Beras Vietnam Mulai Masuki Jawa Timur

Dua pekerja nampak mengangkut beras Import asal Vietnam ke salah satu gudang bulog di Jombang.

Dua pekerja nampak mengangkut beras Import asal Vietnam ke salah satu gudang bulog di Jombang.

Enam Ribu ton Disimpan di Jombang- Mojokerto
Jombang, Bhirawa
Pemerintah kembali melakukan import beras asal Vietnam, hal ini terlihat di gudang penyimpangan beras dan gabah milik Bulog Sub Divisi Regional II Surabaya Selatan (Jombang – Mojokerto). Ada sebanyak 6 ribu ton beras asal negera tetangga itu disimpan di gudang Bulog Dapurkejambon dan Sembung Jombang.
Masuknya beras Import ini membuat petani di Jombang Jatim ini ketar ketir. Mereka khawatir beras Vietnam ini masuk pasar dan bisa membuat harga beras dan gabah petani anjlok saat musim panen.” Kalau beras ini sampai masuk di pasaran, nasib petani dipastikan akan kembali terpuruk, ini sama dengan menindas kaum tani,”ujar Medy Bambang Murtiyoso Ketua HKTI (Himpunan Kerukunan Tani Indonesia) Jombang, Selasa (2/2).
Dikatakan  Medy, kebijakan pemerintah import beras tersebut menurutnya tidak berpihak ke petani. Seharusnya, pemerintah mendorong pemberdayaan petani melalui sejumlah kebijakan untuk peningkatan produktifitas pertanian dan peningkatan nilai tukar petani. Bukan sebaliknya, memasukkan beras dari luar negeri.
“Sekrang ini, harga gabah kering sawah, saat ini Rp 3.300 per kilogram. Kondisi ini jauh di bawah ketentuan HPP (Harga Pokok Pembelian), yakni Rp 3.750. Yang lebih dibutuhkan petani adalah kebijakan pemberian intensif berupa kemudahan akses kredit lunak dan alokasi subsidi pupuk. Sehingga petani lebih berdaya,” ujarnya.
Masih menurut Medy yang juga anggota Komisi A DPRD Jombang ini, masuknya ribuan ton beras impor tersebut menjadi ancaman jatuhnya harga gabah ditingkat petani. Hal itu sudah terjadi di Kecamatan Perak, Jombang yang sedang panen padi. Harga gabah di tingkat petani jatuh hingga di kisaran Rp 3.300 sampai Rp 3.600 per kilogram.
“Saat ini belum panen raya, namun harga padi sudah anjlok. Nah, kalau sudah masuk panen raya, bisa-bisa harga turun di bawah Rp 3.000 per kilogram. Jatuhnya harga ini harus segera disikapi pemerintah melalui satgas Bulog. Jangan sampai harga di bawah HPP,” tambah Muklas, Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Desa Gadingmangu, Kecamatan Perak.
Dikonfirmasi terkait masuknya beras Import asal Vietnam ini, Kepala Bulog Sub Divisi Regional II Surabaya Selatan (Jombang – Mojokerto), Nurman Susilo, membenarkan bahwa beberapa gudang milik bulog digunakan menyimpan beras import tersebut. Bahkan ribuan ton beras tersebut sudah disimpan di gudang Bulog Mojokerto dan Jombang. “ kita (sub divisi regional Surabaya Selatan) mendapat jatah beras Vietnam sebesar 6 ribu ton. Beras tersebut disimpan di gudang bulog Mojokerto sebanyak 3 ribu ton. Sisanya disimpan di gudang Bulog Dapurkejambon dan Sembung Jombang,” jelasnya.
Namun demikian, Nurman menjamin bahwa beras import itu tidak masuk pasar di Jombang Jatim. Karena beras impor itu tidak akan didistribusikan di Jombang. Beras Vietnam, lanjut Nurman, akan dikirim ke kawasan Indonesia timur. “” Petani di Jombang tidak perlu khawatir dengan masuknya beras Vietnam tersebut. Beras impor itu sekedar transit di Jombang. Karena kapasitas gudang di kawasan Indonesia timur relatif kecil, maka untuk sementara waktu beras tersebut dititipkan di gudang kami. Kami berani mengaransi, beras impor tidak akan didistribusikan di Jombang,” katanya memastikan. [rur]

Rate this article!
Tags: