Beri Sentuhan Ande-ande Lumut Lebih Atraktif dan Modern

Para siswa asal SMPN 4 Kota Malang dan SMAN 1 Kertosono tengah melakukan pemantapan hari terakhir di pendopo Dindik Jatim Jl Jagir Sidoresmo 5 Surabaya, Rabu (10/6).

Para siswa asal SMPN 4 Kota Malang dan SMAN 1 Kertosono tengah melakukan pemantapan hari terakhir di pendopo Dindik Jatim Jl Jagir Sidoresmo 5 Surabaya, Rabu (10/6).

Melihat Persiapan Delegasi Jatim dalam Duta Seni Pelajar se-Jawa-Bali dan Lampung
Kota Surabaya, Bhirawa
Ajang silaturahim seni dan budaya antar provinsi se-Jawa-Bali dan Lampung kembali akan digelar. Tahun ini, Bali menjadi tuan rumah penyelenggaraan. Sebagai anggota tetap, Jatim tak mau ketinggalan. Seniman-seniman pelajar terbaik pun disiapkan untuk memeriahkan ajang berlabel Duta Seni Pelajar (DSP) 2015 itu.
Kisah Ande-ande Lumut adalah cerita rakyat yang cukup populer di Jawa Timur, khususnya di Kediri. Sebuah cerita yang mengangkat tentang kesederhanaan dan cinta sejati seorang pangeran. Dari perjalanannya mencari cinta, berbagai jenis pertunjukan lahir mewarnai jagad seni tradisi Jatim.
Cerita ini pula yang akan dibawakan siswa-siswi asal Jatim untuk memeriahkan DSP 2015 di Bali mulai 12 – 14 Juni mendatang bertepatan dengan Pesta Kesenian Bali ke XXIII. Namun dalam seni pertunjukan kali ini, kisah Ande-ande Lumut ditampilkan dengan mengubah konsep kerajaan menjadi lebih modern. Baik dari segi penampilan aktornya, maupun dialektika antar pemain. Judulnya pun diubah, bukan lagi Ande-ande Lumut melainkan ‘Juragan Nggolek Mantu’ (Tuan mencari menantu).
Hanandya Ariyanti Putri adalah salah satu aktor dalam seni pertunjukan tradisional itu. Siswi yang duduk di bangku SMPN 4 Kota Malang mengaku sudah tak sabar untuk tampil di panggung Ardha Candra Art Centre Denpasar. Dia akan berperan sebagai Klenting Kuning, perempuan yang kelak akan menjadi istri pilihan Ande-ande Lumut.
“Seneng, tapi juga deg-degan juga mau tampil di panggung besar dan dilihat orang dari berbagai provinsi,” tutur perempuan yang akrab disapa Hana itu.
Klenting Kuning dalam ceritanya adalah anak bungsu dari empat bersaudara. Saudara-saudara Klenting Kuning ini merupakan perempuan-perempuan yang berparas cantik. Berbeda dengan Klenting yang penampilannya sangat biasa. Saat tampil, dia bahkan disangka sebagai orang gila yang tak tahu diri karena berharap dipersunting sang pangeran. “Siapapun boleh menawarkan dirinya menjadi istri pangeran sekalipun orang gila seperti dia (Klenting Kuning),” ucap aktor yang berperan sebagai Mbok Rondo.
Mbok Rondo ini adalah perempuan yang berperan sebagai juragan dan dia sedang mencarikan jodoh untuk Ande-ande Lumut. Hana kembali mengungkapkan, persiapan menuju panggung DSP 2015 ini lumayan berat. Sejak Mei lalu, dia harus bolak-balik ke Surabaya untuk berlatih bersama teman-temannya. Itu pun dilaluinya dengan penuh semangat. Sebab dia merasa penampilan dalam acara tersebut akan membawa nama baik pendidikan kesenian Jatim. “Capek, tapi harus tetap fokus. Karena di panggung kita tidak boleh ada satu pun kesalahan,” tutur dia.
Nyaris tidak ada masalah dengan penampilan Hana dalam pertunjukan ini. Hanya satu adegan yang menurutnya paling menantang. Yakni saat cintanya diterima Ande-ande Lumut. Dia dituntut menemukan chemistry seorang yang sedang jatuh cinta. “Saya kan belum pernah pacaran. Jadi agak susah, grogi juga. Apalagi saat harus bertemu pandan, itu paling malu,” tuturnya sambil tersenyum.
Sekitar 50 siswa DSP asal Jatim ini rencananya akan diberangkatkan Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim menuju Bali, Kamis (11/6) hari ini. Kepala UPT Dikbangkes Dindik Jatim Efie Widjajanti menuturkan, tim DSP asal Jatim ini terdiri dari dua sekolah, yakni SMPN 4 Kota Malang dan SMAN 1 Kertosono. Mereka adalah para pemenang Lomba Seni Pertunjukan 2014 di Taman Krida Budaya Malang beberapa bulan lalu. “Ini apresiasi kita untuk sekolah yang telah mengembangkan PPST (Pendidikan Pengembangan Seni Tradisi) dengan baik,” tutur Efie.
Diungkapkannya, event ini akan diikuti delapan provinsi yang akan saling unjuk kebolehan seni daerah masing-masing. Diantaranya ialah Jatim, Jawa Tengah, DI Jogjakarta, Jawa Barat, Banten, DKI Jakarta, Bali dan Lampung. Dia menjelaskan, DSP ini sejatinya lahir dari Rapat Konsultasi Regional Pembangunan Wilayah B Jawa Bali pada 1999 lalu. Saat itu terdapat tujuh provinsi yang terwadahi dalam Mitra Praja Utama (MPU) kemudian berkembang saat ini menjadi delapan provinsi dengan bergabungnya Provinsi Lampung. “Ini adalah ajang untuk bersilaturahim melalui seni dan budaya,” kata Efie. [tam]

Tags: