Bentuk Tim Pencari Fakta ‘Kebocoran’RestAreaSidomulyo

Rest area Sidomulyo ditutup sejak hari Sabtu (16/7) lalu karena diduga ada kebocoran pendapatan dari pengelolaan asset.

Rest area Sidomulyo ditutup sejak hari Sabtu (16/7) lalu karena diduga ada kebocoran pendapatan dari pengelolaan asset.

Kota Batu, Bhirawa
Setelah ditutup dari segala aktivitas selama beberapa hari, Rest Area Sidomulyo kembali dibuka kemarin (19/7). Pemerintah Desa Sidomulyo memutuskan membentuk tim pencari fakta untuk mencari kebenaran terkait beredarnya informasi adanya kebocoran pendapatan dari rest area ini.
Diketahui, beredarnya informasi masalah kebocoran ini telah berbuntut pada penutupan rest area pada hari Sabtu (16/7) lalu. Padahal di sekitar lokasi rest area merupakan salah satu pusat petik apel yang ada di wilayah Batu.
Kades Sidomulyo, Suharto, mengatakan bahwa penutupan rest area beberapa waktu lalu merupakan kesepakatan dari berbagai elemen masyarakat. Hal ini merupakan langkah awal agar kondisi netral sebelum pemerintah desa melakukan berbagai tindakan. Dan Tim Pencari Fakta ini akan diisi dari berbagai elemen masyarakat desa tersebut.
“Keputusan untuk menutup rest area ini agar permasalahannya segera clear. Dengan cara ini kita lebih mudah mencari tahu akar permasalahannya apa,” ujar Suharto, kemarin (19/7).
Selama ini rest area tersebut dikelola oleh berbagai perwakilan masyarakat. Ada dari unsur pemerintah desa, ada dari perwakilan BPBD, ada perwakilan RW ada perwakilan dari LPMD.
Rest area ini menjadi sentra parkir untuk wisatawan yang akan menuju ke obyek wisata petik apel. Di sini kendaraan wisatawan diparkir, kemudian mereka menuju ke kebun apel dengan diangkut mikrolet wisata.
Dari lahan ini, desa mendapatkan pendapatan dari parkir, dari pengelolaan kamar mandi dan sewa lapak PKL. Dari waktu ke waktu jumlah kunjungan ke tempat ini semakin meningkat tajam.
“Kita mendapatkan laporan dari masyarakat diduga ada kebocoran. Saya sendiri belum tahu persis kebenarannya dan masih mendalaminya. Agar tidak terjadi permasalahan, akhirnya kita tutup sementara rest area ini,”jelas Suharto.
Dengan membentuk tim pencari fakta, kades berharap bisa diketahui apakah benar terjadi kebocoran. Jika terjadi kebocoran pendapatan, penyebabnya apa dan solusinya bagaimana. “Permasalahan ini harus kita luruskan, kalau memang ada kebocoran, kita harus segera memperbaiki sistem yang ada, jika perlu ada penggantian pengurus,” pungkas Soeharto. [nas]

Tags: