencang itu, antara lain, di Kecamatan Temayang, Ngraho, Baureno, Kepohbaru, Balen, Sumberrejo, Gayam dan Tambakrejo.
Menurutnya, pemberian bantuan atau santunan uang itu diatur di dalam Peraturan Bupati (Perbup) Bojonegoro No. 37 tahun 2012 tentang Pemberian Bantuan/Santunan Bagi Korban Bencana di Bojonegoro. “Seperti korban angin kencang yang di Tambakrejo kemarin masih kita lakukan pendataan, dan untuk korban bencana angin di Mlaten, Kalitidu bantuannya sudah diserahkan melalui Camat Kalitidu,” imbuhnya.
Namun, menurut dia, warga korban angin kencang lainnya selain korban angin kencang di Desa Tambakrejo, untuk santunan sudah diterima warga. “BPBD juga memberikan bantuan sembako, makanan siap saji, juga yang lainnya ketika terjadi bencana seperti angin kencang,” ujarnya. [sul,bas]

Tags: