Berdayakan Ekonomi Umat dan Entas Kemiskinan Melalui Dakwah

Wakil Gubernur Jatim Drs H Saifullah Yusuf yang juga Ketua Panitia Daerah Muktamar NU ke-33 di Jombang saat memberikan sambutan dalam acara dialog interaktif bersama Chairul Tanjung di Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya.

Wakil Gubernur Jatim Drs H Saifullah Yusuf yang juga Ketua Panitia Daerah Muktamar NU ke-33 di Jombang saat memberikan sambutan dalam acara dialog interaktif bersama Chairul Tanjung di Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya.

Pemprov, Bhirawa
Pengusaha sekaligus tokoh nasional Chairul Tanjung (CT) menyarankan Nahdlatul Ulama (NU) memberdayakan umatnya. Caranya dengan mengembangkan perekonomian umat agar dapat membantu persoalan bangsa saat ini.
“Jika NU yang sekarang memiliki 83 juta umat dan ekonominya bisa diberdayakan maka saya yakin mampu menjawab persoalan kemiskinan Indonesia,” ujar CT, di sela dialog interaktif Pra Muktamar ke-33 NU bertajuk “Membangun Kemandirian Ekonomi Rakyat” di Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya, Jumat (3/7) malam.
Ia berharap, ke depan para kiai dan ulama NU bisa mengkoneksikan persoalan umat dengan ayat atau hadist yang bisa membangkitkan dan membuatnya tergerak mengatasi persoalan tersebut bersama-sama.
“Majelis Ulama Indonesia juga sudah membuat panduan kiai dan ulama untuk berdakwah membangkitkan ekonomi umat. Dan saya bersyukur NU kali ini benar-benar fokus untuk memberdayakan ekonomi umatnya,” kata bos Trans Corp itu.
Menurut dia, pejuang dalam era sekarang ini adalah bagaimana mampu membuat diri, keluarga dan masyarakat serta bangsa lebih baik dan lebih maju dari sebelumnya. Namun, eks Menteri Koordinator Perekonomian itu mengaku prihatin karena dari hampir 90 persen penduduk Indonesia yang beragama Islam, baru 20 persen yang menguasai perekonomian Tanah Air.
“Para kiai dan ulama harus ikut bertanggung jawab karena dalam dakwahnya hanya fokus pada bidang ritual keagamaan, khususnya bidang akhirat, tanpa memberikan contoh di bidang perekonomian,” ucap CT, sapaan akrabnya.
Ke depan, lanjut dia, bersama NU akan berusaha mengembangkan warung-warung kecil di satu kelurahan untuk  dipilih yang terbaik, lalu diperbaiki dan dibuat agar bisa bersaing dengan pasar swalayan kecil dengan kerja sama pemerintah.
“Lalu setelah berhasil harus bisa mengembalikan bantuan untuk diperbantukan lagi pada toko-toko yang lain. Yang pasti kami akan membantu dan siap menjadi agen perubahan. Sekarang, tinggal bagaimana NU bisa memanfaatkan saya,” tukasnya.
Sementara itu, pada dialog interaktif yang berakhir menjelang tengah malam tersebut, Ketua Panitia Daerah Muktamar ke-33 NU Drs H Saifullah Yusuf juga mendorong seluruh warga Nahdliyin untuk sukses dan mandiri secara ekonomi. Jika warga NU sukses, maka kesuksesan tersebut akan berdampak terhadap kesejahteraan masyarakat lainnya.
“Saya mendorong agar semakin banyak orang NU yang sukses dalam hal ekonomi. Karena kalau ekonomi NU tumbuh dan bangkit, maka kesejahteraan bangsa akan secara otomatis terangkat dan meningkat,” ungkapnya.
Gus Ipul menjelaskan, bahwa pendiri NU telah memberikan landasan yang kokoh untuk meningkatkan ekonomi ummat. Ulama dan pendiri NU telah terlebih dahulu mendirikan Taswirul Afkar sebagai media dialog pemikiran bagi kalangan kiai dan generasi muda.
Selain itu, pendiri dan ulama NU juga juga mendirikan Nahdlatul Wathan untuk memompa semangat cinta tanah air dan nasionalisme. Cara terakhir yakni mendirikan Nahdlatul Tujjar atau dikenal sebagai kebangkitan pedagang. “Dari kesemua cara ini, pendiri dan ulama menitipkan pesan yang sangat dalam. Bahwa NU dan ummat harus memiliki kecakapan, kecerdasan, pintar, berjiwa nasionalisme dan harus kaya secara ekonomi,” imbuhnya.
Saat ini, orang pintar mulai dari sarjana hingga profesor di NU sangat banyak. Sama halnya dengan kecintaan terhadap NKRI, jiwa nasionalisme warga NU tidak perlu diragukan. Namun, yang kurang adalah tumbuhnya orang-orang kaya baru melalui ekonomi NU. Untuk itu, NU ingin menggali ilmu yang banyak dari Chairul Tanjung, agar warga Nahdliyin dapat terus berdaya saing di bidang ekonomi, terutama menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).
Sementara itu, kegiatan dialog interaktif ini merupakan rangkaian Pra Muktamar dengan harapan mampu menghasilkan keputusan-keputusan berarti bagi warga NU dan bangsa Indonesia. “Persoalan kemandirian umat di bidang ekonomi menjadi agenda besar NU ke depan. Karena itu NU berusaha menggandeng semua elemen bangsa yang memiliki kepedulian terhadap umat,” kata pria yang juga menjabat sebagai Wakil Gubernur Jatim itu.
Muktamar ke-33 NU akan di empat pesantren di Jombang, yakni Pesantren Tebuireng, Pesantren Denanyar, Pesantren Tambakberas, dan Pesantren Peterongan mulai 1-5 Agustus 2015 yang rencananya dibuka secara langsung oleh Presiden RI Joko Widodo. [iib]

Tags: