Bentuk Tim Sambut Pemulangan Eks Gafatar

Tampak beberapa kegiatan Anggota Gafatar di Kabupaten Blitar dengan melakukan pengobatan gratis kepada masyarakat Blitar sebelum berangkat ke Kalbar beberapa waktu lalu. [Hartono/Bhirawa]

Tampak beberapa kegiatan Anggota Gafatar di Kabupaten Blitar dengan melakukan pengobatan gratis kepada masyarakat Blitar sebelum berangkat ke Kalbar beberapa waktu lalu. [Hartono/Bhirawa]

Nganjuk, Bhirawa.
Pemkab Nganjuk melakukan persiapan untuk memulangkan sembilan warganya yang menjadi anggota Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar). Rencananya, tim yang telah ditunjuk oleh Bupati Nganjuk Drs Taufiqurrahman, Senin (25/1) akan berangkat menuju lokasi penampungan Wisma Transito Jatim, Jalan Margorejo Surabaya.
Kepala Kantor Kesbangpolinmas Pemkab Nganjuk, Drs Abdul Wakid mengatakan dari daftar Dinsosnaker Provinsi Jatim terdapat sembilan warga Nganjuk yang kini menempati Wisma Transito Jatim. Nama-nama mantan anggota Gafatar asal Nganjuk, dikatakan Abdul Wakid, Pendik Wijaya Indra asal Desa Sugihwaras Kecamatan Prambon. Kemudian Samsudin, Supriyatin, Mashudi, Mas’ud, Masruroh, Renanintyas, Masfiroh, Retnaningastutik semuanya warga RT 06 RW 02 Desa Kedungmlaten Kecamatan Lengkong.
Namun dari ke-9 nama tersebut baru Pendik Wijaya Indra yang berhasil terkonfirmasi sebagai warga Nganjuk dengan nomer induk kependudukan (NIK) 3518062804890002. Pendik Wijaya Putra yang berprofesi sebagai guru, tercatat menikah dengan Megawati asal Kenjeran Surabaya yang telah memiliki anak berusia 1 tahun bernama Tika Ajarah.
“Dari sembilan nama warga Nganjuk pengikut Gafatar yang ditampung di Wisma Transito baru Pendik Wijaya Putra warga RT 13 RW 02 Dusun Dukuh Desa Sugihwaras Kecamatan Prambon yang telah berhasil kami konfirmasikan dengan camat dan kades setempat,” terang Abdul Wakid kepada Bhirawa.
Sedangkan delapan nama lainnya, menurut Abdul Wakid yang melakukan konfirmasi kepada Camat Lengkong maupun Kades Kedungmlaten, ternyata tidak terdaftar sebagai warga setempat. Karena itu, Pemkab Nganjuk masih akan melakukan langkah koordinasi baik kepada Dinsosnakertrans provinsi Jatim maupun dengan satuan kerja terkait. “Saat ini kami terus koordinasi tentang rencana pemulangan maupun penampungan warga mantan anggota Gafatar,” papar Abdul Wakid.
Diakui Abdul Wakid, organisasi Gafatar memang sempat aktif di Nganjuk bahkan pernah mengundang Kesbangpolinmas untuk mengisi dalam acara seminar dan kegiatan  bakti social berupa donor darah. Bahkan juga sempat mendirikan secretariat di Perumahan Baron Indah blok C4 Desa Baron Kecamatan  Baron yang dipimpin  Sukardi warga Perum Tropodo Indah 1/27 Sidoarjo. “Keberadaan organisasi sempat dipantau Kominda (komunitas intelejen daerah) yang akirnya pada Maret 2015 organesasi ini ibubarkan karena keberadaannya mulai meresahkan warga setempat,” tegas Abdul Wakid.
Karena itu Abdul Wakid menghimbau kepada masyarakat apabila ada kegiatan atau gerakan masyarakat yang mencurigakan, supaya segera melaporkan kepada Muspika setempat. Harapannya apabila ada hal-hal yang memgganggu ketertiban maupun stabilitas keamanan daerah segera dapat dideteksi sejak dini.
Pemkab Lamongan
Sementera itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lamongan menyatakan kesiapanya untuk menjemput kepulangan yang saat ini diketahui ada tiga warganya yang telah dipulangkan dari kalimantan karena bergabung Gafatar.
Data yang dihimpun Bhirawa menyebutkan,Sekitar 400 orang warga Jawa Timur yang menjadi pengikut Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) dipulangkan dalam dua gelombang dari Pontianak, Kalimantan Barat dan saat ini  sudah ditampung di Asrama Transito Jalan Margorejo nomor 74 Surabaya, Minggu (24/1).
Dari jumlah tersebut diketahui ada tiga orang yang berasal dari Lamongan. “Satu orang dari Karangbinangun, dua orang dari Maduran,” kata Sudjito, Kepala Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kabupaten Lamongan.
Sementara itu, Kasi Pemberitaan Humas Pemkab Lamongan, Arif Bachtiar mengatakan, jumlah warga Lamongan eks Gafatar yang dipulangkan kemungkinan bisa bertambah. “Kemungkinan masih bisa bertambah, karena belum termasuk Suudi sekeluarga, eks pengurus Gafatar Lamongan, dari infonya banyak dari mereka yang dipulangkan ini masih belum mau membuka identitasnya,” ungkapnya.
Arif mengatakan, sepulang dari Kalimantan Barat, para Eks Gafatar ini akan didata dan ditampung untuk selanjutnya dilakukan pembinaan. “Mereka dibina 3 hari di Provinsi Jatim,” terangnya.
Warga Blitar
Sementara itu pula, Pemerintah Kabupaten Blitar siap memfasilitasi rencana kepulangan sebanyak 29 orang para eks anggota Gerakan Fajar Nusantara  (Gafatar) asal Kabupaten Blitar dari Kabupaten Mempawah Kalimantan Barat (Kalbar).
Kepala Bagian Humas dan Protokol Setda Pemkab Blitar, Puguh Imam Susanto menjelaskan adanya rencana dipulangkannya eks anggota Gerakan Fajar Nusantara  (Gafatar) dari Kabupaten Mempawah Kalimantan Barat (Kalbar) termasuk warga Kabupaten Blitar, Pemerintah Kabupaten Blitar siap memberikan fasilitas penjemputan dari Pelabuhan atau Bandara sampai ke rumah atau tempat tinggal sebelumnya. “Kami telah siap memberikan faslitas penjemputan mantan anggota Gafatar yang dipulangkan dari Kalbar,” kata  Puguh Imam Susanto.
Berdasarkan data dari Pemkab Mempawah, Kalimantan Barat, seluruh warga Blitar ini berasal dari Kecamatan Bakung, Kecamatan Kademangan dan Kecamatan Nglegok, dimana mereka semua itu termasuk dari 1.124 eks Gafatar yang dipulangkan dari Mempawah.
Lanjut Puguh, dari hasil rapat bersama dengan seluruh instansi terkait, Pemkab Blitar akan melakukan penjemputan para eks Gafatar ke Semarang. Bahkan hasil koordinasi dengan pihak Pemkab Mempawah, Kalbar, para eks Gafatar, akan diangkut menggunakan kapal laut dengan tujuan Semarang, Jawa Tengah.
“Kami sudah menyiapkan satu unit bus untuk penjemputan mereka. Saat ini tinggal menunggu jawaban dari pihak Kalbar. Misalnya, rombongan diperkirakan sampai di Semarang besok, maka hari ini kita akan berangkat,” jelasnya.
Pemkab Blitar juga sudah menyiapkan aula Balai Latihan Kerja (BLK) di Kecamatan Garum, sebagai transit sementara para eks Gafatar setiba di Blitar. Sebelum pulang ke rumah masing masing, pemkab bersama MUI dan tokoh Agama akan melakukan pendataan ulang dan pembinaan. “Sebab tidak tertutup kemungkinan dari mereka tidak benar benar terlibat Gafatar,” jelasnya.
Kasatkorcab Banser Gerakan Pemuda Ansor Kabupaten Blitar, Imron Rosadi juga siap memberikan perlindungan kepada para eks anggota Gerakan Fajar Nusantara  (Gafatar) asal Kabupaten Blitar yang yang akan dipulangkan ke kampung halaman agar bisa diterima ditengah-tengah masyarakat serta keluarganya kembali. “Meskipun nantinya mereka sudah dibina, tidak menutup kemungkinan mereka bisa saja masih dikucilkan dan dimusuhi. Padahal meraka juga saudara kita sendiri. Karenanya  kita patut melindunginya,” kata Imron Rosadi.
Tim Terpadu
Sementara itu, menjelang pemulangan anggota eks Gerakan Fajar Nusantara asal Jawa Timur, Pemerintah Kabupaten Kediri telah tim terpadu. Pemkab Kediri juga menjamin keselamatan eks anggota Gafatar asal Kabupaten Kediri.
Diungkapkan Kabag Humas Pemkab Kediri M Haris Setiawan, Tim terpadu yang terdiri dari TNI Polri, Pemerintah dan tokoh masyarakat ini bertugas untuk memberikan pembinaan pengamanan bagi eks anggota Gafatar yang dipulangkan.
“Kita sudah membentuk Tim Terpadu untuk kepulangan mereka, dan besok pagi Senin (25/1) kita akan melakukan rapat koordinasi untuk kepulangan mereka, bagai mana teknisnya penjemputan mereka itu akan kita bahas dalam rapat nanti,” kata Haris Setiawan pada Bhirawa.
Saat ditanya jika ada pengusiran kembali para anggota eks Gafatar ini oleh warga setempat, Haris mengatakan jika melalui tim terpadu jauh hari sudah memberikan sosialisasi pada lingkungan sekitar dan saudara mereka agar mau menerima kembali mereka. “Yang jelas Pemkab Kediri menjamin keselamatan mereka, kita jauh hari sudah melakukan penyuluhan dan sosialisasi agar lingkungan maupun saudaranya dapat menerima kembali keberadaan mereka” terang Haris.
Menurut Haris, ada sekitar 11 orang warga Kabupaten Kediri yang akan dipulangkan kembali ke rumah mereka masing masing, dan dari 11 orang ini juga masih ada yang belum memiliki Kartu Identitas Penduduk (KTP)
“Juga ada yang belum memiliki KTP karena mereka masih anak-anak, dan ada yang rumahnya Jombang namun dokumen kependudukan masih Kabupaten Kediri” tandasnya.
Diketahui, Pemerintah Provinsi Jatim memfasilitasi pemulangan eks-anggota Gafatar asal Jatim untuk kembali ke daerahnya masing-masing dari Kalimantan Barat. Gubernur juga meminta MUI bisa membimbing mereka ke arah yang benar, termasuk mereka yang datang dari agaman lain. [ris,mb9,htn,van]

Tags: