Bendungan Semantok Nganjuk Harus Mampu Dongkrak Ekonomi Rakyat

Bupati Nganjuk Novi Rahman Hidayat mendengar pemaparan Kepala BBWS Brantas, Sahroni Sugiarto terkait progres proyek bendungan semantok.(ristika/bhirawa)

Nganjuk, Bhirawa
Bendungan Semantok yang ditargetkan tuntas pada tahun 2021, diharapkan mampu mendongkrak perekonomian masyarakat Nganjuk. Tidak hanya sektor pertanian, tetapi sektor pariwisata diharapkan juga akan bergairah.
Untuk merealisasikan rencana tersebut, Bupati Nganjuk Novi Rahman Hidayat mendorong agar kepala organisasi pemerintah daerah (OPD) di jajaran Pemkab Nganjuk mampu melakukan inovasi pembangunan terkait bendungan Semantok.
Bahkan, bupati memerintahkan seluruh instansi dan perangkat terkait, untuk mempersiapkan promosi Waduk Semantok sebagai destinasi wisata baru di Kabupaten Nganjuk.
“Semantok akan menjadi pusat wisata andalan baru, bisa dinikmati turis dari dalam dan luar kota, bahkan mancanegara. Yang penting lagi, bisa mengangkat perekonomian warga di sekitar bendungan,” tegas Novi Rahman.
Saat meninjau proyek Bendungan atau Waduk Semantok di Desa Sambikerep, Kecamatan Rejoso, Novi Rahman Hidayat merencanakan pembangunan sarana dan prasarana sektor pertanian berupa irigasi dengan sistem modern.
Sehingga dengan jaringan irigasi yang baik akan mampu mendukung produksi di seluruh lahan pertanian di Kabupaten Nganjuk. Dengan adanya bendungan semantok diproyeksikan dapat mengatasi masalah kekeringan di wilayah Nganjuk utara dan mereduksi banjir yang melanda wilayah Rejoso saat musim hujan setiap tahunnya.
“Jika bendungan semantok berfungsi, diharapkan tidak ada lagi keluhan masyarakat soal kekurangan air saat musim kemarau. Karena debit air dari bendungan sematok akan mampu memberikan pasokan air untuk wilayah Nganjuk utara,” ungkap Novi Rahman.
Sementara itu, Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas Sahroni Sugiarto, memberikan pemaparan terkait perkembangan proyek Semantok. Saat ini, pembangunan fisik bendungan semantok masih kurang dari 5 persen. Waduk semantok sendiri direncanakan akan selesai dan difungsikan pada tahun 2021 mendatang.
Sahroni juga menjelaskan sejumlah permasalahan yang masih perlu diselesaikan. Antara lain proses ganti lahan dan tanaman milik PT Perhutani hingga relokasi rumah warga terdampak.
Kepala BBWS juga sempat menunjukkan animasi tiga dimensi, yang menggambarkan fasilitas pendukung kompleks Waduk Semantok.
Mulai dari landasan helikopter atau helipad, penginapan, rumah dinas, bengkel, toko modern, tempat ibadah, rumah makan, hingga gardu pandang di tepi waduk yang mirip dengan suasana pantai.
“Kami sengaja mengundang Bupati dan rombongan Pemkab Nganjuk, karena ada beberapa hal yang harus dibahas bersama untuk mendukung progress pembangunan Semantok, ujar Sahroni di depan Novi Rahman.
Data BBWS menyebutkan, proyek nasional bendungan semantok dibagi dalam 2 paket.
Paket 1 dikerjakan oleh PT Brantas Abipraya dengan nilai Rp 909.722.003.000. Sedangkan paket II dikerjakan oleh PT Hutama Karya dengan nilai Rp 840.202.382.000. Total megaproyek ini menelan biaya sekitar Rp 1,8 triliun yang bersumber dari APBN.
Bendungan dibangun di atas lahan 700 hektare dan memiliki kapasitas menampung air sebesar 17, 63 juta meter kubik. Diharapkan mampu mengairi lahan seluas 1.554 hektare serta menghasilkan listrik sebesar 1,01 megawatt.(ris)

Tags: