Beri Keterampilan Anyaman dan Olahraga bagi Eks Penderita

Puluhan eks penyandang gangguan jiwa mendapatkan keterampilan membuat tas dari anyaman plastik dan kain bekas untuk keset. [ramadlan]

Puluhan eks penyandang gangguan jiwa mendapatkan keterampilan membuat tas dari anyaman plastik dan kain bekas untuk keset. [ramadlan]

Posyandu Gangguan Jiwa Puskesmas Peterongan
Kabupaten Jombang, Bhirawa
Merawat pasien penderita gangguan jiwa tidak mudah, apalagi jumlahnya mencapai puluhan pasien. Hal ini seperti yang terlihat di Pusat Kesehatan Terpadu (Posyandu ) Puskesmas eks penyandang gangguan jiwa di Puskesmas Dukuh Klopo Kecamatan Peterongan Jombang.
Setiap Jumat, sebanyak 45 pasien eks gangguan jiwa  mendapatkan kegiatan keterampilan dan olahraga sesuai dengan hobi mereka. “Jumlahnya 45 orang ini yang aktif mengikuti kegiatan mingguan yang kita pusatkan di Balai Desa Bongkot . Total pasien ada 110 orang,”ujar Anik Rofiqoh, perawat sosial pasien Posyandu Jiwa di Peterongan akhir pekan lalu.
Para pasien ini, lanjut Anik biasanya mengikuti olah raga voli dan catur serta olahraga senam. Sedangkan untuk pasien perempuan mendapatkan bimbingan kegiatan menyulam tas.”Ini salah satu bentuk rehabilitasi yang dijalankan di Posyandu sini,”imbuhnya.
Dikatakan perempuan berjilbab ini, para penderita gangguan jiwa memiliki latar belakang yang berbeda-beda, mulai dari sakit bawaan lahir, gangguan jiwa karena gagal berkeluarga, sakit jiwa karena ingin kuliah, kepingin motor hingga akibat penyalahgunaan narkoba. ” Bahaya penyalahgunaan narkoba jika dikonsumsi terus menerus, pengguna akan mengalami halusinasi yang cukup serius, mudah marah dan rentan mengalami ganguan jiwa,”bebernya.
Saat ini, di Posyandu Desa Bongkot, Peterongan, Jombang terdapat 4 orang penderita ganguan jiwa akibat penggunaan narkoba. Pasien jiwa tersebut masih dalam kategori umur produktif yakni 20-45 tahun. “Empat pasien itu yang dibawa keluarganya ke Posyandu kami ini. Mereka mantan pengguna narkoba dan minuman keras. Sebelum mengikuti kegiatan di Posyandu Jiwa, mereka sering berhalusinasi, terisolasi sosial, dan pemarah,” ungkapnya.
Pasien jiwa akibat narkoba diperlakukan sama dengan pasien jiwa yang lainnya. Tak ada pembedaan dalam hal penanganan terhadap pasien jiwa akibat narkoba, semua pasien dipotong rambutnya, dimandikan hingga dimake-up dan juga ditimbang.
Selain pemeriksaan kesehatan fisik, petugas juga memberikan konseling dan pendidikan keterampilan. Dan kondisi pasien dicatat dalam buku kartu menuju sehat jiwa. “Kita fokus menangani kesehatan jiwanya dengan mengajak berkomunikasi, melakukan kegiatan, minum obat, juga tak luput selalu kita ajak berdoa untuk kesembuhannya. Penanganan kesehatan jiwa pasien digelar rutin setiap bulan,” jelasnya. [Ramadlan]

Tags: