Beragam Modus Teroris

karikatur ilustrasi

Mata dunia terbelalak ketika Las Vegas (Amerika Serikat) diguncang teror tunggal tanpa bom.  Korban jiwa sebanyak 50 orang (dan 500 lain terluka), diduga “di-eksekusi” dengan senjata laras panjang. Pelakunya, bukan muslim, bukan pula berkebangsaan Arab. Melainkan warga setempat, yang tidak berkait dengan sindikat teroris internasional (ISIS maupun Al-Qaeda) manapun. Kepolisian Amerika meng-analisis sebagai “lone wolf” terorisme (teroris tunggal).
Modusnya mirip serangan terhadap konser Ariana Grande (22 Mei 2017) lalu, di Manchester Aren, Inggris. Menyasar kerumunan (pesta musik) anak muda. Teroris-nya, juga tergolong pecinta musik, sempat menunggu sampai lagu terakhir. Konser bertajuk “Dangerous Woman World Tour,” berakhir tragis. Benar-benar menjadi tour musik yang membahayakan. Bom meledak di arena, menewaskan 19 orang, dan 50 lainnya terluka. Tetapi pelaku (teroris) pada Ariana Grande, terkesan lebih pemberani.
Benar kata presiden Trump, pelaku teror di Las Vegas, merupakan pengecut besar. Bahkan boleh jadi, bukan sekedar pengecut, melainkan teroris kejam yang di-latari psikopat (sakit jiwa). Namun kepolisian Amerika Serikat (AS), memperoleh hujatan internasional. Karena tidak menyebut perilaku Stephen Paddock sebagai terorisme. Aksi akuntan yang hobi judi itu di-labeli sebagai “serangan” brutal bersenjata. Seperti tentara gila.
Masyarakat internasional mengkritisi, bahwa ke-enggan-an menyebut Stephen sebagai teroris, disebabkan wara kulit dan agama. Pelaku berkulit putih, dan memiliki profesi yang mapan. Walau tidak berkait dengan sindikat terorisme. Namun dapat melakukan penyerangan kepada orang banyak secara individual (seorang diri). Lazim disebut “lone wolf” terrorism. Serangan yang ditujukan kepada banyak orang, bukan penyerangan biasa. Melainkan terror!
Otoritas keamanan Amerika Serikat (termasuk FBI, Biro Investigasi Federal) menyebut teror oleh Stephen Paddock, sebagai penembakan (pembunuhan) masal. Tetapi serangannya menjadi tragedi paling berdarah sepanjang sejarah di Amerika Serikat, dengan korban jiwa sebanyak 58 orang tewas. Setahun lalu (Juni 2016), di kelab malam di Orlando (Florida), terjadi penembakan masal yang menewaskan 49 orang.
Maraknya penembakan (terorisme “lone wolf”), konon, disebabkan banyaknya pemilikan senjata oleh rakyat. Asal mampu beli, dan dengan alasan yang tepat, senjata api bisa dimiliki secara bebas. Itu simbol kebebasan untuk mempertahankan diri. Tetapi yang terjadi, adalah aksi bagai Rambo dan cowboy brutal. Berdasar sigi kepemilikan senjata, sebesar 89% masyarakat Amerika Serikat, masing-masing memiliki senjata api. Lebih lagi individu kaya seperti Stephen Paddock.
Perlakuan masyarakat terhadap tragedi di Mandala Bay, Las Vegas, juga terasa beda dengan korban terorisme lainnya. Biasanya dilakukan pengungkapan rasa belasungkawa dengan menyalakan lilin. Tetapi kali ini, dilakukan dengan gelar kaos bertulis nama-nama korban. Seperti pertunjukan seni penghiburan. Seolah-olah serangan Stephen Paddock, bukan harus dibenci. Melainkan sebagai pelajaran (terutama pada pemerintah) agar mengurangi kepemilikan senjata api kalangan sipil.
Pelaku dikenal sebagai profesional yang tidak memiliki catatan kriminal, kecuali kena tilang lalulintas. Perilaku ini mirip dengan ciri-ciri teroris di Indonesia. Semula selalu dikenal sebagai pribadi yang baik (tanpa catatan kriminal), dan cenderung pendiam. Bahkan teroris Indonesia, secara kepribadian memiliki catatan lebih shaleh dibanding Stephen Paddock. Teroris Indonesia dikenal tidak mengkonsumsi alkohol, dan tidak pernah berjudi, serta rajin beribadah.
Tetapi “salah asuhan” bisa mengubah kepribadian, yang semula humanis menjadi pelaku pembunuhan masal. Amerika Serikat membuktikan. bahwa pengacau keamanan lokal lebih berbahaya. Karena lebih mengetahui detil situasi dalam negeri. Kini saatnya keamanan Amerika Serikat bergerak bersama bangsa-bangsa seluruh dunia memerangi terorisme. Tidak sekadar mem-bumi hanguskan sarang teroris. Melainkan memahami “sumbu ledak-nya.”

                                                                                                               ———   000   ———

Rate this article!
Beragam Modus Teroris,5 / 5 ( 1votes )
Tags: