Beras Sachet di Madiun, Ringankan Beban Warga Berpenghasilan Rendah


Kepala Perum Bulog Sub Divre IV Madiun, Heriswan, SE, tengah menunjukan beras sachet di RPK yang ada di kantor Bulog Sub Divre Madiun, kepada Bhirawa, Senin (30/7). [sudarno/bhirawa].

Madiun, Bhirawa
Kepala Perum Bulog Sub Divre IV Madiun, Heriswan menegasklan, peredaran beras sachet berisi beras premium 200 gram dengan harga Rp2.500/sachet melalui rumah pangan kita (RPK) dan di Pasar Besar Madiun (PBM) sekarang ini baru tahap pengenalan terlebih dahulu kepada masyarakat berpenghasilan rendah (MPR). Apabila masyarakat sudah mengenal dan banyak peminatnya, baru dijual kepada masyarakat luas termasuk ke pasar-pasar atau toto/kios yang ada di wilayah kerja Sub Bulog Divre IV Madiun (Kabupaten/Kota Madiun dan Kabupaten Ngawi).
“Jadi beras sachet di Madiun sekarang ini baru tahap pengenalan ke MPR. Jika banyak animonya, baru stok ditingkatkan. Karena sepekan lalu dari Perum Bulog Jatim telah mengirim 900 sachet dan sekarang ini (Senin 30/7) tinggal 200 sachet. Untuk itu, kami telah mengajukan penambahan stok beras sachet ke Bulog Jatim untuk dijual ke MPR di Madiun sekitarnya. Dan yang jelas, beras sachet baru pengenalan dan sifatnya sukarela. Kalu mau silakan beli kalau tidak juga gak masalah,”kata Kepala Perum Bulog Sub Divre IV Madiun, Heriswan, SE kepada Bhirawa, Senin (30/7).
Dijelaskan oleh Heriswan, sementara ini, beras sachet yang beredar di Madiun itu masih berasal dari kiriman Bulog Jatim yang memproduksi karena yang mempunyai mesinnya. Tetapi, kalau nanti di Madiun sekitarnya banyak peminatnya ke beras sachet, otomatis Bulog Sub Divre IV Madiun akan minta mesin ke Bulog Jatim, agar Bulog Sub Divre Madiun bisa memproduksi beras sachet sendiri.
Masalahnya lanjut dia, sekarang ini yang penya mesin baru Bulog Jatim sedang Bulog Sub Divre IV Madiun belum punya mesin untuk produk beras sachet. “Insya’ Allah, nanti kalau animo beras sachet di Madiun sudah banyak, kami akan minta mesin ke Bulog Jatim. Karena kalau soal beras dalam sachet itu, sama beras premium yang sama dengan beras dipasaran itu,”tutur Heriswan memberikan penjelasan
Menurut Heriswan, pihaknya tetap optimistis, kalau beras sachet nantinya bakal diminati oleh MPR. Sebab, beras sachet itu beratnya 200 gram dengan harga Rp2.500/sachet, jika dimasak jadi tiga piring/mangkok. Jika dibandingkan dengan beras premium di pasaran umum harga minimal Rp10 ribu /Kg nya..Sehingga dikakulasi sama-sama mengeluarkan uang Rp 10 ribu, semisal MPR itu beli beras sachet harga Rp 2.500/sachet dimasak jadi tiga piring dan uang yang sisanya Rp 7.500,00 kan bisa untuk beli lauk pauknya.
Diatanya bagaimana keberadaan beras sachet di PBM timbulkan pro dan kontra yang intinya, pedagang beras di PBM itu keberatan ?. Spontan, Kepala Bulog Sub Divre Madiun, Hariswan menyatakan, hal itu wajar kiranya. Sebab, dimana saja tempatnya, apabila ada perubahan selalu ada permasalahan atau hambatan. Sehingga, wajar saja terjadi pro dan kontra.
“Karena, beras sachet tujuannya meringankan beban hidup bagi MPR bukan menyasar ke masyarakat menengah keatas..Jadi dalam hal ini, masyarakat apabila beli beras sachet tetap masih diuntungkan ?. Selain itu, beras sachet di Madiun, sekarang ini tahap pengenalan dan sifatnya sukarela bukan paksaan,”terang Heriswan mengulangi pernyataannya.
Melalui awak media Bhirawa, Heriswan menawarkan untuk bergabung dengan Rumah Pangan Kita (RPK) “Jaringan Distribusi Pangan Berbasis Kerakyatan”. Dijelaskan, RPK adalah outlet pemasaran bahan pangan dan produk industri pangan srategis.yang dibentuk untuk memotong rantai distribusi. Sehingga semakin mendekatkan produsen dan konsumen RPK dibentuk oleh Perum Bulog bekerjasama dengan masyarakat.
“Jika masyarakat berkenan, kami mebuka peluang bagi para pelaku usaha atau yang akan memulai usaha untuk menjadi mitra Rumah Pangan Kita dengan modal ringan. Silakan menghubungi Bulog Sub Divre Madiun dengan Nomor telpon (0351) 451675,”pungkas Heriswan berpromosi. [dar]

Tags: