Berharap Pendaftaran Ujian Nasional Perbaikan Diperpanjang

Foto: ilustrasi

Dindik Jatim, Bhirawa
Persiapan pemerintah dalam melaksanakan Ujian Nasional (UN) Perbaikan atau gelombang dua masih terlalu prematur. Sosialisasi untuk mengerek minat calon peserta tak kunjung dilakukan. Sementara waktu pendaftaran akan segera ditutup besok, Sabtu (23/9).
Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim Dr Saiful Rachman menuturkan, rapat koordinasi (Rakor) UN perbaikan di Jatim baru akan dilakukan pada 27 September mendatang. Pada saat itu, pendaftaran UN perbaikan sudah ditutup. Karena itu, pihaknya berharap dari pemerintah pusat ada kelonggaran untuk perpanjangan waktu pendaftaran.
“Nanti kita usulkan pusat kalau pelaksanaanya masih 15 Oktober dan evaluasi pesertanya ternyata masih sedikit agar ada perpanjangan waktu,” tutur Saiful dikonfirmasi kemarin.
Saiful mengakui, sejumlah kekurangan dalam pelaksanaan UN perbaikan tahun ini adalah sosialisasi yang terlalu mepet. Sementara panitia di pusat sendiri juga tidak terlihat ada greget untuk melaksanakannya. “Kita sudah sempat mengusulkan agar UN perbaikan itu ditiadakan saja. Tapi tidak tahu kok sekarang tiba-tiba muncul lagi,” terang Saiful.
Hingga kini, peminat UN perbaikan sendiri belum bisa diprediksi jumlahnya. Padahal, jumlah peserta yang seharusnya ikut dari Jatim cukup tinggi. Lulusan SMA tahun lalu 85 persen nilainya di bawah Standar Kompetensi Lulusan (SKL) atau di bawah 55. Sementara SMK lulusan yang di bawah SKL mencapai 55 persen.
“Sebenarnya banyak kemudahan bagi yang ingin mengikuti UN perbaikan. Siswa tidak perlu kembali ke sekolah asal. Bagi yang sudah berada di luar kota bisa mengikuti UN perbaikan di tempatnya saat ini secara online,” kata Saiful.
Di Jatim sendiri, tercatat ada 82 sekolah yang ditunjuk sebagai tempat pelaksanaan UN perbaikan. Khusus di Surabaya, pelaksanaan UN perbaikan di pusatkan di SMAN 6 Surabaya dan SMKN 1 Surabaya. Hanya saja, pemerintah pusat juga belum memastikan jadwal UN perbaikan itu akan mulai digelar. Terdapat dua opsi kemungkinan pelaksanaan, pertama pada 10 – 12 Oktober atau 13 – 15 Oktober.
Lebih lanjut Saiful mengatakan, para lulusan yang memiliki nilai di bawah SKL diharapkan agar melakukan perbaikan. Karena ini akan diperlukan bagi siswa dalam mencari pekerjaan. “Tidak perlu khawatir, karena nilai yang dipakai adalah nilai yang paling tinggi. Jadi meski jeblok perbaikannya, tetap nilai yang dipakai yang tertinggi,” tandas mantan Kepala Badan Diklat Jatim ini.
Anggota Dewan Pendidikan Jatim, Biyanto mengungkapkan UN perbaikan tiap tahun selalu sepi peminat. Ini lantaran hasil UN perbaikan tidak ada pengaruhnya dengan studi lanjut ataupun pekerjaan lulusan SMA/SMK. Hal ini sudah terjadi sejak pergeseran posisi UN yang tidak lagi sebagai penentu kelulusan ataupun pertimbangan masuk kerja dan kuliah.
Menurut Sekretaris Pengurus Wilayah Muhammadiyah Jatim ini,  sekolah dan Dindik harus turut menyosialisasikan adanya UN gelombang kedua ini. Sebab, sekolah harusnya masih memiliki akses komunikasi dengan alumnusnya.
“Harus ditekankan pentingnya perbaikan rekam jejak akademik siswa meskipun sudah memiliki pekerjaan ataupun kuliah,” ungkapnya. Anak-anak, tambahanya, harus tetap melakukan perbaikan untuk memenuhi standar nilai. Apalagi saat ini UN perbaikan masih gratis. Sehingga jangan sampai  kesempatan ini diabaikan. [tam]

Tags: