Beri Harapan Baru Penyandang Kanker

Prof Dr Fahimah Martak

Prof Dr Fahimah Martak
Penelitian senyawa komplek antikanker yang digagas oleh Guru Besar Institute Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS), Prof Dr Fahimah Martak memberikan harapan baru bagi para penyandang kanker di Indonesia. Pasalnya Dosen Departement Kimia Fakultas Ilmu Alam (FIA) ini mengembangkan senyawa kompleks sebagai lapisan material magnetic dan zat anti-kanker.
“Senyawa kompleks ini akan berguna pada bidang industry dan farmasi” ungkapnya. Dalam orasi ilmiah ayang berjudul “Senyawa Kompleks : Aplikasi pada Material Magnetik dan Senyawa Antikanker” pada pengukuhan professor di Graha ITS ini menjelaskan jika senyawa kompleks merupakan senyawa kimia yang terbentuk anatara senyawa ligan dan ion logam. Senyawa kompleks dengan ligan senyawa N-(alilkarbamotioil) benzamida dimodifikasi dari segi struktur dengan menambahkan 12 macam substituen berbeda pada senyawa benzena.
“Perbedaan substituen ini mengaktifkan senyawa kompleks sebagai zat antikanker” imbuhnya.
Dalam melakukan modifikasi ini, lanjut Prof Fahimah, dilakukan penambahan masing-maisng substituent berdasarkan sifat lipofilik, elektronik dan sterik senyawa ligan. Selain itu, Fahimah menambahkan jika penelitian senyawa kompleks tersebut berlanjut dengan menggunakan ligan yang berbeda. Yakni 4,5 difenil-1H-imidazol.
“Ligan tersebut dimodifikasi strukturnya dengan menambahkan substituen gugus kloro dan nitro. Kompleks dengan ligan 2(4-klorofenil),4,5-difenil-1H-imidazol memiliki peranan aktif untuk membunuh sel kanker jenis cellines Humans Colorectal (HCT 116),” imbuh istri dari Ahmad Riza ini. Selain ligan, tambahnya, ion logam juga berperan penting dalam pembentukan senyawa kompleks yang di telitinya. Dari hasil penelitian tersebut, Ia menyimpulkan jika ion logam koblat lebih berpotensi untuk membunuh sel-sel kanker. “Ion logam koblat ini menghasilkan Co(II)/Zn(II)-pyridin(2,6-dikarboksilat) yang memiliki toksisitas rendah yaitu 83,71 g/mL” paparnya.
Lebih lanjut, senyawa kompleks yang memiliki toksisitas yang rendah dari 100mg/L berpotensi aktif sebagai senyawa anti-kanker. Selain itu, tambah professor bidang kimia ini, bahwa pengembangan senyawa anti-kanker tersebut, juga sudah ia kembangkan bersama tim dari fakultas farmasi Universitas Airlangga (Unair). “Kimiawan tidak pernah bekerja sendirian tetapi bekerja sama dengan ahli-ahli untuk bidang yang terkait, misal teknik elektro dan ilmu farmasi,” kata dosen kelahiran Surabaya, 3 Juli 1966 ini.
Dari hasil penelitian keduanya, Fahimah menuturkan jika ia mengubah senyawa kompleks menjadi material cerdas dan dari sifat material itu, dapat digunakan sebagai bahan dasar dalam pembuatan alat sensor dan memori komputer.
“Biasanya jika komputer normal tiba-tiba mati saat penggunaan, maka data yang tersimpan akan hilang. Sedangkan dengan senyawa kompleks yang diterapkan dalam sistem memori, dapat menyimpan data secara otomatis lebih lama, walau komputer dalam keadaan mati mendadak,” tutur ibu satu anak ini. [ina]

Rate this article!
Tags: