Beras Raskin Kab.Malang Tak Layak Konsumsi

Komisi B DPRD Kabupaten Malang Kuswantoro Widodo (kanan) bersama H Hadi Mustofa (kiri) saat menunjukkan beras raskin banyak kutu, di salah satu rumah warga, di Desa Toyomarto, Kec Singosari, Kab Malang. (cahyono/bhirawa)

Komisi B DPRD Kabupaten Malang Kuswantoro Widodo (kanan) bersama H Hadi Mustofa (kiri) saat menunjukkan beras raskin banyak kutu, di salah satu rumah warga, di Desa Toyomarto, Kec Singosari, Kab Malang. (cahyono/bhirawa)

(Komisi B Temukan Banyak Kutu)
Kab Malang, Bhirawa
Komisi B DPRD Kabupaten Malang temukan beras raskin (raskin) dari Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog), yang diperuntukkan warga miskin di Desa Toyomarto, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, tak layak konsumsi. Karena kondisi beras raskin tersebut berwarna coklat dan berkutu, anggota dewan tersebut meminta untuk dikembalikan ke Bulog, agar diganti dengan beras raskin yang layak konsumsi.
“Kami sudah sering kali menemukan beras raskin yang tak layak konsumsi, namun Bulog tetap saja memberikan kepada warga miskin,” kata Ketua Komisi B DPRD Kabupaten Malang Kusmatoro Widodo, Rabu (3/8), saat berada di Desa Toyomarto, Kecamatan Singosari, kabupaten setempat.
Ia menjelaskan, beras raskin dari Bulog yang dijual kepada warga miskin sebesar Rp 8.000 per 5 kilogram (kg), seharusnya yang layak konsumsi. Padahal, kasus beras raskin ini sudah sering terjadi di wilayah Kabupaten Malang. Beras raskin yang dijual di Desa Toyomarto ini seberat Rp 750 kg. Selain itu, pihaknya juga berulangkali meminta kepada Perum Bulog Divisi Regional (Divre) VII Malang, agar menjual beras raskin yang layak dimakan.
“Karena temuan kami ini yang sudah sekian kalinya, maka Komisi B menegaskan jika kasus beras raskin tak layak konsumsi masih tetap diberikan kepada warga miskin, dirinya akan mengusulkan kepada pemerintah pusat agar program beras raskin dihentikan,” papar Widodo, dengan nada kesal.
Hal yang sama juga dikatakan, Anggota Komisi B yang lainnya H Hadi Mustofa, apakah mau pejabat dan staf Perum Bulog memakan beras raskin yang sudah berwarna coklat dan banyak kutu. Sehingga sebelum beras raskin yang tak layak konsumsi itu dijual pada warga miskin, seharusnya dirasakan atau dimakan dulu oleh pejabat Bulog.
“Bulog tidak memanusiakan manusia, masak beras yang seharusnya untuk pakan ayam dan itik dikasihkan manusia. Warga miskin juga manusia, sehingga Bulog juga lebih memanusiakan, dan jangan selalu membeda-bedakan antara warga miskin dan warga yang mampu dalam segi ekonominya,” ujarnya.
Sementara itu, salah satu warga Desa Toyomarto Sunarsih membenarkan, jika kiriman beras raskin dari Bulog kali ini sangat jelek. Karena dalam beras tersebut terdapat kutu, serta warna beras berwarna coklat. Sehingga dengan datangnya beras raskin ini, maka warga yang berhak membeli beras raskin tidak mau membeli. Sehingga warga meminta untuk dikembalikan, dan minta diganti beras yang layak di makan.
“Sebelum beras raskin dikembalikan ke Bulog, kedahuluan rombongan Anggota Komisi B DPRD Kabupaten Malang mengetahui jika beras raskin tidak layak konsumsi. Anggota dewan tersebut juga meminta untuk segera dikembalikan,” kata dia.
Di tempat yang sama, petugas pengiriman beras raskin dari Perum Bulog Divre VII Malang Sumarsono juga membenarkan, jika beras raskin yang dikirim ke Desa Toyomarto ini,  terdapat kutu. Sehingga beras raskin seberat 750 kg akan diganti yang baru, dengan kualitas baik. Sementara, dirinya tidak mengetahui jika beras raskin terdapat kutu, dan kualitasnya jelek. Karena dirinya, tegas dia, hanya petugas pengiriman ke daerah-daerah, sehingga apakah beras raskin kualitasnya jelek atau tidak, dirinya tidak mengetahui. Namun, ketika beras raskin yang kami kirim kualitasnya jelek, biasanya koordinator beras raskin di masing-masing desa memberitahukan pada Bulog.
“Selanjutnya, Bulog akan mengganti beras raskin yang lebih bagus,” terang dia. [cyn]

Tags: