Berjuang Selamatkan 7 Mata Air

Juadi

Juadi

Juadi
Ada misi khusus yang dibawa Juadi ketika ia mencalonkan diri menjadi Kepala Desa Sumber Brantas. Pria asli Batu ini ingin menyelamatkan sumber-sumber mata air yang banyak terdapat di desanya.
Bak gayung bersambut, Juadi mendapatkan kemudahan untuk merealisasikan misinya, setelah ia dilantik menjadi Kades Sumber Brantas pada pertengahan bulan Oktober lalu.
Juadi mengatakan bahwa menyelamatkan keberadaan sumber mata air merupakan cita-citanya yang harus direalisasikan. Karena saat ini terjadi penurunan debit air di beberapa sumber mata air yang ada di Kota Batu pada umumnya, dan Desa Sumber Brantas pada khususnya.
Sedikitnya ada 7 mata air di Desa Sumber Brantas yang perlu diselamatkan keberadaannya. Yaitu, Sumber Suyitno, Sumber Joko, Sumber Jamitri, Sumber Kaplingan, Sumber Marji, Sumber Makam, dan Sumber Brantas. Dan Sumber Brantas adalah mata air paling besar yang menjadi titik nol atau hulu dari Sungai Brantas, sungai yang menghidupi warga di beberapa daerah di Jatim.
“Saat ini hampir semua sumber air mengalami penurunan debit air yang dikeluarkan. Hal ini yang perlu kita selamatkan agar debit air kembali normal seperti semula,”ujar Juadi, Rabu (2/11).
Nampaknya Juadi mendapatkan kemudahan untuk merealisasikan cita-citanya. Hal ini setelah ia memenangkan Pilkades dan dilantik sebagai Kades Sumber Brantas pada 13 Oktober 2016 lalu.
Sejak saat itu Juadi mempersiapkan misi penyelamatannya. Hal ini dilakukan dengan menggerakkan warga dan semua simpatisan peduli mata air untuk melakukan penanaman seribu pohon. Hal ini dilakukan di titik-titik resapan air yang ada di setiap sumber mata air.
“Tanaman yang akan kita tanam ada 1000 pohon, seperti pohon beringin dan luh. Kita berharap dengan cara ini bisa meningkatkan debit air yang ada di semua sumber, hingga kebutuhan masyarakat akan air terpenuhi,”jelas Juadi.
Ia menceritakan, penurunan debit dari sumber mata air ini sudah mulai masuk tahap memprihatinkan. Karena Desa Sumber Brantas yang berada di ketinggian 1500 dpl dan terkenal kaya dengan sumber air, kini kekurangan air.
Penyebab kekurangan air ini, selain debit air yang mengecil juga pertumbuhan penduduk yang mengalami peningkatan sebesar hingga mencapai 10 persen. Kondisi ini memaksa pengelola air harus mengalirkan air secara bergantian, agar semua warga kebagian air. [nas]

Rate this article!
Tags: