Berhenti Sekolah dan Pasrah Karena Tak Ada Biaya Berobat

Nurul Hidayati, didampingi ibunya meratapi penyakit tumornya. [syamsuddin]

Nurul Hidayati, didampingi ibunya meratapi penyakit tumornya. [syamsuddin]

Nurul Penderita Tumor
Pamekasan, Bhirawa
Kecerian masa remaja seakan sirnah dari wajah manisnya, kini ia hanya bisa pasrah dengan kondisi tubuhnya yang menyulitkannya untuk bergerak. Bahkan terkadang rasa sakit melilit si sekitar perutnya yang buncit akibat tumor.
Itulah kondisi Nurul Hidayati (13), asal Dusun Bicabbih Dowa Desa Larangan Luar, Kecamatan Larangan Kabupaten Pamekasan, menanti uluran tangan untuk biaya penyakit tumor yang dialami hampir 3 tahunan ini.
Akibat penderitaan itu, gadis berkulit sawo matang ini, sekitar dua tahun yang lalu terpaksa  berhenti sekolah di SDI Darul Karomah. Anak pasangan Mujekah dan Sutyah (sudah bercerai) tidak mampu berobat karena terkendala biaya.
Nurul yang tinggal dengan kakek dan neneknya ini mengalami sakit sejak kelas tiga SD, hingga sekarang masih belum dapat disembuhkan.
Amar tokoh masyarakat di Desa Larangan Luar, mengatakan, Nurul Hidayati pernah diperiksakan ke RSU dr. Slamet Martodirdjo Pamekasan. Oleh pihak rumah sakit dirusuh rujuk ke Surabaya dan menyiapkan dana sekitar Rp 15 juta untuk biaya operasi penyakit tumor.
“Dana sebesar lima belas juta, untuk ukuran orang desa sangat besar. Apalagi bagi Nurul Hidayati yang tinggal bersama kakek dan neneknya. Jangan untuk operasi penyakitnya, biaya makan sehari-hari saja sudah sulit,” kata Amar, mendampingi rekan wartawan bertandatang ke rumah penderita.
Nurul Hidayati dan orang tuanya hanya bisa pasrah kepada Allah, SWT, karena mereka tidak mampu mengobati perut Nurul yang tiap hari bertambah besar seperti orang mengandung 9 bulan. “Aku pingin sembuh, pingin sekolah lagi bersama teman-teman ” keluh Nurul. [din]

Tags: