Bentuk Siswa Berkarakter Dengan Program Religius

Wiwik Hikmalyati

Wiwik Hikmalyati
Sejak menjabat sebagai Kepala Sekolah (Kasek) SDN 4 Arjasa dalam beberapa bulan ini, Wiwik Hikmalyati banyak melakukan terobosan bagi majunya sekolah. Meski lokasi sekolah berada di pelosok, Wiwik bersama sejumlah guru bertekat untuk memajukan kualitas pendidikan kepada siswa siswinya yang hanya berjumlah 70 anak. Satu yang sudah dilakukan Wiwik adalah membentuk siswa berkarakter dengan program pembinaan kegiatan religius. Misalnya, saja mewajibkan guru dan siswa dengan mengaji bersama (tadarus), dzikir dan istigosah sepekan sekali serta mengadakan pengajian Jumat manis.
Kata Wiwik, kegiatan tadarus biasanya didahului siswa baru berlanjut kepada guru. Ini dilakukan, menurut Wiwik selain untuk membentuk karakater pada siswa juga untuk menarik minat orang tua agar mau menyekolahkan anaknya di SDN 4 Arjasa. Langkah lain yang dilakukan Wiwik diantaranya ,mengajak siswa mengikuti pengajian setiap Jumat manis.
“Ini sesuai dengan mayoritas masyarakat disini yang lebih condong kepada kegiatan religius. Ini agar dapat memancing siswa sehingga orang tua ikut paham bagi pengembangan SDM anak anaknya, terutama dibidang penguasaan agama Islam,” tutur Wiwik.
Wanita yang cukup lama mengajar di SDN 1 Arjasa itu menambahkan, kurang dan minimnya kecerdasan yang dimiliki anak didiknya patut untuk dimaklumi mengingat kondisi sekolah yang terletak dipelosok desa. Wiwik juga membuat program unggulan dengan pola memberi pengharagaan kepada anak didiknya yang bisa masuk sekolah sebulan penuh. Langkah ini sangat perlu, ujar Wiwik, karena tidak sedikit anak didiknya enggan masuk sekolah disaat di lingkungan rumahnya sedang ada hajatan perkawinan. “Setiap ada anak yang aktif masuk 1 bulan penuh, saya biasa memberi hadiah berupa buku tulis. Mereka sepertinya terpacu untuk rajin masuk sekolah,” urai Wiwik.
Langkah lain, sambung Wiwik, sejak resmi menduduki puncak jabatan sebagai orang pertama di SDN 4 Arjasa ia mengajak siswa dan guru untuk menghijaukan kawasan sekolah dengan menanam pohon. Ini penting, imbuh Wiwik, mengingat sekolah yang ia pimpin tampak sangat gersang disaat musim kemarau tiba. Tak hanya itu yang dibenahi Wiwik, pemandangan sekolah juga dirubah dengan melakukan pengecatan semua gedung agar tampah asri bersih dan indah.
“Dahulu gersang, baru tahun ini ada pohon tumbuh di sekolah ini,” pungkas Wiwik yang mengaku sebagai penghobi warna kuning kemarin. [awi]

Tags: