Beri Tugas Siswa SD Membuat Masker di Tengah Pandemi Covid-19

Para siswa SDN Songgokerto 3 membuat masker dari kain perca yang ditugaskan oleh guru sekolah. [anas bahtiar]

Kota Batu, Bhirawa
Tugas menarik diberikan kepada para siswa SDN Songgokerto 3 Kota Batu selama masa pemberlakuan belajar di rumah. Untuk mengasah keterampilan selama pandemi Covid 19, mereka diberi tugas untuk membuat prakarya masker pelindung mulut dan hidung. Tugas ini sengaja diberikan juga untuk menghilangkan kejenuhan para siswa selama berada di rumah.
Menurut Kepala Sekolah SDN Songgokerto 03, Helmina Mauludiyah, tugas membuat masker yang diberikan ini tidak hanya dilakukan untuk membuat para siswa terampil. Namun juga melatih ketelatenan dan memberikan tantangan baru untuk para siswa agar tidak jenuh saat berada di rumah.
“Kegiatan ini diberi nama One Child One Masker, jadi satu siswa membuat satu masker. Kegiatan ini dilaksanakan sebagai upaya pengisian kegiatan belajar di rumah,” ujar Helmina, Selasa (12/5).
Tugas membuat masker ini, lanjutnya, diberikan untuk mengalihkan aktivitas siswa dari permainan games yang saat ini juga sedang membooming. Selain itu tugas ini diharapkan juga bisa menumbuhkan rasa empati terhadap kesulitan yang sedang dialami masyarakat sekitar. Karena masker buatan mereka akan dibagikan kepada masyarakat yang membutuhkan.
“Kami berikan panduan tahapan pembuatan masker dari bahan kain perca, mulai dari menjahit, mengemas dan membagikannya. Lewat kegiatan ini kita melatih rasa empati, ketelatetan, dan kerapian,” jelas Helmina.
Tugas unik ini direspon dengan penuh semangat oleh para siswa. Hal ini terlihat pada keseriusan siswa kelas V di sekolah ini mengerjakan tugas. Diantaranya, Balqis yang dengan cekatan memotong kain perca di tangannya. Kemudian potongan kain ini dijahit rapi hingga akhirnya menjadi sebuah masker.
“Saya memang suka menjahit, sudah lama diajari menjahit oleh Ibu, karena itu saya senang sekali mendapatkan tugas membuat masker ini,” kata Balqis.
Kecekatan yang sama juga ditunjukkan dua siswa lainnya, Kirana dan Dina. Kedua siswi ini menyambung kain perca beragam warna hingga menjadi sebuah masker yang indah. Namun hal sedikit berbeda dialami siswa laki-laki bernama Akbar. Dia terlihat kesulitan membentuk kain perca ini menjadi sebuah masker seperti tiga temannya. Namun ia tetap bangga karena bisa menyelesaikan pembuatan masker yang merupakan tugas dari gurunya.
“Yang paling sulit saat menjahit kain perca menjadi sebuah masker,” ujar Akbar sambil tersenyum. Ia akhirnya bisa menyelesaikan tugas membuat masker ini dengan pendampingan orang tua. [nas]

Tags: