Bergerak Menguatkan Pendidikan Karakter

Refleksi Hari Guru 25 November 2021

Oleh:
Susanto, M.Pd., Guru SMA Negeri 3 Bojonegoro

Guru merupakan pribadi yang mengedepankan keteladanan yang berkarakter. Artinya, guru orang yang memiliki bakat, minat, panggilan, dan idealisme. Hal itu didasari bahwa guru dalam menjalankan tugasnya mengajak dan selalu memberikan motivasi untuk menuju kebaikan. Memberikan pencerahan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan guru menyiapkan anak didik. Meski sekarang serba IT, Android, dan medsos keberadaan guru tetap dirindukan di kelas. Siswa bisa akses informasi, pengetahuan, dan juga sumber apapun via IT namun penguatan karakter diri siswa tidak bisa tergantikan. Dengan demikian, guru memiliki posisi strategis dalam konteks pembelajaran di kelas.

Karakter yang bagimanakah yang relevan untuk dikuatkan di tengah pandemi Covid-19? Lantas bagaimana sosok guru dalam mengedepankan dan mengerakkan jiwa semangat dalam mengajarkan nilai-nilai karakter yang relevan dengan Pancasila seperti saat ini?

Pelajar yang Berkarakter

Tentunya era saat ini generasi muda harus perlu memahami Profil Pelajar Pancasila (PPP) dan harus sanggup mengimplementasi nilai-nilai Pancasila. Pada esensinya PPP dimaknai luaran pendidikan yang menjadi arah tujuan dari segala upaya peningkatan kualitas pendidikan nasional yang merujuk kepada karakter mulia bangsa Indonesia dan tantangan pendidikan abad 21. Dengan kata lain, upaya dan langkah konkret perlu menjadi bagian pendidikan karakter bagi generasi kita untuk melakukan kehidupan yang berkemajemukan.

Pada konteks yang luas PPP sebuah upaya pendidikan yang berorientasi pada pengautatan karakter atau kemampuan yang sehari-hari dibangun dan dihudupkan dalam diri setiap individu pelajar. Dalam konteks yang luas, mengutip apa yang katakan Sutar, dkk (2021: 40) Pancasila sangat terkait dengan pengembangan profil pelajar khsususnya dalam mengimplemantasikan nilai nilai yang terdapat dalam pancasila dalam menghadapi kehidupan bermasyarakat. Dengan demikian, PPP menjadi langkah awal dalam pengembangan dan juga penyederhanaan kurikulum. Artinya PPP memiliki makna strategis bagi perjalanan kurikulum nasional secara komprehensif untuk mengawal pendidikan yang menglobal seperti saat ini.

Ada beberapa logika yang mendasar mengapa harus generasi muda khususnya para pelajar yang harus membentengi NKRI. Pancasila harus menjadi rujukan nilai etika dan moral bagi bangsa Indonesia. Artinya, pancasila harus memberikan ruang dan waktu bagi dasar mengimplementasikan hidup nyata dalam beretika dan bermoral. Segala kehidupan dalam hidup bermasyarakat haruslah selalu dalam bingkai moralitas dan etika. Jangan sampai etika dan moral tercabut dari kehidupan budaya bangsa Segala upaya maksimal dalam kehidupan harus selalu menjunjung etika dan moralitas. Dengan demikian, pancasila sebagai penjaga moralitas bangsa disaat bangsa menghadapi pandemi Covid-19 seperti saat ini.

Penguataan karakter dalam mengajarkan toleransi harus menjadi bagian terpenting dalam pendidikan. Hak Asasi Manusia, toleransi, kerukunan hidup antarwarga/antaragama, kerjasama global untuk kemakmuran/perdamaian harus menjadi ikhtiar dalam kebangsaan. Hal ini mengandung pengertian, bahwa praktik hidup yang sesunggungnya harus mengedepankan semangat untuk menjunjung perbedaan dalam keberagaman. Dalam skala yang lebih konkrit, sudah saat dalam kehidupan nyata untuk meminimalkan primordial sempit menuju hidup yang toleran tanpa ada kekerasaan dan kebencian.

Peran Guru dan Ortu

Problematika dan tantangan ke depan tentunya bertambah kompleks. Menjawab itu semua maka pancasila harus menjadi agenda kebangsaan oleh semua pihak. Pertama, pancasila mesti diaktualisasikan dalam pendidikan anak oleh orang tua atau keluarga. Mengapa demikian? Karena anak merupakan generasi yang akan menjadi pilar pembangunan. Artinya, sudah saatnya keluarga memiliki peran dalam mengawal pendidikan multikulturalisme yang bersumber pada nilai-nilai Pancasila.

James A Banks (dalam H. A. R Tilar, 2004: 181) pancasila merupakan konsep, ide, atau falsafah sebagai suatu rangkaian kepercayaan dan penjelasan yang mengakui dan menilai pentingnya keragaman budaya dan etnis dalam membentuk gaya hidup, pengalaman sosial, identitas pribadi, kesempatan-kesempatan pendidikan dari individu, kelompok maupun negara. Hal ini mengandung pengertian bahwa pancasila mengandung nilai-nilai universal yang dapat dijadikan spritit dalam sebuah keberagaman baik itu dalam pola pikir dan beraktualisasi nyata baik di lingkungan keluarga dan masyarakat sejak dini bagi anak bagi generasi muda dalam menjalani siklus kehidupan.

Kedua, guru dan orang tua perlu memberikan penguatan pada sikap saling menghargai perbedaan untuk persatuan bangsa. Persatuan bangsa harus tetap utuh sampai kapanpun tanpa batas ruang dan waktu. Keharusan menguasai tehnologi masyarakat Indonesia sehingga dapat yang memajukan kemakmuran dan menjunjung harkat dan martabat. Implikasinya bahwa dalam kehidupan yang serba modern ini kita tidak boleh merendahkan satu sama lain. Semangat rasa solidaritas sosial sebagai satu bangsa, kerjasama dalam menanggulangi masalah nasional adalah sikap yang harus dijunjung tinggi.

Nah, tentunya, momen yang tepat manakala guru dan orang tua untuk bersama-sama mencegah perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai dan karekter bangsa. Pancasila harus diterapkan kembali dalam perilaku sehari-hari dengan cara adanya penguatan dari keluarga dalam pendidikan anak sejak dini. Sudah saatnya anak-anak kita memiliki semangat persatuan keindonesian yang kokoh. Sebab bagaimanapun juga harus diakui bahwa daya tahan suatu bangsa akan terukur manakala keluarga memberikan penguatan dalam hal pendidikan anak. Nilai-nilai pancasila sangatlah relevan untuk menangkal paham radikalisme, primordial sempit, dan juga perilaku intoleransi yang penuh dengan ujaran kebencian. Keberadaan PPP harus bisa pionir dalam mengaktualiasi pancasila. PPP harus eksis sampai kapanpun di tengah maraknya radikalisme, hoaks dan juga intolerasi di tengah pandemi Covid-19 dalam mengawal NKRI. Oleh Karena itu, peran guru seperti saat ini sangat dibutuhkan dalam membersamai dalam penguatan karakter ketika pembelajaran di sekolah selain orang tua yang melakukan pembimbingan di rumah. Selamat Hari Guru Nasional 2021, teruslah “Bergerak dengan Hati Pulihkan Pendidikan” sesuai tema pada tahun ini.

———— *** —————

Tags: